1~murid pindahan~•°•

45 38 188
                                    

Tring! tring! tring!

Bunyi jam alarm sedari tadi berbunyi tanpa henti tetapi sang empu masih tetap tidur tanpa merasa terganggu, jam menunjukkan pukul 8:23 menit, artinya sudah 1 jam yang lalu kelas dimulai.

Pintu dibuka dengan kasar menampilkan wanita paruh baya dengan celemek di badannya dan di genggamnya spatula, menatap anaknya yang sedang tidur dengan pantat mengarah keatas.

Tuk!

Rena memukul pantat vania dengan spatula miliknya membuat si empu merasa terganggu dan membuka matanya perlahan.

"Bangun vania kamu nggak sekolah?, sudah jam berapa ini"

Vania menggaruk kepalanya kasar "jam berapa emang mah?"

"Udah jam 8 tuh" Jawab Rena menoleh ke arah jam

Vania dengan spontan berdiri tak lupa matanya yang mendadak melotot tak percaya sambil menatap mamahnya
"Jam 8!" Ucap vania agak melengking kan suaranya, rena hanya mengangguk mengiyakan

"Oh"

Setelah mengatakan itu, vania kembali merebahkan tubuhnya di kasur dan menarik selimut menutupi tubuh mungilnya.

Rena mengerutkan keningnya berjalan menurunkan selimut yang menutupi tubuh anaknya
"Vania bangun kamu udah telat ayok cepat"
Seraya menarik kedua tangan milik anaknya membuat vania mau tak mau duduk dengan terpaksa

"Mah, otak vania itu cuman 3Gb, nggak bisa dipake belajar lagipula belajar membuat vania menjadi pintar setelah itu menjadi sombong setelah menjadi sombong dijauhin terus di bully terus depresi terus meninggal
jadi, belajar = meninggal" Jelas vania membuat rena memutar bola matanya malas

"Nggak usah alasan, mandi terus sekolah"

"Tapi mah"

"Nggak!" Sela rena "kamu mau mamah buang komik kamu sama matiin wifi" Ancam rena membuat vania membisu

Rena meninggalkan kamar vania sedangkan vania mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Demi wifi, TATAKAE!"

Vania bangkit seraya masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa menit berlalu vania turun untuk berpamitan kepada mamahnya sebenarnya dia malas kesekolah tapi karna Wifi akan dimatikan jadi dia terpaksa.

Vania menggenggam tangan rena "Mah vania berangkat, do'ain otak vania nggak ngebul" Seraya mencium tangan mamahnya

"Semangat dong biar bisa pintar kayak anak tetangga"

"Cih selalu dibandingin ama si doi, mah sebenarnya vania ini pintar tapi vania nggak mau mencolokkan diri" Cibir vania

"Doi itu siapa lagi vania?"

Vania menggerutu padahal dia sudah menjelaskannya ribuan kali "si doni lah, tapi vania singkat jadi doi (doni orang indigo), kan dia indigo bisa liat sesama jenis, apalah daya vania yang anak indibego"

Maksudnya yang vania bilang sesama jenis itu sesama setan kan doni setan juga.

Rena mengelus puncak kepala anaknya "iya-iya, sudah sana sekolah" Usir rena seraya menghempaskan tangannya

"Awas vania mati tau rasa mamah" Ancam vania lalu berjalan keluar dari rumahnya, rena tak menghiraukan dan kembali ke aktifitasnya

~•••~

Angkot berhenti didepan SMA 'sky high School' SMA dengan bangunan 2 tingkat dengan lapangan yang luas tidak heran sekolah ini menjadi sekolah favorit di kotanya, semua karna fasilitas sekolah ini memadai dan sudah banyak siswa dan siswi berprestasi yang suskes berasal dari sekolah ini.

MY LITTLE MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang