Hai aku Marsya, sedikit aku jelaskan tentang keluarga. Aku anak kembar dan kembaran ku bernama Marsyi. Kami berdua lahir dari keluarga yang cukup mampu, gak kaya dan juga gak miskin ya sederhana lah. Aku dengan Marsyi kuliah di kampus yang sama, hanya saja yang berbeda adalah program studi. Aku kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi dan Marsyi di jurusan Teknologi Pangan. Kedua orang tua ku bekerja di salah satu perusahaan yang berbeda, mereka hanya sebagai karyawan biasa pada umumnya yang mana cukup untuk memenuhi kebutuhan ku dan Marsyi. Memiliki sebuah keluarga yang harmonis memang sangat beruntung, tapi aku merasa masih kurang. Bukan kurang soal uang atau materi, big no. Tapi aku merasa kurang karna terkadang aku suka dilabelkan oleh keluarga sendiri dengan sebutan "Anak manja" "Anak gak bisa diandalkan, kamu bisanya apa sih?" "Hobi mu kan nangis doang" dan sebutan lainnya yang kadang bikin aku sakit hati.
Aku sudah menerima perkataan itu dari kecil, namun entah mengapa tanpa disadari perkataan itu malah berpengaruh ke diri aku hingga dewasa. Istilahnya kaya omongan adalah doa, gitu. Aku gak pengen mendeskripsikan disini lebih panjang, jadi ini lah kisah ku dimulai.
****
Wisuda...?
Yap! wisuda adalah upacara pelantikan bagi seseorang yang telah menempuh pendidikan. Banyak orang yang menganggap hari itu adalah hari bahagia karena sudah bebas dari perjuangan titik darah skripsi mendapatkan sebuah gelar sarjana. Tapi tidak dengan ku, entah mengapa aku merasa wisuda malah semakin membuat ku beban, cemas karena adanya insecure, takut tidak bisa berkembang dan bersaing dengan banyak lulusan baru di semua Universitas yang ada di Indonesia.
Tepat pada tanggal 20 Maret 2021 adalah hari kelulusan ku telah usai menjalani pendidikan sarjana. Namun sayangnya karena pandemi yang tak kunjung kelar, kampus ku mengadakan wisuda online di rumah masing-masing. Aku yang sudah siap dari pagi dengan dandan rapih menggunakan kebaya sudah stand by di depan laptop sambil menunggu nama ku dipanggil oleh MC untuk melakukan pemindahan toga.
"Ibu duduk sini dek?" ucapnya yang baru saja kelar dengan kebayanya. Aku yang mendengar suara ibu memanggil segera menoleh ke arahnya dan mengangguk.
Meski acaranya dilakukan secara online, acara tetap berjalan dengan semestinya penuh khimat. Satu persatu nama disebutkan oleh sang MC hingga sampainya tiba nama ku di panggil. Aku melihat Bapak dan Ibu begitu senangnya saat anaknya dipanggil oleh sang MC dan dinyatakan resmi wisuda dari kampusnya beralmamater maroon. Aku segera memposisikan duduk menghadap ke arah ibu, tangan Ibu dengan cepat memindahkan tali toga ke sebelah kanan.
Namun dibalik keceriaan mereka hari ini, aku sebenarnya juga sedih. Sedih karena memikirkan besok hari aku sudah menjadi pengangguran. Tetapi aku gak mau merusak suasana hati mereka hari ini. Aku cuma bisa ikut tersenyum dan memendam semua itu sendirian.
Waktu terus berjalan sudah setengah hari full acara wisuda telah selesai dilaksanakan, Bapak dan Ibu mengajak sekeluarga makan-makan untuk merayakan kelulusan ku hari ini. Di moment itulah aku mencoba menurunkan overthinking agar bisa ikut dalam canda tawa mereka, bertukar cerita satu sama lain hingga menjelang malam. Setibanya di rumah aku segera membersihkan badan dan juga mengganti piyama, rasanya ingin sekali cepat-cepat tidur acara seharian ini membuat ku lelah. Namun sebelum tidur, tentunya aku mengapresiasikan diri dengan mengucapkan terima kasih dan happy graduation untuk diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih ke pasrah, BUKAN nyerah!
RandomPerjalanan hidup tentang tentang Marsya, cewek yang baru saja lulus yang memiliki keingintahuan yang tinggi, sukar bimbang memutuskan sesuatu. Juga orang-orang di sekitar nya, yang kurang mendukung keahliannya selalu membuat label untuk Marsya deng...