Petir menyambar.
Di luar gelap dan hujan turun perlahan menjadi deras. Di dalam kamar temaram yang hanya dicahayai lampu tidur kecil kelap kelip, gadis itu terduduk di atas kasur menatap kosong seprai yang terpasang di kasur.
"Gila...." Ia menggumam. "Ini benar-benar gila!"
Gadis yang terlihat kecil itu, mengkerut di tengah posisi ranjang memeluk kedua kakinya yang ditekuk. Badannya terasa sakit dan perban terbalut di mana-mana. Sudah pasti ... pemilik tubuh itu baru saja mengalami kecelakaan.
TAPI!
Dirinya--jiwa yang menempati raga itu--merasa tidak terima sebab yang ia alami sekarang terasa mustahil.
"Benar-benar mustahil," ucapnya.
Ia ingat malam itu hujan deras. Ia sedang berada di depan minimarket, menunggu seseorang menjemput. Di tangannya tergenggam secarik kertas. Ia sudah menunggu cukup lama untuk itu.
Dengan sialannya, guntur meledak dan halilintar menyambar. YA, BENAR! PETIR MENYAMBAR DIRINYA HINGGA TEWAS!
Ia masih ingat betul rasa sakit dan kejangnya, detik-detik yang merenggut nyawanya. Ia kira dirinya akan segera menuju surga Tuhan ataupun alam penghakiman, tetapi ternyata, ia kembali membuka mata dan mendapati dirinya bukan berada di tempatnya.
TUBUH INI BUKAN MILIKKU!
Ia ingin memprotes seperti itu, tapi harus protes ke siapa? Apakah Tuhan yang salah meletakkan nyawanya, atau malaikat lalai pada tugasnya?
Ah, pusing!
Tidak ada jawaban yang valid. Bahkan keberadaan jiwanya yang menempati tubuh itu, ia masih merasa itu mustahil. Tidak mungkin ia mati lalu jiwanya berpindah ke raga orang lain untuk menggantikannya.
Tidak mungkin ... kan?
Oke. Sekarang ia ragu. Ini sudah sepuluh hari. Ia masih menempati tubuh gadis itu.
"Apa yang kau lakukan, bodoh?"
Gadis itu memasang wajah masam tanpa harus repot-repot berbalik untuk memandang siapa yang memberinya kalimat tanya tersebut. Di depannya terdapat kaca setinggi dua meter yang memantulkan dua bayangan seseorang. Dirinya dan sosok itu.
"Ha! Mau seberapa sering kau berkaca, kau tetaplah jelek!" Sosok itu tertawa mengejek.
Gadis itu melengos ingin pergi, tetapi sosok itu menyadari dan merengut marah. "Hei! Kau berani mengabaikanku?!"
Grep!
Pundak kecil itu didorong. Hanya perlu sedikit dorongan, ia nyaris jatuh gedubrak. Sosok berambut pirang yang mendorongnya lagi-lagi menertawakan, seolah-olah apa yang terjadi pada gadis itu adalah tontonan lucu bagi dirinya.
"Pfftt! Kau memang lemah!"
Sabar. Orang sabar sudah pasti disayang Tuhan. Meredam rasa marahnya, gadis itu memejamkan matanya sesaat. Ketika membuka mata, layangan tatapan tajam langsung terarah ke sosok pirang.
"K-kau! Lihat apa kau?!"
Tatapan intimidasi membuat sang lawan merasa gentar. Sosok pirang itu perlahan mundur. Entah kenapa, ia muncul rasa terancam sehingga kakinya bergerak otomatis mundur dua langkah.
"KAU! DASAR ANAK ANEH! AWAS SAJA KAU! AKU TIDAK TAKUT DENGANMU!"
Sosok pirang itu berteriak lantang, tetapi kemudian berbalik dan berlari entah ke mana. Ia meninggalkan sang gadis sendirian yang masih mempertahankan ekspresi datarnya hingga ia merotasikan matanya, merasa malas, jengkel sekaligus.
Sebuah liontin bertuliskan nama dengan awalan huruf Z menjadi salah satu perhatiannya. Gadis itu melupakan si pirang tadi. Ia beranjak mendekati meja rias yang di atas meja pun hanya tersedia pernak-pernik girly ala bocah berwarna biru.
Dari kaca, gadis itu melihat pantulan bayangannya sendiri. Ia menyentuh liontin yang menempel pada lehernya.
Zanna.
Nama itu terukir jelas sebagai bandul liontin berwarna perak. Untuknya, ia hanya mengenal satu sosok bernama Zanna yaitu, Zanna Alta Gunadhya. Putri bungsu Keluarga Gunadhya yang terkenal dengan reputasi buruk.
Apakah itu berarti ... ia memasuki tubuh seorang gadis yang dibenci semua orang?
SERIOUSLY?!
Jiwanya masuk ke gadis korban bully incaran nomor satu di sekolahnya?!
Okay, now time to say, "BANG----SAAAAAAAAT!!!"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop: Sayap-Sayap Patah
Short StoryMemperbaiki hidup seseorang bukanlah tugasnya. Hidupnya sendiri sudah kacau balau. Tetapi bisa-bisanya ia meninggal tersambar petir dan jiwanya berpindah ke tubuh seorang gadis menyedihkan bernama Zanna Alta Gunadhya. Gadis remaja yang ... ah! Sial...