Pemandangan malam ibu kota sangat menyipitkan mata, bagaimana tidak yang terlihat oleh mata hanyalah kemacetan. Ingin sekali aku menculik doraemon dari nobita, jadi ketika terjebak macet aku dapat pergi dengan pintu kemana saja atau baling-baling bamboo. Khayalan yang sungguh kekanakan untuk ukuran mahasiswa semester 3 bukan.
Seharian belajar saja sudah membuat lelah, mengapa hingga malam pun masih disugukan hal seperti ini. Aaa jika tadi abang-abang ojol tidak meng-cencel pesanan mungkin tiak akan semengenaskan di dalam angkot ini. Bayangan kasur bahkan terus menari- nari diatas kepala. Aaaa aku sangat merindukan kasur ku.
Setelah 2 jam terjebak macet akhirnya aku sampai di apartemen. Tidak lagi babibu aku pun mulai berlari hingga tiba pada tempat yang telah berputar putar sedari tadi di kepalaku. Tanpa mandi maupun berganti pakaian aku langsung terjun bebas dalam hamparan kasur berkrudung oppa-oppa tampan. Bagaimana aku tidak merindukan kasur setiap waktu jika seperti itu. Tak berapa lama akupun telah berada di dunia mimpi, dan jangan lupakan air terjun deras yang mulai mengalir dari mulut munggilku.
.....
"Aku kembali lagi"
Cahaya matahari mulai menerobos melalui celah-celah kecil, aku melihat seorang pria tak berbaju mulai menggeliat dan bangun dari tidurnya. Sepertinya dia tidak menikmati sesi tidurnya, karena terlihat dari wajahnya yang menyiratkan kelelahan.
Ia pun mulai melangkahan kakinya menjauhi tempat tidur dan berakhir masuk ke kamar mandi. Setelah keluar dia tampak lebih segar dari pada sebelumnya, terlebih tetesan air pada rambutnya yang masih mengaliar melewati rahang tegas miliknya. Dengan santai dia berjalan menuju walk in closet dan berganti pakaian.
Langkah kaki mulai terdengar menuruni anak tangga, Dia adalah Lead Pandurata, pemilik perusahaan terbesar di Indonesia yang juga telah merambah kanca dunia. Dia merupakan pengusaha yang masih muda di umurnya yang ke 24 tahun satu bulan lalu. Di Manison sebesar ini, hanya ada dirinya dan para pembantu saja, dia tidak suka keramaian dan membenci orang banyak, bahakan dalam bisnisnya. Dia sering disebut sebagai manusia berdarah dingin oleh para saingannya bahkan koleganya sekalipun. Namun jangan salah, dia adalah pembisnis yang handal, jadi walaupun bersikap dingin namun perusahaan-perusahaan lain pun tetap bertahan dan melanjutkan kerjasama.
Aku tidak habis pikir, kenapa aku kembali kesini, di kehidupan gelap yang telah hilang seminggu lamanya. Tetapi untuk sekarang aku hanya dapat mengikuti hingga saatnya nanti aku kembali dengan sendirinya.
Dengan segala macam hidangan di meja makan dia hanya, mengambil 1 roti dengan selai dan meminum kopi. Setelah itu dia melanjutkan perjalanan menuju Perusahaan utama, yaitu K-Group. 30 menit telah berlalu dan lead pun tiba di kantor, ketika ia lewat maka para karyawan pun akan secara otomatis menurunkan pandangannya. Ia pun mulai menaiki lift khusus untuk dirinya sendiri menuju lantai tertinggi gedung ini yang merupakan tempat dimana ruangannya bearada.
Baru saja mendudukan diri di bangku yang berasa singgasananya telfonnya pun berdering.
drt drt drt....
"Hmm"
"..."
"Bagaimana bisa terjadi"
"...."
"Segera urus"
"..."
Begitulah interaksi singkat antara Lead dengan orang di seberang telfon. Setelahnya wajah Lead terliat sangat mengerikan, dan kemudian daia membuka komputer dan mencari sesuatu, dan aku tidak tahu apa yang lawannya ucapkan di telpon tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story In My Dreams
Mystery / ThrillerMimpi disebut sebagai bunga tidur. Setiap orang pasti pernah merasakan mimpi, entah mimpi yang kita ingat jelas setelah terbangun atau yang tidak kita ingat sama sekali. Tapi apa jadinya ketika mimpimu selalu kalian ingat dan berlanjut setiap hariny...