A new era for attacking midfielders

289 23 6
                                    

1 tahun yang lalu, final kejuaraan daerah Kansai untuk memperebutkan tiket menuju turnamen Nasional.

Seorang bocah berambut blonde dengan 3 guratan bagai kumis kucing dan jersey dengan warna hitam dengan sedikit garis oranye di kerah juga samping jerseynya, kini tengah berdiam diri dengan bola di kakinya. Ia tengah di kepung oleh 3 orang bocah lain dengan warna jersey yang berbeda yaitu, berwarna biru langit dengan aksen putih bagai awan di ujung jerseynya. Bocah berambut blonde itu tampak tenang, dan tetap menjaga bola di kakinya dengan tenang agar tak di rebut oleh 3 bocah yang lain itu.

"Hadang si pirang bernomor 7 itu!!!" Teriak seorang pria yang sepertinya pelatih dari para bocah dengan jersey biru langit itu.

Mendengar teriakan itu sang bocah blonde hanya tersenyum kecil, sebelum mendribble bola melewati 3 bocah tadi. Bocah pertama ia lewati dengan Nutmeg* , yang di barengi dengan bocah kedua yang melakukan sliding tackle ke arahnya, yang dengan mudah ia lewati dengan mengangkat bola melewati tackle yang hanya lewat itu. Dan kini ia berhadapan dengan bocah ketiga yang kelihatannya lebih siap menghadapinya, dengan seringai kecil bocah blonde itu bergerak mendribble bola ke arah kiri penjagaan sang lawan. Bocah yang menjaganya itu melihat hal tersebut dan mencoba menghadangnya sembari merebut bola. Sayangnya sang bocah blonde itu melakukan Ronaldo chop* sehingga bola tersebut berubah arah menuju arah yang sebaliknya.

Melihat adegan itu, para penonton yang berada di stadium kecil tersebut bersorak akan gerakan bocah blonde itu. Si blonde itu akhirnya mendribble bola tersebut menuju pertahanan lawannya, ia melirik ke arah papan skor untuk melihat waktu yang ada. Hanya tersisa 4 menit lagi waktu di babak kedua ini, karena tadi official pertandingan memberikan tambahan waktu sebanyak 2 menit di akhir babak ke dua ini. Papan skor juga menunjukan skor sama kuat 1-1 untuk kedua kesebelasan.

Ia melirik ke kiri kanannya mencari para striker timnya, untuk mencari sudut kosong tempat ia mengumpan.

"Hoy Naruto! Aku bebas!" Teriak seorang bocah dengan seragam yang sama dengannya, di sebelah kanan pandangannya.

Melihat hal tersebut, bocah blonde yang di sebut Naruto itu memberikan umpan datar menuju pertahanan sebelah kiri lawannya yang kosong. Setelah memberikan umpan tadi, Naruto lalu bergerak masuk ke dalam pertahanan lawan, untuk memberi opsi pilihan pada rekan timnya itu. Bocah yang tadi menerima umpan dari Naruto, mendribble bolanya sebentar lalu, melihat untuk memperkirakan jarak tembak dan umpan. Bocah itu melihat sedikit celah di pertahanan lawannya, ia lalu mencoba melakukan tendangan langsung dari tempatnya.

Naruto yang melihat hal itu, menyadari bahwa ada seorang pemain lawan yang kini tengah berada di belakang rekannya yang siap melakukan tendangan ke arah gawang. Melihat hal itu Naruto berteriak kepada rekan setimnya itu.

"Jangan tendang itu Matsuoka!!!"

Terlambat, rekan timnya yang telat menyadari keberadaan lawan yang berada di belakangnya dan terlambat mendengar teriakan Naruto melakukan tendangan disertai gangguan oleh sang lawan. Yang akhirnya bola tersebut tepat ke pelukan kiper lawan itu.

"COUNTER!!!"

Teriak sang kiper yang sudah menendang bola tersebut jauh ke arah pertahanan Naruto yang kini tengah kosong akibat serangan di menit terakhir tadi, dan counter cepat yang di lakukan oleh tim lawan tersebut. Akibatnya serangan balik cepat langsung ke arah pertahanan tim Naruto yang kini kosong itu berbuah gol yang diselesaikan oleh striker lawan.

Tepat setelah gol itu, peluit akhir pertandingan tersebut berbunyi. Dengan kemenangan untuk SMP Miyazaki dari Wakayama yang berhak mewakili Kansai untuk turnamen Nasional. Naruto yang melihat hal tersebut hanya dapat terdiam dengan nafas yang cukup terengah-engah akibat bermain full 40 menit plus 2 menit tambahan waktu, skor akhir pertandingan adalah 1-2. Kini para pemain tengah melakukan penghormatan setelah pertandingan, para rekan tim Naruto yang lain tampak menangis akibat gagalnya mereka menuju turnamen Nasional yang mereka harapkan. Kini mereka tengah di beri sedikit pengarahan oleh guru pendamping dan pelatih mereka. Sementara Naruto ia tidak menangis, ia hanya berdiam diri dengan wajah datar yang biasanya ia tak pernah tunjukan. Sementara yang lain tengah mendapat pengarahan juga semangat dari pelatih mereka, Naruto hanya mengambil tasnya dengan diam lalu pergi berlalu tanpa mendengarkan teriakan sang pelatih dan rekan setimnya.

Maestro number 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang