Mediocampista ofensivo

105 17 3
                                    

"KYAAAAA TAMPAN SEKALI!."

"NARUTO-KUN JADILAH KEKASIHKU!."

"TIDAK! JADILAH SUAMIKU!."

"JANGAN! AYO S*KS DENGANKU!."

Begitulah teriakan-teriakan yang ada di kelas yang Naruto akan tempati, kebanyakan kaum hawa yang berteriak, dan sejujurnya Naruto agak sedikit ketakutan mendengar semua teriakan tersebut, apalagi mendengar teriakan yang terakhir. Ia bahkan berpikir bahwa mungkin ia bisa saja di perkosa oleh kaum hawa disekolah ini.

"DIAM!."

Mendengar kelas yang tak kondusif, guru yang bersama Naruto langsung berteriak untuk menenangkan kelas tersebut, dan terbukti efektif, karena kelas tersebut kembali hening.

"Jika kalian ingin bertanya, tolong tanyakan hal-hal yang sopan!." Lanjut Fujiwara-sensei.

Akhirnya, semua murid dikelas tersebut sedikit takut. Karena wali kelas mereka yang satu ini terkenal galak, juga tak segan untuk memberi tugas menumpuk. Naruto yang mendengar apa yang dikatakan sang guru hanya bisa tertawa canggung, walau dalam hati ia bersyukur karena tidak harus menjawab hal-hal yang aneh.

Tak lama seorang murid lelaki mengangkat tangannya untuk bertanya kepada Naruto.

"Ano.. Naruto-san, apa kau orang Jepang asli? Maaf, bukan maksudku tidak sopan tapi, penampilanmu terlihat seperti orang-orang Eropa. Dan maaf, apa rambutmu itu memang aslinya begitu atau kau mewarnainya?."

"Ah, tidak apa. Untuk itu, aku memang asli Jepang. Dan untuk penampilanku, ini memang penampilan asliku, begitu pula dengan warna rambutku, ano..?."

"Kotaro, Ito Kotaro."

"Ah, Ito-san. Ha'i ini memang asli."

Setelah menjawab pertanyaan murid bernama Ito tersebut, Naruto juga menjawab pertanyaan dari para teman sekelasnya dengan ramah. Setelah sesi tanya jawab tersebut selesai, Fujiwara-sensei mempersilahkan Naruto untuk duduk dibangku kosong yang berada tepat di jajaran tengah dan paling belakang. Tepat setelah Fujiwara-sensei sensei keluar, meja Naruto langsung dikerubungi oleh para teman sekelasnya, mereka menanyakan berbagai hal yang belum sempat mereka tanyakan tadi.

"Ano Naruto-san, kenapa kau tak memperkenalkan nama lengkapmu?." Tanya salah satu siswi.

"Eh? Ah itu, sebenarnya aku yatim piatu. Aku tinggal di panti asuhan saat kecil. Dan kini aku tinggal bersama kakak-kakakku, ya walaupun mereka bukan kakak kandung, mereka juga yatim-piatu sepertiku, dan kebetulan mereka juga yang merawatku dengan baik saat dipanti." Jawab Naruto dengan ramah.

"Go-gomen Naruto-san, aku tidak tahu jika kau seorang yatim-piatu." Siswi tersebut terlihat tak enak menanyakan hal sensitif terhadap Naruto tadi.

Naruto yang mendengar itu hanya tersenyum ramah, ia mengatakan tak ada masalah. Lagipula memang ia menceritakan hal asli, ia juga mengatakan bahwa tak perlu merasa bersalah pada siswi tersebut sembari tersenyum manis.

Melihat senyuman Naruto, semua siswi dikelas langsung bersemu merah dengan sangat pekat. Ternyata para siswa juga takjub dengan senyuman Naruto (gak belok ya anjir, otak-otak BL lover tuh suka pada bahaya.) Pada akhirnya meja Naruto sekarang terlihat kosong, karena seorang guru memasuki kelas tersebut. Dan mereka memulai pelajaran pertama, ya walau Naruto masih meminjam catatan seorang siswa disebelahnya karena ia adalah murid baru.
.
.
.
.
.
.
.

Jam istirahat pun berbunyi, kini Naruto tengah ditemani seorang siswa yang tak lain adalah Ito, untuk mengelilingi sekolah dan mengenalkan lingkungan sekolah pada Naruto.

Maestro number 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang