Terima Kasih

1 1 0
                                    


Terimakasih sudah pernah datang memberikan banyak hal yang menyenangkan dan kini aku memilih untuk berhenti sampai sini karna menyadari posisiku ada dimana.. 

Belakangan ini aku mulai menyadari sesuatu lagi. Aku ternyata tidak sespesial itu, perlakukan yang ku anggap berlebihan hanya untuk seorang teman ternyata untukmu adalah hal yang biasa kau lakukan pada perempuan lainnya. Awalnya aku menepis semua anggapan tentang mu untukku, namun makin lama membuatku berpikir kalau dimatamu aku itu special, dan mungkin akan menjadi seseorang yang special. Kalau tau dalam perjalanan singkat ini, banyak hal yang kupertimbangankan sebenarnya, aku tau jika anganku menjadi nyata mungkin aku menjadi manusia paling egois untuk mereka yang menyayangiku, tapi aku juga manusia yang ingin Bahagia persetan tentang tradisi sangkar emas. Tembok tinggi dengan teralis yang ku bangun untuk melindungi diriku sendiri akhirnya aku hancurkan karna harapan kosong yang kau berikan. Dan kini Ketika semesta mulai mengungkapkan semuanya tentang dirimu dihadapanku, aku mulai menyadari kalau dari awal akulah yang bersalah. Aku yang terlalu berangan tinggi dengan harapan, mungkin aku bisa Bahagia bersamamu. Akulah yang terlalu sombong beranggapan bisa menjadi Wanita yang special untukmu, disaat kamu beranggapan kalau aku hanya sekedar teman yang membuatmu nyaman. Akulah yang bodoh berharap padamu, akulah yang bodoh tidak mengenalmu dengan baik. Yahh akulah yang bodoh dan salah disini.

Disaat memilih untuk mengambil pilihan ini aku sudah bersiap untuk jatuh sejatuhnya, bahkan jika rasanya akan menyakitkan sekalipun,namun saat semesta sekali lagi menunjukan segalanya, aku bahkan tak mampu untuk mengeluarkan air mata, yang ada hanya rasa sesak, aku mulai mati rasa lagi, aku tau, aku sadar disini akulah yang salah, bukan kamu atau yang lainnya. Lalu apakah aku punya hak untuk menangis atas kebodohanku sendiri?

Untuk sesaat aku berdiam dan merenung, apakah jatuh cinta memang sesakit ini?. Kadang aku iri dengan gadis-gadis lain yang memiliki mereka yang membuat mereka nyaman, bahkan disaat adikku sendiri akhirnya menemukan pasangan untuk dirinya, sedangkan aku?

Kau tau ini pertama kalinya aku jatuh cinta, jatuh sejatuhnya pada laki-laki, namun balasannya bukanlah cinta tapi kenyataan kalau aku tidak lebih dari seorang teman dimatamu, tapi tidak apa-apa, jangan merasa bersalah lagi pula ini bukan salahmu tapi aku.

Kau tau, ini pertama kalinya ada laki -laki yang membuatku akhirnya membuang Batasan untuk diriku, menceburkan diri kedalam pantangan yang ku tau aku akan menyesal lagi, tapi sekali lagi, tak apa semuanya akan baik-baik saja. Kamu hebat bahkan dalam keterdiammu, mampu membuatku melakukan hal hal yang tak pernah ingin ku coba. Dalam hal ini aku bersyukur setidaknya ada banyak hal yang kucoba dan itu sangat menyenangkan

Mungkin ini akan menjadi pengalaman yang menyenangkan untuk di kenang, walaupun sakit aku tetap Bahagia setidaknya melihatmu Bahagia.

Dan kini aku akan kembali pada garis awalku, membangun tembok lagi untuk melindungi diriku sendiri, tak peduli kalau tanganku terluka setidaknya itu lebih baik, dari pada aku harus berkubang pada perasaanku yang tak berbalas. Mungkin ini memang yang terbaik, tuhan tak ingin aku lebih menderita karna melihat orang-orang yang kusayang menderita karna ke egoisanku. Walaupun suka melucu semesta masih sebaik itu kok.

Dan yang terakhir adalah terima kasih. 

NARASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang