first-one

67 12 8
                                    

"astaga, aku harus mencari uang dimana."

gerutuan bernada lelah itu meluncur dari bibir ranum seorang perempuan.

wajah yang terlihat lesu, bahu yang merosot, dan tubuh yang sedikit membungkuk adalah tampilannya saat ini.

suara bel berbunyi kala pintu kaca di dorong, perempuan itu memasuki sebuah kafe. kaki jenjangnya segera menuju meja yang terisi dengan dua orang perempuan.

"kenapa wajahmu murung begitu?" perempuan bersurai pirang bertanya dengan dahi mengerut.

"iya benar. sedang datang bulan kah?" pertanyaan itu keluar dari mulut perempuan berambut cokelat yang sedang mengunyah makanan.

dengusan sebal terdengar. "kalian tau aku sedang mengalami apa." sahutnya seraya duduk di kursi yang berada di depan mereka.

perempuan bersurai pirang-annie, bertopang dagu sambil meminum milkshake cokelat dengan ekspresi datar. "kan sudah kubilang, kau bisa meminjam uangku."

sasha-perempuan yang sedang makan sedari tadi, mengangguk ribut. "annie benar. kau juga bisa meminjam uangku!"

dan pemeran utama kita, calia lenore, menggeleng cepat. "berapa kali pun kalian menawarkannya, aku tetap tak akan mau."

annie mendecak jengah. "oh ayolah, cal. kau setiap hari memikirkan itu. tetapi ketika kami menawarkan bantuan, kau malah tidak mau. jadi kau inginnya bagaimana?" timpalnya kesal.

calia mengerucutkan bibir. "aku mengerti, annie. karena itulah aku sekarang sedang mencari pekerjaan lagi-"

"kau apa?!"

calia meringis ketika teman pirangnya itu mengeluarkan nada tinggi. sasha yang ada di sampingnya sampai tersedak.

annie menggelengkan kepala tak percaya. "tunggu tunggu tunggu. kau sedang mencari pekerjaan lagi?!" calia mengangguk seraya memberikan sasha air.

sepasang manik biru itu melotot. "yang benar saja, cal! kau bahkan sudah memiliki tiga pekerjaan! apa itu masih belum cukup juga?!"

tangan mungil calia menggenggam tangan annie, wajahnya menunjukkan raut cemas. "annie, kecilkan suaramu ya? kita diperhatikan orang-orang." pintanya.

mendengar perkataan temannya, annie hanya bisa menghela nafas panjang. tangannya memijit dahinya pelan. "astaga..."

calia tersenyum meminta maaf pada pengunjung kafe lainnya sebelum beralih pada temannya lagi.

hening melanda.

annie yang sedang berpikir keras, calia yang juga sedang berpikir, dan sasha yang lanjut makan.

"oh ya, bagaimana kalau kau menjadi tunangan eren?"

celetukan sasha seketika membuat dua perempuan lainnya, menoleh padanya.

sementara calia kebingungan, senyuman lebar pemegang marga leonhart terukir cepat.

"ya benar! aku sampai lupa dengan itu! bagus, sasha!"

calia tetap memasang wajah bingung bersamaan annie yang menggenggam tangannya. "bagaimana kalau kau jadi tunangan eren?!" ulang annie.

"tunangan eren? maksudnya?"

"begini, kau pasti kenal eren yeager kan?"

calia mengangguk. "tak ada yang tak mengenalnya."

eren yeager. seorang ceo yeager group yang sudah merajalela di seluruh dunia dengan cabangnya yang banyak.

mencetak berbagai macam prestasi di usianya yang masih muda, membuatnya diberikan jabatan itu oleh direktur sebelumnya.

selain itu, parasnya yang tampan banyak membuat wanita-wanita ataupun perempuan-perempuan di luar sana memujanya. bahkan ada yang sampai membuat fanclub eren yeager.

money ― eren yeager [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang