"Nama gak jamin sifat seseorang. Jadi, lo gak usah banyak bacot!"
-Softie***
"Nama lo tuh Softie, harusnya sifat lo lemah lembut cangkang keong. Bukan kaya jalang songong!"
Plakk..
Tanpa aba-aba, Softie menampar pipi kakak kelasnya yang bernama Ita. "Heh anjir Tai, lo itu gak usah banyak bacot, tai itu harusnya diem dicloset. Hahahahahaha," tawa Softie menggelegar. Ita yang masih memegangi pipi kesakitan pun mencoba membalas dengan menjambak rambut Softie.
Namun naas, Softie lebih dulu menendang tulang kering Ita hingga membungkuk kesakitan. "Kurang ajar lo sama kakak kelas!"
"Tai, tai, lo tuh emang pantes diginiin. Kodrat tai itu dibawah, kalo gak keinjek ya pasti langsung dibuang. Udah jelek, bau, gak ada yang mau deketin lagi, ahahhaahhaahahah."
Selepas itu Softie memilih memasuki ruang kelasnya, yang langsung dihadiahi tatapan sinis dari kawan-kawannya. Mereka tau ulah Softie akan membuahkan hasil, hasil negatif tepatnya.
Meskipun Ita mukanya kayak penjual pop ice belum mandi selama 5 masehi, tetap saja Ita itu anak dari donatur terbesar di sekolah ini.
Dan mereka yakin, kalau setelah ini Ita akan mengadu ke orang tuanya perihal kelakuan Softie kemudian menghukumnya.
Tidak sampai situ, Ita juga akan membuat semua teman kelas Softie ikut kena imbas. Dan mereka paham betul, tujuan Ita supaya mereka—teman kelas Softie— menjadi membenci dan menjauhi Softie.
Namun selayaknya tokoh utama di novel yang tak pernah kebagian part dibenci orang lain, dalam kisah Softie pun sama. Tak ada yang membenci Softie, karena meski Softie bertampang seperti preman pentolan, Softie tetap moodboster orang-orang disekelilingnya.
Mungkin.
"Ada apa brader? Ini Softie, gadis imut lucu baik hati yang kalian sebut sebagai Softex ini datang, apa anjing-anjing sekalian tidak senang?" ungkap Softie.
Softie Aeleasha. Namanya sangatlah indah seindah wajah Manu Rios. Sewajarnya, nama Softie akan menghasilkan anak yang lemah lembut, namun sialnya malah menghasilkan anak blangsakan yang seperti ibu kost penagih setoran.
"Jancuk, asal lo tau, mak gua lupa naroh sesajen dirumah pas namain gua, jadi anak hasil duel maut bersama bapak tercinta agak blasteran jin tomang." Itu penjelasan dari Softie mengenai asal-usul namanya, kalian percaya? Harusnya sih, tidak.
Softie, biasa dipanggil Softex. Oleh temannya, panggilan itu lebih cocok untuk manusia setengah ubur-ubur seperti Softie. Manusia yang ngakunya masih gadis ini terkenal dengan sifat buruknya.
Ia dikenal sebagai gadis yang suka berkata kasar, suka melabrak, suka bertingkah tak beradab, gaya kayak cabe-cabean meskipun depan belakang rata, "Sof, Sof, lo ngapain kayak cacing mau ngelonte? Badan lo kalo dibandingin sama triplek aja masih bagusan triplek," ungkapan Cilo yang selalu ditanggapi umpatan oleh Softie.
Selain itu, ia juga dikenal sebagai manusia tanpa beban. Prinsip hidupnya ada dua yaitu tawa dan kasar, ia akan amat menyukai jika keduanya terjadi bersamaan.
Softie sangat menyukai tertawa. "Buat apa harus nangis sampai mata ngejendol kalau ketawa sampai ngak ngik nguk ngok itu wenaakk poll!!" kata Softie.
Orang-orang selalu mengira Softie orang yang tidak memiliki beban hidup, karena memang sebenarnya, beban hidup itu adalah dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Softie But Not Soft
Teen Fiction"Softie itu nama gue, bukan sikap gue bangsat!" Kalimat itu selalu terlontar kala ada seseorang yang membandingkan nama dengan sikapnya. Lagian kan, yang memberi nama itu orang tuanya bukan dirinya. Silahkan komplain ke kedua orangtuanya saja, janga...