Sedari kecil, [Name] tinggal bersama ibunya. Ibunya selalu bercerita tentang ayahnya yang tidak pernah [Name] temui. Bagai sesosok anindhita hingga tergambarkan sesosok pahlawan keren dibenak [Name] mengenai ayahnya. Nahasnya tidak semanis apa yang ia pikirkan, ayahnya tidak sesuai dengan apa yang [Name] dambakan. Ibunya hanya merangkai serangkaian cerita tentang sosok ayah yang sempurna di mata anaknya.
Kecewa? tentu saja. Namun, [Name] tetap bersyukur sebab pernah ditemukan dengan insan yang merupakan ayah kandungnya meski pada akhirnya meninggalkan goresan di hati.
Sisi baiknya, [Name] bisa mengenal Ryuunosuke sebagai teman dekatnya sekaligus lelaki pertama yang berhasil mengambil kalbunya. Hubungan mereka tidak sebatas korelasi, kerap kali keduanya mengukir kenangan. Diantaranya, berangkat sekolah bersama, belajar bersama, menikmati makan siang di sekolah bersama, atau bahkan menemani kegiatan klub Ryuunosuke. Segala hal tersebut menjadi sesuatu yang sangat berkesan bagi [Name], tentunya selain momen bersama ibunya.
Salah satu dari kenangan tersebut adalah belajar bersama sebelum ujian. Kala itu, [Name] dan Ryuunosuke memutuskan untuk belajar bersama di rumah Ryuunosuke. Keadaan lebih didominasi pada [Name] yang mengajari Ryuunosuke, sebab lelaki itu memiliki sedikit kekurangan dalam pembelajaran. Tentu saja [Name] mau mengajari lelaki bermarga Tanaka tersebut.
Pensil dijepit diantara bibir atas dan hidung, Ryuunosuke merasa bosan dengan rentetan rumus yang berada di hadapannya. "Akan lebih baik jika kau segera menyelesaikan semua soal ini, Ryuu," tegur [Name].
Sesaat, Ryuunosuke terpikirkan sesuatu yang dapat mengembalikan semangat belajarnya yang sayangnya tidak pernah ada. Ryuunosuke beranjak dari duduknya. "Aku akan mengambil camilan!" [Name] mengangguk.
[Name] melirik kertas yang dipakai Ryuunosuke sebagai coretan. Tidak ditemukan satupun angka di sana, melainkan nama seorang gadis dahayu yang [Name] kenal. Melihatnya saja membuat [Name] mendengus kesal. Meski demikian, tak bisa dipungkiri, sosok Kiyoko merupakan hal yang mendekati sempurna. [Name] langsung merasa tidak percaya diri jika dibandingkan dengan gadis itu.
Tak menunggu lama, Ryuunosuke tiba dengan sebuah nampan berisi 2 gelas minuman dingin dan beberapa camilan. Hal sederhana bisa mengubah segalanya, salah satunya adalah camilan kesukaannya yang berada di atas nampan, berhasil membuat kekesalan akibat cemburu perlahan memudar.
Ryuunosuke melempar sebuah kacang hingga ke udara lalu memposisikan mulutnya yang terbuka hingga kacang tersebut berhasil masuk kedalamnya.
[Name] menunjuk nama Kiyoko yang Ryuunosuke tulis di kertas. "Apakah kau menyukai Kiyoko-senpai?" Terdengar nada lirih didalam kalimat [Name]. Sebagian hatinya menginginkan jawaban berupa rasa kagum semata dari Ryuunosuke. Tak bisa dipungkiri, dirinya merasa gundah akibat rasa cemburu.
Ryuunosuke mengangguk dengan semangat. "Tentu saja kan! Kiyoko-san itu seperti Dewi tahu! Aku ingin menikahinya!"
[Name] memang mengetahui jika Ryuunosuke kerap kali mencari perhatian dari senpai nya yang cantik. Namun, mendengar secara langsung bahwa pujaan hatinya menyukai gadis lain ternyata sangat menyakitkan. Nafasnya tercekat seakan dirinya tidak siap menerima kenyataan.
Ibarat Kiyoko merupakan Psyche dan [Name] hanyalah Siren. Tentu saja lelaki manapun akan memilih Psyche.
.
"Kiyoko-san!" Ryuunosuke berlari hendak memeluk seorang gadis yang berjarak beberapa meter darinya.
Ctak
Jari lentiknya, [Name] gunakan untuk menyentil dahi Ryuunosuke. "Dame desu, Ryuu.""Ah, arigatou [Name]-chan." Suara lembut Kiyoko berhasil membuat [Name] tidak bisa kesal dengan gadis itu. Dirinya malah memikirkan segala macam astu terlebih untuk Kiyoko. Lagi-lagi [Name] merasa tidak percaya diri.
'Sepertinya, Kiyoko-senpai memanglah seorang Dewi,' pikir [Name] meyakini omongan Ryuunosuke dan Nishinoya.
Ryuunosuke tampak cemberut sebab aksi memeluk pujaan hatinya telah digagalkan. Wajah cemberut yang dilihat orang lain adalah wajah yang menyeramkan, berbanding terbalik dengan apa yang [Name] lihat, wajah Ryuunosuke tergambar menggemaskan hingga sulit rasanya untuk mengontrol kedua tangannya agar tidak mencubit kedua pipi Ryuunosuke. Yah, sepertinya benar adanya. Cinta itu membutakan.
"Kalau begitu aku akan memeluk [Name] saja!" Sungguh, [Name] tidak pernah menyangka bahwa Ryuunosuke akan memeluknya dihadapan banyak orang terlebih didepan Kiyoko--pujaan hati Ryuunosuke.
Wajah merona nya tampak sangat jelas. Ingin rasanya [Name] mengubur diri tetapi ia juga ingin berlama-lama berada dalam dekapan Ryuunosuke.
'Kau membuat ku berharap, Ryuu.'
°°°
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise | Tanaka Ryuunosuke x Reader
FanfictionHanya 1 kalimat. Dia membiarkanku yang candala merasakan dama walau hanya sementara. Tanaka Ryuunosuke x Reader Haikyuu © Haruichi Furudate FAP project | Promise | Ficlet