2

54 3 0
                                    

Ary terdiam melihat foto Kak Axel dengan seorang wanita di salah satu media.

Berita tentang keberhasilannya dalam memenangkan proyek pembangunan sarana perbelanjaan di luar negeri.

Foto itu sebetulnya bukan hanya foto mereka berdua karena juga ada foto wakil dari negara lain namun fokus Ary pada perempuan itu.

Kenapa? Karena perempuan itu pernah diperkenalkan padanya sebulan lalu sebagai sekretarisnya.

Entah mengapa, Ary tidak menyukainya. Alasannya? Kita tidak perlu alasan untuk menyukai atau membenci seseorang kan? Itulah pemikiran yang Ary miliki.

-------

Axel merasa heran dengan sikap Ary yang seperti menghindari dirinya. Biasanya Ary akan mempersiapkan sarapan untuknya namun sekarang tidak lagi.

Begitu juga dengan Ary yang biasanya mempersiapkan segala keperluannya sekarang tidak lagi sehingga ia hampir telat ke kantor.

Ketika ditanyakan alasannya, Ary hanya menjawab agar Kak Axel terbiasa kalau dia enggak ada. Karena sepertinya Kak Axel akan tinggal jauh ke negara lain selama menyeselesaikan proyeknya.

Axel terdiam saat melihat kamera  yang menunjukkan keberadaan Ary. Axel merasa aneh karena yang dilihat adalah langit-langit kamarnya. Rupanya Ary telah meninggalkannya di atas meja belajarnya.

-------

Pulang dari kampus, Ary langsung menuju kamarnya. Membersihkan tubuhnya lalu mengenakan kaos tanpa lengan dan celana pendek.

Ary mencoba untuk istirahat. Seharian di kampus kegiatan praktek yang diajarkan membuatnya merasa lelah.

Direbahkan tubuhnya di atas kasur bermaksud ingin istirahat namun tiba-tiba dering telpon dari Erwin membuatnya terganggu.

Diambilnya hp dan dijawab panggilannya.

"Halo..."

"___"

"Serius? Di mana?"

"___"

"Ok. Besok kita ke sana. Thanks bro."

"___"

"Bye."

Ary tersenyum dan langsung melanjutkan tidurnya.

🌼🌼🌼


"Kak... Next month Ary pindah ke salah satu rumah sewa yang dekat kampus."

"Apa? Kenapa kamu ga bicarakan ini dengan saya terlebih dahulu?"

"Maaf, tapi Ary rasa Kakak akan tugas di luar negeri lama, jadi lebih baik Ary pindah. Ary juga sudah bicarakan tentang hal ini pada Papa dan Mama. Mereka berdua mengizinkan kalau Kakak mengizinkan."

"Terserah kamu sajalah. Kamu enggak anggap kakak ini orang yang penting. Cuma orang yang menyewakan kamar kan?"

Ary kaget, baru kali ini Kak Axel berbicara keras dengannya. Dengan masygul ditatapnya kepergian Axel menuju kamarnya.

-------

Malam telah tiba. Jam menunjukkan pukul 11 malam. Ary resah menunggu kehadiran Kakaknya yang belum kembali dari kepergiannya tadi pagi.

Ary sudah menghubunginya beberapa kali namun panggilannya selalu ditolak dan pesan tidak dibalas.

Dilihatnya mobil memasuki parkiran mobil kediaman Axel. Ary bergegas keluar dan melihat sekretarisnya dan pria lain membantu memapah tubuh Kakaknya.

Ary menunjukkan kamar Kakaknya dan membantu meletakkan tubuhnya ke tempat tidur.

"Kak Axel mabuk ya?"

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang