(1) Pindah Rumah

1.1K 70 17
                                    

Opening?

Apa yang harus dilakukan saat opening di mulai?

Aku tidak memiliki opening atau sambutan meriah yang bagus untuk awal cerita ini -atau lebih tepatnya aku tidak tahu harus dimulai darimana. Bagaimana baiknya yang bisa aku katakan? Aku bingung, aku selalu bolos saat belajar bahasa sastra saat ditugaskan menulis karangan pendek.

Lagipula tanpa opening pun kehidupanku saat ini sudah mendekati ending.

●●●

Xiaojun memandang sendu pemandangan kota Makau dimalam hari, gedung tinggi dan menara berlampu kian lama makin menyusut jumlahnya. Mobil yang ditumpanginya mulai menjauh dari keramaian ibukota dan saat ini berada di pinggiran kota yang asri.

Ibunya dikursi kemudi menatap singkat putranya itu, ada rasa kekhawatiran dimata wanita separuh baya menatap anak semata wayangnya.

"Xiaojun, apa kau tidak suka kita pindah ke Macau, sayang?"

Xiaojun diam sebentar sebelum menjawab pertanyaan ibunya, "tidak, biasa saja."

Xiaojun terus menatap keluar jendela mobil, tatapan terfokus kearah taman kota yang cukup ramai dipenuhi muda-mudi.

"Tapi masih bagusan di Guangdong," tanpa sadar Xiaojun berbisik seperti itu, membuat ibunya tersenyum getir.

"Maaf ya sayang, karena pekerjaan mommy kita harus pindah kota dan mommy tidak bisa meninggalkanmu tinggal sendiri di sana-"

Xiaojun tersentak kaget dan menegakan badannya. Menatap ibunya dengan raut bersalah, "Mom, kau tidak salah, jangan minta maaf, oke. A-aku memang bilang masih bagusan di Guangdong tapi tidak sampai merasa tidak suka karena aku harus pindah ke Macau bersamamu, mom."

Mendengarnya membuat ibunya tersenyum manis menanggapi ucapan putranya, mengelus bahu anaknya dengan lembut dan kembali fokus mengemudi. Mau tidak mau Xiaojun ikut tersenyum manis.

Tahun ini keduanya terpaksa pindah karena tuntutan pekerjaan ibunya yang resign dari pekerjaan lamanya di rumah sakit Guangdong ke rumah sakit swasta di Makau. Mereka menjual rumah mereka sebelumnya untuk pindah ke apartemen yang menurutnya cukup luas dan asri karena bisa mengakses rooftop.

Mereka harus seperti ini setelah ayah Xiaojun telah tiada, ibunya menjadi tulang punggung untuk dirinya. Tapi Xiaojun sekarang sudah mengikhlaskan semua yang menimpanya, tidak ada lagi rasa sesal dan sedih.

Semuanya baik-baik saja. Pikir Xiaojun.

Semuanya akan berjalan baik seperti biasanya.

●●●

Minggu pagi, setelah kemarin seharian sibuk mengemas rumah baru mereka Xiaojun akhirnya nekat keluar rumah. Dia memang belum pernah ke Macau sebelumnya tetapi teknologi seperti google maps sudah sangat membantu Xiaojun menjelajah kota besar itu walau untuk pertama kalinya.

Mata dengan bulu mata lentik itu menatap layar ponselnya yang menampilkan daftar alamat yang sudah dia cari dan dia tandai sebelumnya. Bukan sembarang alamat tapi itu lokasi sedang membuka lowongan pekerjaan sambilan.

Ya, Xiaojun sedang mencari tempat kerja sambilan, apapun itu asal sesuai kemampuannya dan gaji cukup besar.

Alamat pertama yang dia kunjungi pertama adalah yang cukup jauh dari rumah, dia harus menaiki bus terlebih dahulu selama 5 menit. Kalau jalan kaki memakan waktu kisaran 10 menit.

Kalau pada awalnya dia tidak tertarik memandang pemandangan malam kota Macau tapi kali ini matanya tidak lepas menatap kehidupan kota itu di pagi hari. Sungguh padat tetapi tetap teratur, mungkin karena hari ini adalah hari minggu jadi tidak banyak orang yang memadati jalanan.

Bad romance. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang