Kembali tangan putih itu menghapus buliran air yang dengan lancang nya berjatuhan. Lelaki dengan mata sekelam suasana hatinya itu kembali meratapi kisah cintanya.
Salahkah aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku?
Salahkah aku mencintaimu yang dengan lancang nya kini berlari pergi dariku?
Aku mencintaimu dan kau pun mencintaiku..
Setidaknya dulu kau berkata demikian..
Lelah karena menangis, lelaki itu pun berakhir dengan tidur sembari memeluk buku diary nya.
Yah setidaknya sekarang dirinya tenang dalam tidurnya.
Keesokan harinya,
"Pagi jeno" Bisik lelaki bersurai blonde yang baru saja masuk ke kamar lelaki ber diary itu kemudian mengusak rambut jeno.
Merasa terganggu, jeno pun memaksakan diri untuk membuka mata walau pada akhirnya tetap saja sakit kepala yang di hindarinya itu datang mendera hingga membuatnya mendesis.
Melihat reaksi jeno, lelaki bersurai blonde itu dengan sigap membantu jeno duduk dan mengomelinya kala dilihatnya jeno tidur dengan buku diary nya lagi.
"Meratapi minhyung lagi? Je, bisa nggak lo stop? Apa nggak cape? Ini udah setahun, udah setahun dia pergi ninggalin lo ke gw dengan dalih 'tolong jagain dia sebulan ini ya mark, gw mau bantuin sahabat gw dia butuh banget bantuan gw soalnya' halah basi! Paling tu anak lagi selin-"
Belum sempat mark selesai berkata, jeno dengan bringas menyundulkan kepalanya ke dagu mark kemudian berjalan ke kamar mandi tanpa rasa bersalah.
"Kan.. Dasar maung, dibaik baikkin malah kena sundul. Ck, untung manis, untung tunangan sodara, untung-"
Lagi-lagi perkataan mark terhenti, kali ini bukan karena disundul tapi karena dilempari botol sampo oleh jeno dari dalam kamar mandi.
Kesal karena terus dianiaya oleh tunangan kembaran nya itu, mark pun keluar kamar, tak lupa membanting pintu hitam itu dengan sekuat tenaga sebagai objek pelampiasannya.
Biar lepas sekalian -mark
Setengah jam kemudian,
Jeno keluar kamar mandi dengan berpakaian lengkap, tak lupa handuk tersampir di lehernya yang kemudian dipakainya mengeringkan rambut.
disaat jeno tengah memakai lipbalm, mark berteriak dari arah dapur. Rupanya ia telah selesai memasak.
(Nggak salah baca, itu mark emang bisa masak disini)
Jeno pun bergegas ke dapur setelah mencium aroma sedap yang menguar diluar kamarnya.
Sesampainya di dapur, jeno kemudian duduk di meja makan dan melihat apa yang dimasak oleh mark. Ada roti bakar coklat-keju, potongan buah pir, nasi goreng kecap, nugget, teh panas, dan ah ada kol mentah juga.
Senang karena sayur kesukaan nya ada, jeno segera mengambil peralatan makannya dan memberikannya kepada mark.
"Nih, mark aja yang siapin biar jeje nggak kelebihan atau kekurangan ngambilnya"
Mark mengangguk kemudian mengatur porsi makannya jeno. 3 potong buah pir, satu roti bakar, seporsi nasi goreng, dua potong nugget, dan sayur kesukaan nya dua lembar.
Setelah dirasanya cukup mark pun meletakkan semuanya di depan jeno kemudian memberikan segelas teh dan air putih.
"Makasih mark jelek" Ucap jeno sembari tersenyum manis.
Mark yang memang belum beranjak dari posisinya kemudian mengusak rambut jeno sambil bergumam
"Sama-sama maung" Mark pun terkekeh dan bergegas ke arah lemari tempel.
Sepertinya mark berniat memasukkan masakannya ke dalam kotak bekal 3 susun itu.
Dan benar saja, mark mengatur makanan didalamnya. Di kotak paling bawah di isinya dengan nasi goreng, nugget, dan beberapa lembar kol yang di gunting nya terlebih dulu.
Di kotak kedua ada roti bakar, dan di kotak teratas di isinya dengan potongan buah pir, tak lupa dirinya mengambil termus kecil untuk teh.
Setelah dirasanya cukup mark pun kembali ke meja makan.
"Gw duluan ya je, mau ke haechan. Ntar kalo gw siangan yang ada malah keduluan shin sok cantik itu"
Mendengar ucapan mark jeno hanya bisa mengangguk karena sedang mengunyah dan mengangkat satu kepalan tangannya.
Mark yang paham isyarat jeno tersenyum dan sekali lagi mengusak rambutnya jeno dan mengucapkan terima kasih.
"makasih loh je, ntar kalo gw ama haechan jadi, lo duluan yang bakal gw masakin. Semeja ini kalo perlu"
Disaat mark berhenti bicara tiba-tiba saja jeno tersedak dan buru-buru meminum airnya sembari memukul lengan mark dan membuat tangan mark menyingkir dari kepalanya.
"Sinting ya?! Orang lagi makan malah dielus-elus rambutnya.. Dikata jeje anjing apa tiap saat di elus mulu!!"
Mark yang mendengar itu hanya mengerutkan dahi, pasalnya mark mengira jeno tersedak karena kata-katanya.
Salting toh, kirain karena masakan gue eh tapi.... Jeje kalo kayak gini Manis ya? -mark
Jeno yang kesal karena merasa mark tidak mendengarnya kemudian kembali berteriak kearah mark.
"MARKEUUU!!! DENGER NGGAK SIH YANG JEJE BILANG?! "
Segera saja mark tersadar dan langsung tersenyum kaku, kaget karena diteriaki jeno."Iya sorry kalo gw ngelus pala lo mulu, habisnya tu rambut kok bisa selembut itu? Pake pelembut pakaian ya lo? " Ujar mark sambil berjalan kearah belakang, mengambil kotak bekal yang di siapkan nya tadi.
Jeno yang tak lagi mendengarkan mark pun melanjutkan acara makannya dengan tergesa, takut mark kembali mengusak rambutnya.
Bukan, bukan karena jeno kesal rambutnya berantakan, tapi karena jantungnya. Jantung yang dulu berdetak heboh hanya untuk tunangannya kini seperti berpindah ke mark dan jeno takut untuk mengakuinya.
Setelah selesai makan jeno melihat mark keluar rumah sambil membawa kotak bekal tadi dan mengalihkan pandangannya ke arah meja makan.
Fokus je fokus! Itu jantungnya pasti karena nasi gorengnya pedes! Iya pasti gitu -jeno
Menampar pelan kedua pipinya, jeno pun membereskan meja makan dan beranjak kembali ke kamarnya.
Ah iya, sepertinya jeno lupa kalau tadi yang dimasak mark adalah nasi goreng kecap.
End