01. PROLOG

199 10 7
                                    

Hi, terimakasih sudah membuka
Bab cerita ini (^∇^)ノ♪

Jay mengendarai sebuah mobil sport miliknya dengen kecepatan tinggi. Sehingga lampu-lampu jalan di luar jendela berubah, dari titik-titik menjadi garis cahaya yang membentang indah menyerupai dua pita emas yang berkilauan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 03.43 yang berarti tidak ada kemacetan di jalanan, meski selalu saja ada satu atau dua kendaraan yang melintas seiring waktunya.

Di jantung kota, lampu gedung-gedung pencakar langit berkilauan, memancarkan sinarnya untuk menerangi gelapnya malam.

Jay memberhentikan mobil nya ketika lampu lalulintas menunjukkan warna merah, yang artinya dia harus memberhentikan motornya.

'Sedang apa dia disana' batinnya, ketika melihat seorang gadis berambut hitam tengah duduk di bawah cahaya lampu jalanan sendirian. Jay berusaha mengabaikan nya, namun entah mengapa sesuatu dalam dirinya terus mendorong jay untuk menghampiri gadis itu.

@@@

Perlahan jay membaringkan tubuh pria itu di atas ranjang berukuran king size miliknya. Dia hanya bergumam pelan sambil memejamkan matanya.

"Istirahatlah." sesaat setelahnya jay beranjak pergi keluar dari kamarnya, namun baru satu langkah jay melangkah kan kaki nya dia mencekal lengan jay dan berkata─

"Itu.. terimakasih yahh" ucapnya pelan, jay tersenyum tipis dan mengangguk kepalanya.

@@@

Kini jay berada di balkon kamar nya, dan tentunya di temani dengan beberapa batang nikotin. Jay menerawang kedepan, apakah tidak masalah jika membawa pria itu ke apartemennya? awalnya juga jay tidak mau membawanya, hanya saja saat jay melihat wajah pria itu jay pun langsung tanpa sadar memberi tumpangan pada pria itu.

Sebenarnya jay ingin menempatkan dia dikamar tamu, hanya saja mengingat kamar tamu miliknya tidak layak di tempati oleh manusia, maka dengan terpaksa jay menempatkan nya di kamar miliknya. Lagi pula dia terlihat tampan sekaligus cantik secara bersamaan.

Jay membuang patung rokok yang sedang ia pegang ke dalam tong sampah, dan beranjak meninggalkan balkon kamar ketika gelap malam mulai memudar dan langit mulai menunjukkan sinarnya secara perlahan-lahan.

"Dia terlihat nyenyak dengan tidurnya... apa aku harus membangunkannya?" jay bertanya pada dirinya sendiri di dalam hati, saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 05.17 yang berarti sebentar lagi jay harus bersiap untuk pergi sekolah. Jadi jay tidak mungkin meninggalkan nya sendirian begitu saja, takutnya ada hal yang tidak jay inginkan, contohnya mencuri? atau bahkan bunuh diri di apartemen miliknya? bagaimanapun juga jay harus mengetahui namanya dulu, lalu melontarkan beberapa pertanyaan yang semalam belum sempat jay tanyakan.

Jay berbaring perlahan disampingnya, menelisik wajahnya yang begitu indah. Perlahan jay mengusap pipi pria itu dengan ibu jarinya, tersenyum tipis lalu menarik tubuh pria itu kedalam pelukannya. Sepertinya tidur sebentar tidak apa-apa.

@@@

Jay mengerjapkan matanya ketika sebuah tangan yang mungil terus menekan pipinya, siapa yang berani mengusik waktu tidurnya?! Jay membalikkan tubuhnya dan kembali melanjutkan tidurnya yang terpotong. Namun sepertinya tuhan tidak memihaknya, karna setelah jay membalikkan tubuhnya, jay merasakan seseorang mengguncangkan bahunya dengan tidak sabaran.

Jay membuka matanya dengan kesal lalu menghadapkan tubuhnya ke arah orang itu.

"Ap─" ucapnya terhenti begitu saja ketika melihat seorang pria berambut hitam berada di depan wajahnya dengan ekspresi yang terlihat baru bangun dan juga rambutnya yg masih berantakan menambah kesan cute.

"Uhm i-itu, ini sudah pagi jadi aku pikir aku harus pergi" ucapnya membuyarkan lamunannya, jay hanya menatapnya datar dan-

To be continued...

ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ Hehehe gimana ceritanya?
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ aku masih belum pandai
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤmenulis, jadi maafkan saya ya

ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤBtw tulisan ku kaku banget
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤga si?? pas aku baca ulang kok
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤjadi kayak "iw apaan si"

ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤƪ(˘⌣˘)ʃ yah~ semoga kalian
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤsuka aja deh, aku cuman gabut
ㅤㅤ ㅤㅤ ㅤㅤsaja kok hehehehehehe

LOOKISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang