Ini bukan kisah cinta tanpa luka, kisah indah, ataupun kisah bahagia. Ini tentang Elora, gadis yang mampu berdiri kokoh di hamparan luas yang penuh badai, di atas gelombang laut yang tak akan pernah tenang,dan di tebing yang berujung jurang.
Kenyataan kelam terus menekan jiwanya. Kenyataan untuk menghadapi manusia yang bengis, yang bahkan tak segan-segan mengangkat tangannya dikarenakan hal kecil. Tapi Elora tak peduli itu. Yang kan tahu adalah
meraka memiliki cinta. Itu cukup.
Juga kenyataan tentang keluarga yang jauh dari kata harmonis. Hari-hari yang harus ia jalani seperti di Neraka, papa yang sangat ia sayangi dengan kejamnya selalu melayangkan kekasaran yang membuat Elora hancur perlahan.
Ini sebuah lembaran yang mengisahkan penderitaan
yang tak mampu diringkas menjadi suaunan kalimat
yang singkat, karena ini adalah kisah panjang.
••
"Lo milik gue, Lora. Selamanya gak akan ada yang berubah!"
"lya gue milik lo."
••
"Sakra lepasin gue mohon, rambut gue sakit lo tarik kaya gini!"
"Sakit? Ini bahkan gak sepadan sama kelakuan lo yang selingkuh di belakang gue!"
••
"Sakra gue bisa jela-"
"Jangan sentuh gue. Dasar jalang murahan!"
••
"Papa pikir gak sakit di cambuk, di pukul! Sakit pa, sakit banget. Kenapa papa gak sekalian bunuh Lora aja!"
**
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
