1

134 23 0
                                    

Mitsuya sedang berada di ruangannya. Dia mengerjakan beberapa desain yang kemudian akan dia berikan kepada [name]. Laki-laki itu sudah menerima perkerjaan yang ditawarkan dan secara resmi dia menjadi desainer pribadi seorang model terkenal.

Dia menerima hal itu bukan karena dia ingin namun dia penasaran dengan gadis bernama [Name]. Seakan dia mengerti semua karya Mitsuya atau lebih tepatnya gadis itu mengerti makna dan sebab sebuah desain baju dibuat.

[Name] juga memberikan kebebasan kepada Mitsuya bahkan pria itu langsung mendapatkan alat menjahit keluaran terbaru ketika menerima tawaran tersebut. Hal yang sangat tidak bisa Mitsuya percaya. Belum lagi dengan bagaimana cara [Name] melihat pakaian yang Mitsuya buat, seakan gadis itu mengerti kesedihannya.

Sudah 5 hari semenjak acara fashion bagi pemula tersebut namun tidak hanya 1 acara yang Mitsuya ikutkan, dia mengikuti sekitar 3 acara fashion untuk pemula. Jujur dia tidak menyangka bahwa dia akan menang pada acara pertama makanya dia mengikuti 3 acara yang berbeda.

2 hari lagi adalah acara fashion kedua yang Mitsuya ikutkan. Di sisi dia membuat baju untuk [name], dia juga membuat rancangan untuk acara fashion tersebut. Mitsuya juga sudah mengatakan hal itu pada [Name] dan dia mengijikannya. Mitsuya ingat apa yang [Name] katakan ketika Mitsuya berkata bahwa dia masih harus mengikuti 2 acara fashion pemula.

"Aku tidak pernah melarang mimpi seseorang, apalagi jika itu adalah mimpi yang baik, aku tidak akan pernah melarangnya, buatlah baju yang bagus sesuai isi hatimu," ucap [Name] menatap dengan tatapan sendu ke arahnya.

Dari tatapan itu sebuah inspirasi muncul. Dua buah baju yang akan dia tampilkan pada acara kedua. Mitsuya hanya menyempurnakan desain sebelumnya dan langsung memulai pembuatannya pada hari berikutnya. 

Seorang mengetuk pintu rumah keluarga Mitsuya membuat anak tengah dari keluarga itu langsung keluar dan membukanya. Sedikit terkejut ketika mendapatkan gadis cantik berdiri di depan rumah mereka. 

"Hai, bisa bertemu dengan Mitsuya Takashi?"

Luna langsung tersadar ketika gadis di depanya mengeluarkan suara. Suara yang lembut itu membuat seseorang candu bahkan Luna sendiri merasakannya. 

"Kau pasti bosnya onii-chan ya?." Luna membuka pintu lebar. "Silahkan masuk, kakak sedang berada di kamar, dia cukup serius, aku harap kau bisa mengurangi porsi kerjanya, dia bahkan tidak makan untuk beberapa hari semenjak acara fashion pertama, ini lebih parah dari sebelumnya."

[Name] terdiam mendengar itu. kemudian dia masuk dan menaruh sepatunya serapih mungkin. Luna kemudian mengarahkan [Name] menuju kamar Takashi. Gadis itu bisa melihat kertas dan kain yang berserakan. Bahkan kehadiran seseorang aja Takashi tidak bisa menyadarinya.

Sebuah kertas terlempar ke arah [Name] membuat gadis itu terkejut. Luna yang melihat itu langsung panik. Mendengar suara Luna yang panik, Takashi langsung menoleh untuk melihat apa yang terjadi. 

"Tidak sakit, aku mengunjungimu, mendapatkan alamat dari Leo," ucap [Name] kemudian membuang kertas yang ada di tangannya sembarang.

"Maaf [Name], aku tidak bermaksud-"

"Tidak masalah, aku mengerti," ucap [Name]. Kemudian dia duduk dan memperhatikan Takashi.

Pria itu kembali fokus pada gambar miliknya. [Name] hanya memperhatikan kegiatan pria itu, tidak berniat untuk berkomentar karena dia tidak memiliki hak untuk berkomentar selama proses pembuatan, beda lagi jika tiba-tiba pria bermata lilac di depannya itu meminta saran darinya.

Luna membawakan segelas jus untuk [Name], dia menerimanya dengan senang hati. Dari cara Luna yang berjalan sangat hati-hati, [Name] bisa melihat bagaimana sang adik takut untuk mengangguk kakaknya. 

Apate || Mitsuya TakashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang