Daniel Rakai Wijaya adalah seorang Direct Comitte di sebuah Event Organizer anak perusahaan Mellwon Corp bernama Karoling Eden's. Karoling Edens sendiri adalah event organizer raksasa yang memiliki banyak cabang dan sudah lebih dari 30 tahun berkecimpung di dunia bisnis Indonesia. Selain event mereka juga membidangi bisnis food and drink trend di kalangan anak muda. Mereka mencetuskan minuman The Bandrek, Poci Sweet, Seblak now! dan Surabi trend. Mereka ada di balik trendsetter makanan dan minuman anak muda.
Di bidang Event and Organizer, Karoling Eden's membawahi beberapa komunitas dan event organizer kecil lainnya. Track record mereka dalam 5 tahun terakhir di bawah kepemimpinan Direct Comitte-Daniel Rakai Wijaya terbilang cemerlang. Mengorganisir pernikahan anak Presiden, mempersiapkan kedatangan Raja Arab, mempersiapkan SEA GAMES Indonesia, dan banyak lagi.
Salah satu cabang atau anak perusahaan dari Karoling Edens adalah Event Organizer Nusa Lintang berfokus pada event budaya. Dan sekarang mereka menangani Dieng Night Light Festival. DNLF adalah acara mega budaya tahunan di Dieng yang berfokus pada pagelaran budaya Jawa. Di sana akan ada festival musik Jawa, pertunjukkan tradisional seperti wayang, sintren, dan sandiwara. Ada juga Fashion Show baju tradisional, dan kenduri lokal Dieng. Acara tersebut diadakan selama 7 hari 7 malam.
Secara khusus Daniel Rakai Wijaya sebagai Direct Comitte akan hadir langsung di festival tersebut. Membuat geger karena pimpinan utama Karoling Edens akan menyambangi dan melihat langsung kinerja mereka.
Tentang Daniel Rakai Wijaya dia adalah seorang alpha berusia 35 tahun. Dia sudah mapan dengan pekerjaan menjanjikan, rumah pribadi, beberapa aset pribadi, kepemilikan saham property, tampan, dan berpenampilan menarik. Dia memiliki semuanya.
Kecuali mate.
Daniel masih melajang menantikan dimana matenya berada. Kekosongan hati ini membuatnya bermain dengan beberapa wanita yang juga belum mating. Sebagai pria sehat, Daniel kerap berkencan dengan mereka dan menghabiskan malam panas. Namun, satu hal yang pasti dia tidak akan marking dengan partner seksnya.
Tidak, Daniel masih amat waras untuk menandai orang lain di saat dia juga belum menemukan matenya sendiri. Bagi Daniel, semua perempuan yang menemani ranjangnya hanya mengisi waktu dan melepas penat, tidak ada yang serius. Mereka semua tahu konsekuensinya.
Sekarang Daniel berkencan dengan Stefani Olivia- seorang model Singapura. Mereka sudah berkencan hampir tiga bulan. Daniel menyukai gadis ini sewajarnya, namun Stefani memandangnya sepenuh hati seolah mereka memang ditakdirkan bersama.
"Daniel bisa kamu pulang sekarang? Mama membutuhkan kamu.. dia sakit.. Tolong pulang ya,''
"Mama sakit? Ok, aku usahain minggu ini bisa pulang ke rumah. Nanti sekalian aku juga ada kerjaan di Dieng,''
''Tapi aku gak bisa pakai pesawat,'' lanjut Daniel.
''Ya sudah gak papa terserah kamu yang penting bisa pulang,'' Papa di seberang sana menghela nafas.
"Mamamu sakit ini juga khawatir sama kamu. Kamu belum ketemu mate, entah di mana jodoh kamu itu sekarang. Kami tidak mengharap cucu Daniel, tapi setidaknya kamu sudah memiliki pasangan, mate kamu sendiri. Kami lega,"
Daniel terdiam mendengar perkataan Papanya. Matenya sendiri? Daniel mengulur nafas, tangan lain yang mulus menggenggam jemari Daniel resah.
Daniel menatap wajah pacarnya yang menunduk cemas di sampingnya. Membelai wajah itu pelan, gadis itu menengok. Daniel memberikan senyum tenang.
"Gak papa," kata Daniel tanpa suara.
"Kamu denger gak?" suara Papa Daniel menyela di telepon.
"Putusin pacar kamu itu, siapa namanya? Jessica ya?"
"Stefani Papa," ralat Daniel sementara gadis di sampingnya memainkan jemari pria itu, menelusuri telapak tangannya mengusir gugup.
"Ya dia itu. Kamu sudah dewasa Papa yakin kamu bisa berfikir. Secinta-cintanya kamu sama dia pasti bakalan putus juga, percaya sama Papa. Cuma mate kamu pada akhirnya yang bakalan nemenin kami seumur hidup," kata Papa dalam telepon.
Genggaman tangan Stefani di telapak tangannya semakin erat. Daniel membenarkan perkataan Papanya, dia juga sadar hubungannya dengan Stefani tidak benar. Hubungan mereka salah, pada akhirnya mereka akan putus. Tapi dimana mate mereka berada sekarang?
"Jangan berani kamu bawa pacar kamu pulang, dia tidak akan diterima," suara Papanya final. Daniel menghela nafas, selalu saja seperti ini.
"Lebih bagus lagi kalau kamu datang bersama mate kamu," tambah Papanya.
"Iya, itu juga kalau ketemu, Pa," Daniel menjawab malas. Mereka berbicara satu dua kalimat kemudian menutup telepon.
Stefani langsung menubruk dada Daniel memeluknya terisak. Dia tidak akan sanggup kehilangan pria ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate: Daniel and Chiko [2]
Teen FictionRasanya seperti jatuh cinta pertama kali, feromon ini manis sekali. Feromon yang mau aku hirup, aku dekap, aku ciumi, aku miliki selamanya. Feromon.. feromon, My mate.. where are you, I'm haunting you.. -Daniel Rakai Wijaya (35th) Tolong, Mama.. Pap...