1

333 41 1
                                    

Jujutsu Kaisen
©Gege Akutami,
animated by Mappa Studio.
•••
Like You
A YutaMaki FanFiction
©DeathRee, 2022.
___________________________________

1.

MAKI mengakui, ia adalah pribadi yang cukup nyentrik dan kurang feminim dibanding para perempuan lain. Tak perlulah menunggu Inumaki Toge sudi membuka mulut—tanpa menggunakan kata isian sushi yang sulit dicerna maknanya—guna memberi pendapat mengenai kepribadian dirinya. Pun, tak perlu repot menunggu panda untuk menjelaskan dengan kata-kata yang belum tentu seorang manusia mampu susun; Maki tahu diri.

Yuji—anak kelas satu sebagai wadah sang Raja Kutukan Sukuna itu—bahkan pernah berkata, bahwa cara berjalannya sudah cukup menyeramkan. Maka, feminimitas nampaknya sudah tak patut menyandang bersamaan dengan namanya.

Persis seperti marga sialan yang sudah ia buang bertahun lalu.

Ya ya, meski jujur saja, ia sendiri masih merasa caranya melempar kaki terbilang normal.

"Maki-san~"

Gadis pendek bersurai cerah di sebelahnya memamerkan tatapan kagum, Maki sempat tertegun bak deja vu. Tatapan infantil itu, jelas mirip kepunyaan seseorang di masa lalu; seseorang yang entah mengapa mampu membuat hatinya yang semi mati berdegup kacau berantakan. Bahkan sampai menggoncangkan pendirian perihal nilai pengakuan yang selama ini ia junjung amat tinggi.

Bedanya, sosok itu adalah bulan, dan gadis ini adalah bintang terang. Hanya orang paling sial sedunia macam Kokichi Muta (Mechamaru) yang bisa tersakiti hanya dengan seberkas sinar lembut itu.

Pun, Maki. Pada awalnya.

Menekan rasa iri sekaligus perasaan iritasi tatkala mendapati pemuda 'sok tersakiti' sebab eksistensi roh kutukan pendendam Orimoto, sama sulitnya seperti ia berusaha tak membenci diri sendiri.

Tetapi jelas, itu dulu. Jauh sebelum ia melatih pemuda Okkotsu itu dengan tangannya sendiri. Jauh sebelum ia mengerti bahwa laki-laki pemalu itu hanya kurang motivasi dan perlu sedikit disemangati.

"Maki-senpai, anda melamun lagi."

Megumi—pemuda tanpa ekspresi yang entah kenapa bisa menjadi cinta pertama adiknya¹—menegur dengan menepuk bahu. Gadis dengan mahkota serupa lumut itu seolah mentas dari mimpi sekejap, mengerdikan bahu tanpa maksud yang jelas; entah lelah selepas menggunakan otot, atau distraksi supaya kesadarannya yang sempat hilang agar kembali.

"Maki-san belakangan aneh, ya, Megumi?"

Nobara menyentil Megumi. Meski tentu saja, pemuda dingin itu tak berekspresi lebih kecuali hanya memandang punggung seniornya yang telah pergi.

***

"Okkotsu sialan..."

Maki melempar punggung ke kasur, lelah menyimak ponsel pintar yang tak kunjung menunjukkan balasan pesan dari seseorang. Ingin ia cengkeram benda itu supaya menjelma jadi pecahan-pecahan mikroskopis. Tetapi garis kewarasan dalam kepala yang masih terjalin; serta realita kemiskinan yang menderanya hampir dua tahun, telah membatasi imajinasinya.

Dibanding menghilangkan ponsel senilai belasan misi yang ia jalani, gadis semampai itu lebih memilih menenggelamkan kepala dalam bantal asrama. 

Drrtt ...

Sosoknya yang hampir saja merobek sarung bantal yang telah kusut tak berbentuk, mendadak menegakkan punggung. Bahunya kaku, napasnya sedikit tak beraturan memandangi benda di telapak tangannya yang masih menampilkan layar hitam. Bibirnya menyunggingkan seberkas senyum tatkala jarinya menekan tombol ponsel guna memastikan si pengirim pesan. Tapi tak lama, kurva bibir itu mengudara.

Like You [YutaMaki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang