3.TIGA

71 11 1
                                    


Jangan lupa vote pren

Chapter 3

Bismillah semoga kalian suka ❤️🌚

Absen dulu, yang baca kelas berapa nih?

Absen dulu, yang baca kelas berapa nih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Laki-laki dengan poster tubuh yang tinggi itu, tengah memegangi wine nya. Tangannya menggenggam gelas dengan kuat. Urat-urat di lehernya menonjol menandakan ia sedang marah, dengan tak segan-segan ia membanting gelas wine nya itu.

PYARR

Arazka, laki-laki itu tak bisa melupakan hal kejadian di kantin tadi. Di mana ia di permalukan untuk pertama kalinya. Di depan banyak orang.

Tangannya memegang erat pembatas balkon itu. Kepalanya tertunduk menikmati rasa sakit akibat terlalu banyak meminum wine.

"Gue gak akan biarin lo semua hidup tenang!" desis nya terdengar berat. Sekelebat ingatan tentang wajah perempuan bernama Malva itu muncul. Tangannya terkepal rasa ingin menghabisi perempuan songong itu semakin berkobar.

Arazka berjalan menuju meja yang tak jauh dari situ, ia meraih ponselnya lalu menekan beberapa no untuk menghubungi seseorang.

"Cari tau tentang mereka." Setelah mengatakan itu. Arazka langsung mematikan sambungan telpon.

Seringaian keluar dari bibir Arazka.

"Mari bermain..."

****


Pagi-pagi Arazka sudah mengendarai motornya. Ya, seperti biasa ia akan berangkat sekolah meskipun di sekolah ia hanya membolos. Kali ini, ia akan menjemput Yezha karena perempuan itu meminta nya.

Di pertengahan jalan. Arazka merasa terkejut saat empat mobil melesat dengan kencang dari arah belakang. Arazka menghentikan motornya di pinggir jalan membiarkan mobil-mobil itu melesat lebih dulu.

Dahi Arazka berkerut ketika melihat jendela mobil-mobil itu terbuka. Ia membulatkan matanya ketika melihat mobil pertama ada Marel yang mengendarai, kedua Mikie, ketiga Milo dan terakhir Malva.

Mereka seperti sengaja melakukan itu di depan nya. Arazka mengepalkan tangannya saat Malva berhenti di depannya.

Perempuan itu tertawa remeh melihat wajah Arazka yang memerah. "Gimana nih? Malu nya udah ilang belum?" kekeh nya sinis.

"Mau lo apa?!" sarkas Arazka emosi. Tangannya sudah mengepal kuat siap untuk menghajar wajah perempuan di depannya ini.

"Penting gue jawab?" Setelah mengatakan itu Malva memakai kacamata hitam nya kembali. Melirik Arazka sekilas. Kemudian, tersenyum miring dengan kekehan sinis.

SAUDARA 4 MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang