Bab 6

15.8K 838 4
                                    

"Alecia, kamu dipanggil ke ruang CEO sekarang" panggil Hendri sang ketua divisi keuangan.

"Ada apa ya pak? Kok saya dipanggil tiba-tiba. Apakah saya melakukan kesalahan?" Tanya Alecia bingung.

"Tidak ada apa-apa. Pak Kenzie ingin melihat catatan keuangan dari 2 tahun yang lalu. Nanti kamu bawa semua berkas laporan keuangan dari 2 tahun yang lalu ya" balas Hendri.

"Baik, pak" balas Alecia. Pak Hendri pun meninggalkan ruangan karyawan keuangan.

Irene langsung menghampiri Alecia ketika pak Hendri telah meninggalkan ruangan.

"Em.. Cia tumben sekali seorang CEO meminta kita sebagai karyawan biasa menemui nya ke ruangannya." Ujar Irene.

"Ga tau nih ren. Biasanya yang ketemu langsung sama CEO itu pak Hendri, kok tiba-tiba aku ya" bingung Alecia, entah mengapa perasaanya tidak enak.

"Ren, boleh minta bantuannya buat ngumpulin semua berkas laporan keuangan?" Tanya Alecia

"Tentu" balas Irene

Alecia yang dibantu oleh Irene mempersiapkan semua laporan keuangan dari 2 tahun yang lalu.

"Makasih ya ren, udah bantuin aku" ucap Alecia

"Sama-sama, cia. Semangat ketemu pak CEO tampan" goda Irene dan dibalas acungan jempol dari Alecia.

Alecia melangkah kan kedua kakinya menuju ruangan CEO. Ruangan CEO terletak di lantai 30, yaitu lantai tertinggi di gedung perusahaan. Sedangkan ia bekerja di lantai 10, itu artinya ia harus menaiki 20 lantai.

Untuk pertama kalinya, ia menginjakkan kakinya di lantai ini. Lantai ini adalah lantai khusus untuk CEO, tidak sembarang orang bisa berada di lantai ini. Tak heran di lantai ini sangat hening. Saat ia keluar dari lift ia hanya melihat sebuah meja sekertaris dimana ada seorang wanita yang tak lain adalah sekertaris perusahaan yang tengah fokus terhadap layar komputer di hadapannya.

Alecia menghampiri meja sekertaris dan berkata.
"Permisi, Bu. Saya Alecia dari divisi keuangan" ucap Alecia pada sekertaris yang bernama Mira. Mira pun mengalihkan tatapannya dari layar komputer ke wanita di hadapannya.

"Oh, mba Alecia ya? Sudah ditunggu oleh pak Kenzie, silahkan langsung masuk saja ke ruangan pak Kenzie" jawab Mira

"Terimakasih Bu" balas Alecia.

Dengan ragu ia melangkahkan kakinya menuju pintu ruangan, tangannya sudah gemetar gugup karena ia akan berhadapan langsung dengan orang no satu di perusahaan tempat ia bekerja. Ia mengetuk pintu ruangan sebanyak 3 kali.

"Masuk" sautan dari dalam ruangan menyuruhnya masuk. Ia menghirup napas sebanyak mungkin untuk meredakan kegugupan nya, setelah itu ia membuka pintu ruangan dengan pelan.

Ia mengedarkan pandangannya ke dalam ruangan. Besar dan mewah itulah kata yang cocok untuk menggambarkan ruangan CEO. Ia disambut oleh sofa besar. Matanya dimanjakan dengan interior yang sangat indah dan pas. Pandangannya terhenti ketika melihat seorang laki-laki yang sedang duduk di kursi kebesarannya. Laki-laki itu yang tak lain adalah Kenzie, sang CEO baru di perusahaan Emmanuel Corp sedang duduk membelakanginya.  Alecia langsung berjalan menghampiri meja Kenzie dengan langkah yang ia buat sepercaya diri mungkin.

"Permisi, Pak. Saya Alecia dari divisi keuangan" ucap Alecia.

Sang CEO pun membalikkan badannya ke arah Alecia dengan gerakan perlahan.

"Kamu!!" Tunjuk Alecia kepada sosok laki-laki dihadapannya. Keterkejutan terlihat jelas dari raut wajahnya. Ia tak menyangka laki-laki menyebalkan dan tidak bertanggung jawab yang telah menabrak dia beberapa hari yang lalu ternyata CEO baru di perusahaan tempat kerjanya.

"Halo, manis. Senang berjumpa denganmu lagi" balas laki-laki yang menjabat sebagai CEO yang menggantikan ayahnya. Seringai tajam tak pernah terlepas dari wajahnya. Tatapannya seakan singa yang siap menerkam mangsanya.

"Ternyata, karyawan di perusahaan ini sangat lancang pada atasannya, sampai-sampai berani menunjuk ke atasannya sendiri" ucapnya sarkas.

Mendengar ucapan dari sang atasan. Alecia menurunkan tangannya, dan mulai mengelola emosi yang sedang berkecamuk. Ia harus bisa bersikap profesional. Saat ini ia sedang berhadapan dengan CEO, jadi ia harus menurunkan sedikit egonya. Jika tidak, bisa-bisa ia dipecat dari perusahaan ini.

"Mohon maaf atas kelancangan saya. Saya disini ingin memberikan laporan keuangan perusahaan yang bapak minta" ucap Alecia sambil menyerahkan berkas laporan keuangan.

"Taruh saja laporannya di atas meja" perintah Kenzie.
"Oh ya. Saya tidak menyangka jika wanita yang saya temui beberapa hari yang lalu ternyata bekerja di perusahaan ini" lanjut Kenzie.

Ia beranjak dari kursi kebesarannya dan menghampiri Alecia dengan tatapan tajamnya.

"Hah, saya pikir anda lupa ingatan, ternyata tidak. Saya meminta ganti rugi atas apa yang bapak telah perbuat" balas Alecia tanpa rasa takut.

Langkah Kenzie terus mengikis jarak di antara mereka, dengan otomatis Alecia memundurkan langkahnya.

"Memangnya apa yang telah saya perbuat nona?" Tanya Kenzie dengan sok polos.

Di dalam hatinya, Alecia merasa ketakutan dengan sikap dari atasannya ini. Melihat pancaran ketakutan yang terpancar di kedua bola mata Alecia membuat Kenzie menampilkan senyum mengejek. "Sungguh polos sekali wanita ini",  begitulah kata hatinya.

Merasa langkahnya sudah terpojok, Alecia hanya bisa merapalkan doa-doa agar atasannya ini berhenti mendekat.

Melihat mangsanya terpojok, Kenzie menyeringai lebar. Ia terus mengikis jarak diantara mereka. Alecia sudah tidak memandangnya, ia hanya menunduk seperti mangsa yang sudah tidak berdaya.

Kenzie mulai mengulurkan tangannya ke arah wanita berhijab coklat di hadapannya. Ia ingin sekali menyentuh wanita ini. Sebelum tangannya menyentuh pipi wanita di hadapannya, Alecia sudah memberikan tamparan terhadap aksi lancang atasannya ini.

Plakk

Bunyi tamparan keras menggema di ruangan CEO. Kenzie merasa harga dirinya jatuh karena baru kali ini ia ditampar oleh seorang perempuan. Amarahnya memuncak. Sebelum ia mengeluarkan amarahnya, pintu ruangan diketuk oleh sekertarisnya.

Bersyukur. Itulah kata yang Alecia panjatkan kepada Allah, karena telah menolongnya.

Mira langsung masuk ke ruangan CEO. Ia merasa bingung dengan posisi atasannya yang sedang menghimpit  karyawan bagian keuangan.

"Mohon maaf sir. Anda sudah ditunggu di ruang rapat" jelas Mira.

"Iya" jawab Kenzie

Setelah Mira beranjak dari ruangan. Kenzie membisikkan sesuatu ke telinga Alecia.
"Jangan senang dulu nona karena hari ini kau selamat" bisik Kenzie pada Alecia dengan menyunggingkan senyuman mengejek.

Ia pergi melepaskan mangsanya hari ini. Tapi, ia tidak akan pernah membiarkan mainannya pergi dengan mudah.

Melihat langkah kaki atasannya telah meninggalkan ruangan. Badan Alecia langsung luruh ke lantai. Ia merasa sangat ketakutan dengan tingkah atasannya. Tangisan yang sejak dari tadi ia tahan, akhirnya keluar dengan sendirinya.






Terimakasih untuk 100 pembaca yang telah membaca cerita ini 🙏🏻

TBC
27-01-2022

Belenggu Obsesi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang