Ch. 2-Alright,

30 5 12
                                    

Chapter 2-Alright,

Ketika aku membuka mataku, hanya warna putih yang menyambut. Ini di Whitespace. aku langsung menyadarinya.

Aku menatap diriku yang sekarang berwarna putih hitam, rasanya seperti aku didalam game. Aku berdiri, lalu berjalan di tempat putih yang tak berujung ini.

Saat aku berjalan ada sosok lainnya disana, berbeda dengan yang lain hanya mereka saja yang berwarna merah. Aku tidak tahu mereka itu apa, tapi memutuskan untuk mengabaikannya.

Kakiku berhenti melangkah di sebuah garis hitam, seharusnya itu tembok tapi karena ruang tak berlaku disini itu hanya menjadi sebuah garis. Di sebelah kanannya ada seekor kucing hitam, aku penasaran darimana dia berasal.

Kemudian, aku memasuki kotak itu, didalamnya ada sebuah komputer, buku sketsa dan kotak tisu. Aku masih tidak mengerti kenapa benda-benda itu yang ada disana. Karena bukan aku yang menciptakannya.

Awalnya aku bahkan tidak tahu jika benda seperti itu bisa dibuat. Dan, tak ada yang bisa kulakukan disini.

Saat dia datang dan semua ini terbentuk. Aku menjadi sangat terkejut.Melihat jika pintu putih yang seharusnya ada di sebelah atas tidak ada, itu tandanya dia belum kemari.

Karena tak bisa menggunakan komputer, aku memilih mengambil buku sketsa yang ada di sudut. Di dalamnya ada banyak gambar yang dapat membuatmu bergidik atau mual. Beberapa terlihat tidak jelas, tapi yang pasti warna merah di sketsa itu tak berarti baik.

Di halaman terakhir, hanya ada 1 objek gambar. Sesuatu yang berwarna hitam dengan satu mata, itu cukup seram jika di lihat. Tapi, yang ada di buku ini tidak ada apa-apanya dengan yang ku lihat di dunia nyata.

Ya, mungkin kalian sudah sadar. Mataku ini sedikit spesial karena bisa melihat sosok yang tidak bisa orang lain lihat. Aku tidak yakin, jika itu hantu. Karena bentuknya cukup berbeda dengan yang ku lihat dari film.

Dalam film mereka berbentuk manusia, atau berwarna putih transparan. Tapi, yang ku lihat hanya gumpalan-gumpalan hitam. Yang melayang di sekitar seseorang, atau hanya diam di tempat.

Aku lebih memilih mengartikannya sebagai 'Kegelapan' yang ada di hati manusia, atau di tempat tersebut. Tentu saja, karena itu aku tak akan memiliki 'teman hantu' seperti yang ada di komik-komik.

Kalian pikir ini keren? atau, hebat punya sesuatu yang tidak dimiliki orang lain? Sejujurnya tidak begitu, itu membuatku merasa berbeda. Apalagi saat pertama aku bisa memahami kalau yang ku lihat itu bukan manusia.

Ketika pagi hari akan bangun, tiba-tiba ada sosok mengerikan dengan banyak mata menatapmu tepat di atas mu. Tapi, ketika kau sadar itu sudah menghilang. Meski tak semengerikan hantu asli, tapi tetap saja itu 'mengerikan.'

Setelah puas menatap gambar itu, aku mengembalikan bukunya seperti semula. Dan, tepat saat itu dia datang.

Seseorang yang lain, seseorang yang telah membentuk tempat ini. Aku menatapnya, sedikit tertawa karena dia begitu mirip tapi juga sangat berbeda dengan sahabatku.

Dia adalah Omori, yang mana sangat mirip dengan Sunny yang beberapa tahun ini tak keluar. Tapi, tatapannya yang kosong membuatku sedikit meragukan apakah itu benar dirinya.

Pertama kali aku melihatnya disini, aku mencoba memanggilnya. Namun, melihat dari dia yang tak merespon mungkin hanya aku yang bisa melihatnya, atau disini memang tidak diijinkan untuk berkomunikasi dengan yang lain.

Dia juga sama sepertiku berwarna putih hitam, karena itu adalah ketentuan whitespace. Aku hanya diam dan memerhatikan Sunny... Mungkin lebih baik aku panggil dia Omori mulai saat ini.

Omori pergi ke arah kanan, lalu membungkuk mengambil ben-

'Tunggu apa itu pisau?! Apa yang...' Aku terkejut, sejak kapan pisau itu ada sana? Dan, kenapa?

Aku kenal dengan pisau itu, karena walaupun dulu hanya ada aku sendiri tapi ada benda itu yang selalu menemaniku. Fungsi benda itu, ya... tentu untuk menusuk. Karena saat kau mati di Whitespace, kau akan terbangun di Dunia nyata. Itu peraturannya.

Pisau milikku sendiri ada di kantongku, aku bisa merasakannya. Lalu, kenapa? Apakah semua yang ada disini juga dibekali sebuah pisau agar bisa terbangun?

Aku tidak tahu, masih banyak dari tempat ini yang tidak ku pahami. Karena aku tak punya seseorang untuk ditanya, aku hanya bisa mengetahuinya dari pengalaman. Dan, kasus Omori ini baru pertama kalinya terjadi.

Setelah mengambil pisau mengkilap itu, dia memasukannya ke dalam saku celananya. Dan, pintu putih yang ku bicarakan sebelumnya muncul. Tanpa ragu Omori memasuki pintu itu.

Omori sudah masuk kesana dan meninggalkanku sendiri. Tapi, pintu itu tak langsung menghilang. Artinya, aku juga bisa masuk kesana. Aku sudah pernah masuk kesana untuk waktu yang lama.

Dunia yang ada di seberang Pintu sangat berbeda dengan disini. Dunia itu disebut Headspace, aku mengetahuinya dari komputer yang ada disana.

Di Headspace semuanya berwarna, dan cerah. Seakan itu adalah negeri dongeng. Disana juga ada banyak makhluk aneh yang tak ku kenali. Tapi, ada beberapa yang ku kenal ada disana.

Tuk tuk tuk,

Suara ketukan jariku menggema di tempat itu. Aku memainkan jariku, menimbang-nimbang akan masuk kembali ke disana atau tidak. Akhirnya aku memutuskan, aku tidak akan masuk dan lebih memilih bangun.

Ku raih pisau yang ada di dalam kantongku, lalu... menusuk jantungku sendiri.



Aku terbangun di dalam kamarku, suasana masih gelap. Pasti ini masih malam, aku beranjak untuk sekedar mencari camilan di dapur. Ketika akan memasuki dapur, aku melihat ibuku terlelap di kursi bersama ayahku.

'Pasti Dad tidak tega membangunkannya, tapi juga tidak kuat untuk menggendong Mom ke kasur seperti dulu.' Aku tersenyum melihat kedua orang tuaku, tapi senyumku hilang saat gumpalan itu kembali.

Setidaknya aku bisa menebak darimana itu berasal, itu kemungkinan adalah penyesalan ibuku karena tidak bisa melahirkan ketiga adikku. Padahal ibu sangat menantikan anak keduanya, mungkin karena aku sebentar lagi akan dewasa dan akan pergi. Ibu pasti merasa kesepian.

Alasan kenapa ibu tidak bisa melahirkan ada banyak, dan aku tak ingin menjelaskannya. Aku hanya berharap, suatu saat keinginan ibuku dapat dikabulkan.

Setelah mendapat yang ku inginkan, aku kembali ke kamar dan melanjutkan tidur. Lebih tepatnya, menghabiskan tak berbuat apa-apa di Whitespace.

-3 Hari sebelum Sunny pindah-

To be continue...

*Ichijouinkirara.

Happy. «Omori x OC»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang