Sesampainya di rumah... Raka langsung ke kamarnya, dia duduk di pinggiran ranjang memikirkan kejadian hari ini.. yang tidak pernah ia duga sebelumnya.
Wanita yang dulu menatapnya dengan begitu binar, menatapnya dengan penuh cinta, kini pandangan itu telah berubah, menatapnya seperti orang asing.
Raka sadar memang dirinya tidak pantas lagi mendapat cinta dari Ara, tapi entah kenapa dada raka terasa sesak saat melihat Ara hidup dengan baik dan sepertinya berhasil melupakannya.Sedangkan dia, hidupnya terasa hampa sejak perceraian itu, pernah beberapa kali Raka mencoba menjalin hubungan dengan wanita lain, tapi semua terasa hambar, sebab di ingatannya selalu ada wanita yang dengan sadar telah ia sia-siakan.
Lalu mengapa hatinya gundah,? Bukankah ini yang dia mau, di lupakan oleh wanita yang tidak diinginkannya,?
Apa dia merasa menyesal telah menceraikannya,? Apa ini kutukan, atau karma,? Apa dia tanpa sadar sudah jatuh hati terhadap Ara,?
"Konyol..." Segera mungkin Raka menampik hal itu, tidak mungkin..! dia hanya sedang banyak pikiran saja.! Sudahlah lebih baik dia membersihkan diri lalu tidur, entah kenapa ia enggan makan untuk malam ini.
**
"Pagi pak buk..!" Ucap Ara saat keluar dari kamar menuju ruang makan ,di sana sudah ada orang tuanya yang juga tengah menunggunya untuk sarapan.
"Hari ini kamu menginap lagi ya Ra?" Tanya ibu Ara, saat akan memulai untuk sarapan.
"Ara pulang ya buk.. kan ibu tau sendiri tempat kerja Ara jauh dari sini,"
Ibu hanya bisa menghela nafas pasrah.Mereka sarapan bersama dengan tenang, setelah sarapan... Ara pergi ke pasar membeli bahan makanan untuk pesanan, memang ibu Ara membuka catering sederhana seperti nasi kotak dan aneka kue.. dan kebetulan hari ini ibu dapat pesanan lima puluh nasi kotak untuk acara pengajian tetangganya.
Tentu saja dengan senang hati Ara membantu ibunya. Dengan begitu dia bisa mengisi waktu luangnya itu, toh membuat nasi kotak hanya sampai siang, tidak sampai sore sudah rampung.
..
Setelah dirasa tidak ada yang Ara kerjakan lagi, kini Ara pamit pada ibu untuk pulang, karena bapak masih kerja, jadi dia hanya menitip salam saja. Karena Ara berencana, akan mengisi sisa waktu liburnya untuk rebahan di kamar. Dia sudah rindu dengan kasur empuk di kamarnya.
"Ara pulang ya buk.?"
"Ya sudah..Hati-hati di jalan jangan ngebut.!"
"Iya buk..!"
Ara menyalami ibunya dan memakai helm siap mengendari motornya menuju rumah tercinta.
**
Seminggu berlalu, dan seminggu itu juga Raka selalu mengawasi toko buku yang seminggu lalu sempat ia singgahi di setiap berangkat dan pulang dari kerja.. lebih tepatnya dia mengawasi seseorang yang menjaga toko tersebut.. Raka sebenarnya tidak mau seperti orang penguntit, tapi hatinya benar-benar tidak bisa ia kendalikan. Hatinya selalu menuntunnya untuk selalu kemari, dan akhirnya dia kalah dengan keinginan hatinya itu.
Dan seminggu ini juga Raka tau kegiatan Ara , seperti jam berapa Ara datang dan jam berapa Ara pulang dari tempat itu, bahkan Raka juga tau di mana Ara tinggal, namun hanya sebatas mengawasi tidak berani mendekat apa lagi menyapa.
Namun hari ini Raka melihat kejadian yang membuat hatinya bergemuruh, di sana di dalam toko itu Ara sedang asik berbincang akrab dengan seorang pria yang menurutnya lumayan tampan, walau masih lebih tampan dirinya.. dengan tertawa riang Ara entah ia berbincang tentang apa pada orang itu. Hal itu cukup membuat hatinya tidak tenang.
"Itu bukan urusanmu Raka" ucap Raka pada dirinya sendiri mencoba menyadarkan diri bahwa dia sudah tidak berhak ikut campur. Tapi tetap saja hal itu sangat mengganggunya, bahkan saat di rumah pun dia masih bertanya-tanya siapa laki-laki itu dan apa hubungan mereka berdua.
Hatinya gundah, semalaman Raka tidak nyenyak tidur selalu kepikiran mantan istrinya. Bodohnya dia dulu telah menyia-nyiakannya, mengacak rambut frustasi Raka akhirnya mandi guna menjernihkan pikirannya.
..
"Ara..!!" Panggil kedua temannya bersamaan.
Ara menoleh, kali ini apa lagi?
"Waah...sepertinya kita datang di waktu yang kurang tepat ya si.?" Ucap Nada berdialog.
"Ehem .. iya nih, eh.. tapi berhubung sudah terlanjur disini boleh dong kita gabung.?" Tanya Sisi
"Apa sih kalian,? Duduk aja kalau mau gabung .. nggak usah banyak ngomong..!!"gertak Ara
"Duh raa... Galak bener, mentang-mentang ada yang jagain..!
Goda NadaYang di balas dengan gerakan kedua alis Sisi tanda setuju.
"Duh maaf ya mas Yoga.. kami mengganggu acara makan malam romantis kalian." Ucap Sisi masih terus menggoda.
Ya.. kini Ara tengah makan malam bersama Yoga, yang tak lain adalah bosnya sendiri.. namun walau dia bosnya, Yoga selalu tidak ingin di segani, dia nyuruh Ara menganggapnya sebagai teman , biar tidak canggung katanya.
Yoga sendiri adalah pria dewasa lebih tua lima tahun dari Ara... Selain pemilik toko buku tempat di mana Ara bekerja, dia juga adalah seorang pengusaha sukses.. dan setiap ada kesempatan pula Yoga selalu mampir ke toko bukunya.. dia senang Ara menganggapnya teman dan tidak canggung lagi saat mengobrol.
"Kalau kalian merasa mengganggu, kalian pulang aja..!!" Jawab Yoga.
Sedangkan Ara cekikikan menahan tawa yang siap meledak.
Sesaat Sisi dan Nada tercengang.. namun dengan cepat mereka tertawa sumbang.
"Haha....mas Yoga ini bisa aja bercandanya, masa kami yang cantik ini di usir..!" Kali ini Sisi yang menyahut.
Yoga hanya geleng-geleng kepalanya tanda tidak mengerti, siapa juga yang bercanda.
Akhirnya mereka bergabung duduk di sebelah Ara.
"Cowok lo serem amat Ra.?" Bisik Nada yang kebetulan duduk di samping Ara.
"Hemm.. Bukan cowok gue.!" Tegas Ara lirih, dia tidak mau nanti Yoga salah paham.
Ara sadar diri bahwa dia kini sudah berstatus janda dan juga bukan anak dari orang kaya.. mana mungkin orang seperti yoga bisa jadi cowoknya, perbedaan mereka begitu jauh. Ara juga tidak akan berharap lebih dari sekedar teman. Dia kini sungguh berhati-hati bila menyangkut soal hati.
Sedangkan Yoga yang mendengar penuturan dari Ara hanya tersenyum sekedarnya.. perasaannya sedikit tersentil ketika Ara menegaskan bahwa mereka tidak ada hubungan spesial.. namun dia sadar, bahwa hubungannya dengan Ara memang tidak ada yang spesial, setidaknya untuk saat ini.
"Jangan di ambil hati omongan mereka ya mas.. mereka memang kadang suka rese.!" Ucap Ara merasa tidak enak.
"Santai saja Ra.. aku gak keberatan." Sahut Yoga tersenyum tulus.
Nada dan Sisi melihat gelagat Yoga yang sedang menatap Ara pun tau, bahwa Yoga ini tengah memendam perasaan yang lebih dari teman terhadap Ara.. mereka tau dari cara Yoga memandang Ara, memang dasar temannya ini saja yang tidak peka.
Mereka kompak terbatuk-batuk dengan nada yang di buat-buat..
"Kalian milih diam apa pergi dari sini." Ancam Ara tegas
Seketika mereka kicep, Menutup mulut rapat-rapat.
.
..
.
.
See you next chapter..🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Ex-Husband
Short StoryKiara Queen (Ara) harus menelan pahitnya perceraian dari pernikahan mudanya dengan suaminya Raka Arjuna (Raka). karena memang pernikahan mereka terjadi karena perjodohan... namun biar hanya perjodohan, Ara berharap pernikahannya itu adalah pernikaha...