Z&Z

38 1 0
                                    

     Zander, seorang anak muda usia 18 tahun yang tertutup dan memilih untuk tidak mengungkapkan apa yang ingin dia ungkapkan kepada siapapun. Dia memiliki sepupu perempuan bernama Zira, gadis cantik yang dekat dengan kakak perempuan Zander. Zander tidak pernah bertemu dengan sepupunya itu karena ia selalu berada di kamarnya ketika ada acara keluarga besar (keluarga dari ayah). Ia baru bertemu dengannya 1 bulan yang lalu. Saat itu juga, ia merasa ingin dekat dengan sepupunya itu. 








     Tanggal 31 Desember 2021, keluarga besar Kuto sedang berkumpul di rumah Zander untuk merayakan tahun baru. Ayah, ibu, paman-pamannya, bibi-bibinya, sepupunya berdatangan ke rumah. Zander yang biasanya selalu mengurung diri di dalam kamar kini ia ikut berkumpul bersama-sama karena keinginan dari kakeknya yang menginginkan dia ikut serta. Zander yang tidak enak jika menolak akhirnya menuruti kemauan kakeknya. Sebelum acara dimulai, ia membantu ibunya mempersiapkan segala hal untuk acara nanti bersama kakak dan adik laki-lakinya. Mulai dari menyiapkan makanan, meja makan, minuman, dll meskipun dia melakukannya dengan setengah-setengah. Tibalah saatnya, malam hari pukul 7, anggota keluarga mulai berdatangan. Anggota keluarganya tidaklah terlalu banyak, hanya ada 2 paman dan istrinya, 3 bibi dan suaminya, kakek dan nenek, 4 sepupu laki-laki dan 3 sepupu perempuan, namun hubungan keluarga ini sangatlah dekat, terutama antara sepupu laki-laki dengan adiknya dan sepupu perempuan dengan kakaknya. Sepupu laki-laki Zander mempunyai umur yang ada di bawahnya sehingga itulah yang membuat dia enggan untuk bertemu dan bermain dengan sepupu laki-lakinya itu. Bisa dibilang ialah yang paling tua di antara anak laki-laki di keluarganya, begitu pula dengan kakaknya, lalu diikuti oleh Zira yang lahir 5 bulan setelah Zander. Karena itulah Zira lebih dekat dengan kakaknya.

     Malam pukul 7, anggota keluarga mulai berdatangan. Zira beserta ayah dan ibunya datang lebih dulu. Zira pun masuk ke dalam rumah Zander dan langsung menuju tempat kakek dan nenek untuk salim. Lalu, ia memanggil nama kakak Zander untuk menemuinya. Ia pun langsung menuju kamar kakak Zander yang ada di atas. Karena sudah sering ke sana, ia bebas menjelajah rumah itu layaknya rumah sendiri. Zander yang mendengar suara Zira di dalam kamarnya merasa pernah mendengar suara itu, namun dia abaikan saja, dan lanjut bersantai sejenak. Kemudian, anggota keluarga yang lain juga mulai berdatangan hingga semuanya sudah berkumpul di ruang keluarga. Sepupu laki-laki Zander langsung menuju kamar adiknya untuk bermain, sementara sepupu perempuan yang lainnya karena masih bayi, mereka digendong oleh bibi Zander. Sedangkan ayah, ibu, paman dan bibinya asik mengobrol di ruang keluarga bersama kakek dan nenek. Malam pukul 9, semua berkumpul di meja makan yang besar. Zira dan kakak Zander sudah terlebih dahulu duduk di kursi, disusul adik dan saudara laki-lakinya. Zander pun diberitahu oleh ibu kalau acara sudah mau dimulai. Zander pun ke luar dari kamar dan menuju ke bawah dengan lemas karena ia tak suka berkumpul-kumpul seperti itu. Setelah sampai di meja makan, ia pun disambut oleh kakeknya.

"Akhirnya, cucu kakek yang satu ini hadir juga." Ucap kakek.

"Kamu kenapa gak pernah mau kumpul acara keluarga sih zan? Gak usah malu-malu, ini kan sama keluarga sendiri. Masak anak ganteng-ganteng gini kerjanya di kamar terus kalau ada acara." Ucap ibu Zira sambil senyum dan tertawa kecil.

     Zander yang mendengar itu hanya diam dan duduk di dekat kakeknya. Di depannya ada Zira dan kakaknya yang asik mengobrol sambil mengupas mangga. Zander yang baru pertama kali melihat Zira tertegun melihatnya dan ia terus memperhatikannya sampai panggilan dari ibunya mengalihkan perhatiannya. Ia disuruh untuk mengambil mangga yang ada di dapur untuk disajikan di meja makan. Saat sampai di dapur, ia terus bertanya kepada dirinya sendiri, "gw kenapa ya? Kenapa gw kayak gini? Kenapa gw pengen melihatnya terus?" 

Ingin Lebih DekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang