Pria berkemeja biru itu berdiri, dia mengemasi semua barangnya ke dalam sebuah tas jinjing dan ransel. "Saya minta buat kelompok maksimal dua orang, untuk buat jurnal, ketua kelas tolong atur dan kasih daftarnya ke saya, yah," kata pria itu.
Ketua kelas yang di tunjuk pria itu mengangguk, "Baik, Pak."
Pria itu kemudian mengambil jaketnya "Yang lain, Paham kan?" tanyanya pada murid lain.
Semua murid menyahut, "Paham! Pak."
"Kalau ada yang gak kebagian kelompok, chat saya. Kalau begitu saya akhiri. Selama siang," kata pria itu sebelum benar-benar pergi dari ruang kelas.
---
Yeni, si cantik berambut hitam panjang tersenyum sambil menopang dagu, manik hitamnya bersinar memandang seorang pria yang duduk di sebelah jendela, "Ih, pengennya kelompokkan sama, Arya," gumamnya tanpa berkedip.
Anita, gadis yang duduk di sebelahnya ikut memandang pria itu, "Kalau ganteng tapi o'on mah, percuma,"
"Gak papa, gua kan udah pinter. Lumayan untuk memperbaiki keturunan."
Anita mengernyit dengan mimik muka aneh, "PD amat lu!"
"Hehe, gua emang pinter kan?"
Zaky, sang ketua maju ke depan. Setelah lumayan lama mengetuk meja dengan penghapus, semua mata akhirnya tertuju padanya. "Ok, guys, karna gua yang atur kelompoknya, biar adil gua akan bagi kelompok berurutan sesuai absen aja, yah."
"Gak!" Yeni langsung menolaknya. "Kalau menurut absennya dari paling atas pasangan sama yang paling bawah, gua baru setuju!"
Gadis lain yang duduk agak jauh didepan Yeni justru tidak setuju, "Ih! itu mah enak di elo doang!"
"Ok, gini aja," Serobot Zaky menengahi, "Kita adakan vote, siapa yang mau anggota kelompoknya berurutan dari atas angkat tangan kanan dan siapa yang mau anggotanya di absen atas dan bawah berpasangan angkat tangan kiri,"
Tanpa banyak protes, semua setuju, mereka siap menunggu aba-aba dari Zaky.
"Pssstt! Lo pilih yang ke dua yah!" bisik Yeni pada Anita.
Anita hanya mengangguk singkat.
"Ok, satu!"
Yeni bersiap.
"Dua, ti—ga!"
Semua mengangkat tangannya, jumlah yang mengangkat tangan kanan hampir seluruhnya, sedangkan yang mengangkat tangan kiri...
" 43 vs 2, udah jelas, yah. Gua akan bagi kelompok berurutan dari absen teratas."
"Iiihh! Kayaknya semua pada iri, yah! kalau gua sekelompok sama Arya?!" ujar Yeni cemberut.
Anita menghela napasnya pelan, "Saingan lo banyak, mending cari yang lain,"
"Gak mau! Di sini yang mendingan mukanya cuma Arya!"
-
Setelah menulis anggota kelompok di papan, Zaky kembali bicara, "Ok, kelompoknya udah gua buat, silahkan difoto biar gak lupa,"
Yeni langsung menyipitkan mata, gadis itu berusaha mencari nama Arya si pujaan hati. Pada urutan ke lima dari atas, tertulis nama Arya yang berpasangan dengan, "Anita! Gila! Gua merasa ditikung! Iiihh!!" Anita hanya tersenyum tipis. Yeni kembali melanjutkan, "sedangkan gue, pasangannya sama... Zaky!"
"Lumayan tuh gak goblok-goblok amat pasangan lo," saut Anita.
"Ihhh! Nit, kita tukeran tempat dong! atau kita tukeran nama aja! Please!" Yeni memohon pada Anita, tapi sayangnya Zaky sudah lebih dulu mengirim daftar kelompok pada Pak Anton, dosen metopen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tristerix
RomanceArya telah menemukan apa yang ia inginkan, untuk menjaganya, apapun akan Arya lakukan meski seluruh harta dan nyawanya hilang.