dua

11 1 0
                                    

MASA LALU

Beberapa bulan telah berlalu, tepat setelah ujian sekolah diadakan, terdengar desas desus jika Talia menyukai salah satu asrama putra yaitu Fatih. Bahkan, ia berani mengungkapkan perasaan nya lewat surat menyurat agar tidak diketahui oleh banyak orang, namun tetaplah kabar itu terdengar senter dan hampir semua orang tahu klo mereka sudah resmi berpacaran.

Betapa senangnya Nakira ketika tahu jika mbk nya Talia sudah jadian dengan Fatih. Dia ikut senang dan bahagia karena kedekatan mereka.

Bahkan sesekali saat Nakira berpapasan dengan Fatih ia menggoda

" Cie cie... Bang Fatih,,, yang kesengsem sama mbk Talia.. "

Fatih haya tertawa melihat ulah nya "kalau senengnya kamu aja boleh nggak?" Timpal Fatih sambil menggoda ganti.

" Ih.. nggak boleh lho.. nanti tak bilangin mbk Talia lho... Hayo... " Goda Nakira walaupun tak akan dia berkata karena ia hanya bercanda.

Sore itu, dengan wajah tulus dan polosnya Nakira berlari menghampiri Dimana Talia berada. Beberapa hari memang Nakira pergi liburan kerumah nenek dari ibunya. Ia merasa kangen dengan orang yang sudah dianggap mbaknya itu. Namun, kali ini seakan berubah. Tatapan teduh yang biasa ia dapat menjadi tatapan datar bahkan cenderung mendung.

Kepekaan Nakira membuat nya menerka ada apa gerangan dengan mbaknya itu.

Hari demi hari terus berubah. Nakira tak mengerti apa-apa.
Hubungan yang semakin hari semakin merenggang.
Sampai pada akhirnya, ketika kelulusan sekolah telah tiba dan memulai dengan tingkatan berbeda, saat itu pula mbk Talia memutuskan untuk keluar dari asrama putri. Dan meninggalkan secercik surat kepada Nakira.

Nakira menerima dan membaca dengan sangat kebingungan. Tidak mengerti dengan isi surat itu," apa maksudnya aku menusuk dari belakang? Aku suka sama Bang Fatih? Gimana sich ini itu?"

" Dasar anak polos. " Seru mbk Kania salah satu asrama putri yang merasa kasihan kepada kebingungan gadis polos itu, karena menjadi korban cemburu yang gak jelasnya Talia. " Ini itu, surat menandakan bahwa Talia itu, cemburu sama kamu, karena Fatih lebih menyukai kamu dari pada dirinya."
Nakira langsung kaget. " Suka?? Aku?! Aku tidak mengerti dech mbk, padahal aku itu seneng banget waktu tahu klo mbk Talia itu jadian atau pacaran sama Bang Fatih. Bener." Bingun nya. "Aku kan masih kecil. Nggak mungkin dong, pacar pacaran.. ? Dan enggak mungkin Baba (ayah) mengizinkan."

Memang Fatih sering sekali menunggunya didepan teras masjid saat ia pulang sekolah hanya untuk sekedar menyapanya, dan memang selalu mengganggunya akhir-akhir ini, tapi,Kepolosan Nakira sama sekali tidak mengerti dengan tatapan mata dan kekaguman dengan dirinya yang hanya anak 12tahun saat itu.

***

Ngelamun Nakira di ruang kamarnya, flash back beberapa tahun yang lalu. Malam yang banyak bintang nan bertaburan tak sama dengan hatinya yang tak karuan. Ia baru menyadari semua , perhatian dan tanggapan dulu yang dilakukan oleh bang Fatih adalah rasa sukanya kepadanya.
"Suka datang diwaktu yang tidak tepat. Aku masih sangat kecil ntuk tahu apa itu cinta, bahkan sampai sekarang aku juga masih belajar apa itu cinta, suka dan kagum?" Renungnya sendiri.

Tiba- tiba ada WA masuk dari Bang Fatih.

" Sudah sholat Ra? Dirumah ya hari ini?"

Ini adalah perbuatan iseng mbk Kania. Yang memberi tahu no. wA nya sama bang Fatih. Perhatian kecil yang diberikan apakah masih ada rasa ? Lamun Nakira dan seketika membuang jauh prasangka nya itu, karena ia hanya ingin memperbanyak teman saja.
"Iy. " Balaz Nakira singkat.

Dilema CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang