Guratan #01: Dia, kembali

17 4 5
                                    

   Semesta itu sering kali melontarkan sebuah permainan rasa. Dimana alurnya 'tlah ditulis oleh Sang Kuasa. Raga jiwa anitya mengubur sebongkah asrar dunia. Turut mendengar senandung senandika dan menikmati lara.

   "Merayakan kehilangan adalah senyawa pertama dari kumpulan rasa yang lahir pada sebuah pertemuan."

   Rungu, kau dengar sebait suara itu? Iya. Sebuah pesan yang dititipkan semesta diantara lantunan bersuarakan padika harsa. Jari-jemari sukma dari tulisan ini ingin sedikit bercerita.

    Ia anak dara kebanggaan semesta arya. Pemeran utama ceritera yang 'tak seindah paras dahayu dan ramayana tajuknya. Ia, hanya seorang gadis biasa saja.

   Shanna. Pribadi pengagum matahari sore yang memancarkan bias jingga merah bata pada nabastala. Pribadi dengan seribu kelebihan dan sejuta kekurangan.

   Sang puan pelengkap ceritera kini memandang sendu langit senja dibawah cakrawala dengan kedua telinga yang ia sumpalkan oleh sebuah pranala. Dan satu teman isi kepalanya; buku catatan berwarna putih kosong disamping dibiarkan terbuka agar bisa disisir tiap satu-persatu lembarannya oleh sang anila.

   Tepat hampir satu tahun saat kandas hubungan antara kedua nya, tidak bisa dihitung jari sudah berapa kali Shanna memikirkan sang pemuda. Berbagai usaha untuk melupakannya pun seperti nya susah. Tetapi mengapa saat dulu ia memilih untuk 'sudah'?

   Gadis itu meraih benda persegi panjang lalu membuka sebuah tautan yang didalamnya berisi pesan-pesan. Yakni, pesan-pesan dulu sempat dilontarkan oleh sekumpulan teman-teman dari mantan kekasih nya yang mungkin bisa kalian bilang isi tersebut adalah berupa hujatan.

"Di samperin ke rc buat nyelesain masalah, malah ilang."

"Anti kritik banget ya, jadi orang."

"Lo jahat banget, Shanna!"

"Emang bagusan putus sih dari Mahesa, toh dia kan cowok nya banyak, ups! Dasar lonte."

"Lah kok di hapus sih pesan-pesan sebelum nya, Shan? Kena mental ya? Duh padahal pengen banget disapa sama lonte."

Dan seterusnya.

   Kalau boleh jujur, Shanna sempat mengalami trauma berat karena pesan-pesan tersebut. Ia hanya meringkuk diatas kasur dengan segala ketakutan-ketakutannya. Enggan bertemu banyak orang. Shanna tidak suka dengan teman-teman Mahesa, Shanna tidak suka cara Mahesa menggunjingnya, Shanna takut. Butuh banyak waktu untuk berdamai dengan dirinya sendiri, butuh banyak waktu untuk melupakan kata-kata itu dari kepala, butuh banyak waktu untuk memaafkan orang-orang itu. Shanna kalut.

   Shanna tak pernah mengerti apa isi kepala mereka, mungkin yang mereka fikirkan saat itu dirinya adalah orang yang jahat, tega meninggalkan seorang kekasih demi laki-laki lain. Shanna akui, dia memang sempat menyukai yang memang satu tempat belajar dengannya. Saat dimana Mahesa pergi entah kemana, ia sangat merasa sepi, segala bentuk fikiran-fikiran negatif keluar dari kepalanya. Maka dari itu, Shanna mencoba untuk menyatakan rasa suka kepada teman nya. Dia tahu bahwa perlakuannya begitu bodoh.

   Shanna bimbang, habis ini dia harus apa? Dengan cepat, Shanna mencoba untuk menghubunginya.

Whatsapp

Shanna
Mahesa, aku minta maaf...

Bedul 🐶
Minta maaf kenapa, sayang?

Shanna
Maaf. Kalau selama ini aku bener-bener nyusahin kamu. Bikin kamu kesel, marah. Tapi selama kamu pergi, aku sepi, Hes. Kamu kemarin kemana?

Maaf, aku suka sama Heru teman Les ku. Mending kita udahan aja, ya. Aku gamau kamu nambah sakit kalau terus sama aku.

read

   Ayo sebut saja Shanna ini perempuan paling bodoh di dunia. Dia lebih memilih 'tuk memutuskan hubungan nya. Ini bukan hal yang sepele menurut nya, ini demi kebaikan untuk Mahesa.

"Shanna, kalau memang kamu udah gak sayang lagi sama Mahesa, mending putus. Saya sebenernya dari kemarin-kemarin pengen bilang ke kamu tapi kata Mahesa, gaboleh." Ya, itu sebuah pesan dari salah satu teman kekasihnya. Meminta Shanna untuk segera mengakhiri semuanya.

   Semesta, padahal bukan itu alasan sebenarnya Shanna. Shanna bukannya sudah tak lagi sayang kepada Mahesa, tapi Shanna hanya sepi lalu mencari kenyamanan dengan tak sengaja malah menaruh hati pada temannya sendiri. Semua pesan-pesan jahat yang dilontarkan membuat Shanna tidak bisa berkutat sama sekali. Yang Shanna fikirkan sekarang yaitu sebuah kalimat ucapan Kula. "Tapi kadang, kalau ucapan mereka memang udah kelewat nyakitin... lo harus bisa membela diri." Ya, Shanna lebih membela dirinya sendiri.

   Selepas mengingat kejadian hari itu telah berakhir dikepalanya, masuk satu pesan dimana berisikan, 

Secreto.site
Shanna, saya masa lalu kamu. Ayo bertemu kembali, saya rindu.

Besok, kita bertemu dicafe tempat dulu yang sering kita kunjungi, bisa?

   Shanna tak tahu harus bersikap seperti apa. Jujur, ia merindukan sosok itu. Sosok dimana yang pernah mengisi hari-hari bahagia dan lara.




🌘🌑🌒



AKU GATAU LAGI NGETIK APA CUY JSKSKSKSKSKKS yaampun agak krinj sama berantakan banget ngga sih ㅠㅠ

but, anyways. aku harap kalian paham dan ngerti sama ketikan ku yang amburadul ini ahahahha. oke deh, segitu aja!

NelangsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang