(18+) Menjamah Thalia

2.6K 4 0
                                    


Thalia, nama yang agak tak biasa memang. Dia bukanlah cewek yang bisa dibilang cantik jika artis Korea yang dijadikan standar. Tapi, Dia manis dan montok.

Dia beberapa tahun di bawahku. Bisa dibilang adik angkatan. Tapi dialah sementara ini cewek yang mau ku kawini dengan penuh gairah. Ya, pengertian kawin dalam arti kasar, digauli, disetubuhi dengan liar tanpa ikatan pernikahan.

Perkenalanku dengan dia berawal di perpustakaan. Kebetulan waktu itu perpustakaan sering sepi. Sering kali hanya ada kami berdua yang berkunjung atau paling tidak sekitar empat orang. Sesama kutu buku, awalnya ku sapa dia untuk berkenalan. Lama-lama perpustakaan menjadi ajang kencan kami berdua. Kencan tak sengaja tapi jadi biasa, bermula dari sapa hingga bedah pustaka.
Sisi gelapnya baru ku ketahui setelah kami membedah buku yang mengandung kisah asmara di ranjang.

Novel dewasa itu membuat kami berfantasi liar.

Tak banyak yang tahu, karena kami sama-sama terangsang waktu itu, kami manfaatkan sepinya perpustakaan untuk saling memuaskan birahi. Dia meraba-raba penisku, pun aku meraba-raba payudara dan kalau beruntung sampai bawah, vaginanya yang tembem. Sekali dua kali tak ketahuan, jika penjaga perpustakaan aedang keluar sebentar, kami manfaatkan waktu untuk bercumbu, berciuman panas di rak pojok yang jauh dari pengamatan orang-orang.

"Mmmh.... Muach.. muach" aku jelajahi bibirnya, memaksanya membuka.
Talia rupanya mudah terangsang, tak butuh lama untuk menaklukkan bibir seksinya. Lirahku mengawini lidahnya dengan penuh nafsu. Ciuman kami kilat namun dalam. Untungnya selalu lolos dari pengamatan petugas.

Kenakalan kami berlanjut. Setelah beberapa bulan berciuman di perpustakaan, Aku menggodanya untuk mau menginap di hotel. Tak terduga, dia setuju.

"Ta, aku ingin deh ajak kamu ke hotel "
"Buat apa?"
"Ya, buat senang-senang lah.." ujarku suatu ketika.
"Hmm, boleh. Kapan?"
"Ehh, beneran kamu mau?"
"He .. em.. "
"Gimana kalau akhir pekan ini?"
"Coba ku lihat agendaku dulu."
"Ok. Mmuachh.. muachh" ciumanku menutup percakapan kami.

Kawin(in) ThaliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang