Malam itu . .
Aku dan Thalia janjian bertemu di sebuah taman. Kebetulan kampus Thalia sedang ada acara, bisa jadi alasannya ke orang tua.
Thalia kadang memakai kerudung kadang tidak. Bisa dibilang sesuai kebutuhannya. Tapi apapun di depanku, ia akan menuruti nafsuku. Ku bilang ingin membelai rambutnya, ia lepas kerudung. Ku ingin dia menutup rambutnya, ia akan tutup.
Nafsu Thalia besar sekali. Itu ku ketahui setelah kami bercinta untuk pertama kalinya. Aku gak tahan menyetubuhinya malam itu.
"Kemarilah, Sayang. Mendekatlah." lambainya sambil bersandar di ranjang ukuran king hotel ini.
Ia hanya memakai kimono tidur asal-asalan. Payudaranya menjuntai tak karuan. Rambut terurai dan pangkal paha yang hanya tertutup di inti kewanitaannya saja.Aku masih berpakaian lengkap. Aku menuju ke arahnya. Ku mulai belai pipinya.
"Sayang, ayo minum teh hijau dulu biar gak tegang." ajakku sambil mendekatkan gelas teh yang baru ku isi kepadaya. Ia pun menyambutnya
"Gllegghh. ... Gleghh" bunyi kami minum teh. O ya, teh ini sudah ku tambahi obat perangsang dan obat kuat. Ya, tujuannya apalagi kalau bukan untuk keperkasaan kami.
"Cuup"
Ku cium bibir tebalnya. Kurang menarik memang dibanding pacarku. Pacarku sedang di luar kota, kita LDRan. Makanya kalau aku sedang birahi, aku mencari Thalia bukan pacarku. Soalnya pacarku pelit banget. Paling pol ia hanya mengizinkanku untuk grepe-grepe. Selebihnya ia gak mau. Ah, soal pacarku biar ku ceritakan di kisah tersendiri. Sekarang aku ingin menikmati Thalia.Sekitar lima menit berciuman, tampaknya ia mulai terangsang
"Ellmmm.... sayang, kita buka-bukaan yuk..." manjanya.
"Ayuuk sayang. Muahh" ku masih menyosor bibirnya yang tebal namun menggairahkan ini.
Ia mulai melepas bajuku, tangan lembutnya nakal membelai perutku lalu melepas celanaku.
Celana dalamku ia turunkan.
Nakalnya Thalia. Ia campakkan semua yang melekat di tubuhku ke sembarang arah. Lalu, ia tak terduga langsung memegang penisku. Menarik-narik penisku seperti memcambut rumput. Membuat perutku gak karu-karuan.Aahbhh lenguhku
Aahhhh aghhhhhIa menyiksa penisku. Ditarik, diremas, diputar-putar..
Ooohhh Thalia.
Aku tersiksa.. tapi semakin ngaceng
Ia menarik penisku langsung menuju vaginanya. Liar sekali, belum ada cewek yang seperti ini. Memaksa pejantannya untuk menyetubuhinya.
Slep.. kontolku masuk separo.
Aghhh aghh
Nikmatnya...Aaghhh aghhb serunya mulai.
Aku yang sudah tersiksa justru semakin terangsang..Ku sodok sodokkan aja kontolku pada memeknya
Jlep
Jlep
Jlep
Terus ... Terus.
Ku suntik Thalia dengan senjataku.
Ku goyang ia..
ErghhhAaghhhooohhhj
Oohhhh
Genjotan itu sampai pada sesuatu yang mirip tembok.Lima belas menit mencocol Thalia, aku sudah sampai gerbang perawannya.
Aku sejenak berhenti. Berpikir apakah ku jebol perawannya atau sampai di sini saja.
Thalia pun begitu. Ia menghentikanku dengan memegang kedua pundak telanjangku. Matanya menyiratkan tanya,"Apakah kanu mau memerawaniku?"
......
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin(in) Thalia
Romancecerita dewasa dengan hubungan Ikir dengan Talia, tak jauh dari seputar ranjang. 18+/