.......
Ehm .. ehm
Meski penisku sudah separuh jalan memasuki liang vaginanya. Aku masih ragu, apakah ku jebol selaput daranya atau tidak.Aku masih kepikiran pacarku. Tapi juga di sisi lain, sudah nanggung.
Birahiku perlu pelampiasan.
"Bagaimana menurutmu?" tanyaku..
"Ehmm .. lanjutkan, Sayang"
"Aku ingin hubungan kita hanya sebatas pelampiasan nafsu, Thalia sayang. Tidak lebih."
"Hu um"
"Ambillah, Sayang. Perawanku. Jangan pedulikan yang lain. Pandangilah aku, setubuhi aku malam ini. Hanya aku .."Mendengar jawabannya. Aku jadi tak ragu lagi.
Ku cocol-cocol selaput daranya dengan semangat.
"Aaghh ... Aghhh.."
"Ughhh...ughhh..""Errghh.. ehh"
"Orrghh..aghhh nikkkkkmaaaat ah saay"Selaput dara Thalia tebal juga. Sudha berkali-kaki ku tusuk, masih elastis juga. Sepertinya dia memang tahan lama.
Sudah tiga puluh menit, pertempuran kami berlangsung. Namun, aku belum juga bisa merobek selaput daranya.
Sialnya, pejuhku sudah antre tak tahan ingin keluar...
Ku pegang erat jari-jari Thalia. Ku paksakan misionaris padanya. Bibirku menciumi bibirnya .
Muuachh muaach
Hingga akhirnya,
Crooot
Croot
CroootSialnya spermaku meluncur deras ke dalam vaginanya sebelum daranya ku jebol.
"Aahhhhhhhhhj nikmaaaat" seruku tanpa sadar.
Aku lalu ambruk ke atas Thalia."Aaahhh..Sayang kok gitu sihh... Aku belum nyampai nih..." Thalia merajuk.
Ya, aku kalah. Aku lebih dahulu keluar daripada Thalia..
Mampukah aku mengambil keperawanannya, sedangkan aku sudah lemas, mengantuk nikmat ejakulasi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin(in) Thalia
Romancecerita dewasa dengan hubungan Ikir dengan Talia, tak jauh dari seputar ranjang. 18+/