Part 41

677 67 5
                                    

..
.
..
.
Selamat Membaca
.
..
.
..

"Luka. Sesuatu yang membekas dan terkadang sulit disembuhkan. Namun, setiap luka yang pernah di rasa pastilah menyimpan sesuatu yang berharga."
.
..
.
..

Suho membawa ayahnya masuk ke dalam kamar hotelnya. Keduanya duduk di sofa yang terletak di dalam kamar tersebut. Suho tidak berniat berbicara duluan, ia hanya diam dan menunggu ayahnya untuk berbicara. Dalam hati, Suho sebenarnya Merasa senang dengan keberadaan ayahnya. Entah ini kebetulan atau memang ayahnya sengaja menemuinya. Jika itu opsi kedua Suho akan sangat merasa senang. Selama ini Suho menunggu ayahnya untuk menemuinya, ia ingin berbaikan kembali dengan ayahnya.

"Sedang apa kamu disini?" pertanyaan pertama yang dilontarkan tuan Kim pada putranya.

Suho menaikkan sebelah alis matanya, selanjutnya Suho menjawab malas atas pertanyaan pertama yang dilontarkan ayahnya tersebut.

"Appa lihat sendiri, aku sedang liburan."

"Sampai kapan?"

"Tidak tahu."

Tuan Kim menghela napas panjang sebelum bersuara kembali. "Suho... Ibumu sakit" ujar tuan Kim selanjutnya. Menyampaikan hal penting tersebut pada Suho. Pertemuan mereka bukan kebetulan, melainkan dirinya yang mencari keberadaan Suho dan malah menemukan putranya di hotel bersama seorang perempuan.

Suho mengernyit. "Lantas?" tanyanya dengan sikap acuh tak acuhnya.

"Pulanglah, jenguk ibumu sebentar. Dia terus menyebut dirimu. Ibumu merindukanmu."

Suho memalingkan wajahnya ke arah lain. Wajahnya seketika berubah menjadi dingin. "Aku tidak mau."

"Jangan terus menerus seperti ini. Temuilah ibumu sebentar, apa kamu tidak merindukannya?"

Suho tersenyum miring. "Pertanyaan macam apa itu," lirih Suho pelan "apa pertemuan ini bukan kebetulan?"

"Appa sengaja mencari keberadaanmu" Jawab tuan Kim jujur.

Suho bangkit dari duduknya. "Aku kira..." Suho merasa kecewa "Ternyata karena ini appa menemuiku. Padahal aku menunggu appa. Tetapi bukan ini yang aku tunggu." Suho kecewa, ia kira ayahnya ingin mengajak berbaikan dan melupakan masalah yang terjadi diantara mereka. Suho merindukan momen mereka berdua, dimana mereka berdua sering makan bersama dan membahas tentang pekerjaan masing-masing, memberi solusi masalah pekerjaan masing-masing begitupun obrolan-obrolan lelaki lainnya. Semenjak ditinggal ibunya Suho semakin dekat dengan ayahnya, ia semakin terbuka. Tetapi saat ibunya kembali ke kehidupan mereka, Suho menarik dirinya kembali. Keputusan ayahnya membuat dirinya marah.

"Mengertilah dan jangan keras kepala, kau sudah dewasa jangan bertingkah kekanakkan dan pulanglah, daripada kau disini tidak ada kerjaan hanya bermain dengan perempuan seperti itu."

Suho langsung menatap wajah ayahnya, ada riak marah disana "Perempuan seperti itu? Seperti apa yang dimaksud appa?"

"Sudahlah. Pulang sekarang."

"Tidak. Sampai kapanpun aku tidak mau lagi pulang ke rumah itu. Putra bungsumu sudah kembali dan sering kerumah itu, untuk apa lagi aku pulang."

"Suho...apa kamu tega pada ibumu sendiri? Mau bagaimanapun dia di masa lalu dia akan tetap menjadi ibumu, tidak ada yang bisa menyangkalnya. Dan dengan Taeho, jangan lagi membencinya dengan alasan karna dia anak selingkuhan ibumu dulu. Memangnya dia juga mau takdirnya seperti itu, tidak Suho. Taeho pun sama menderitanya, dia selalu menatap wajah appa dengan banyak penyesalan, padahal dia tidak melakukan kesalahan. Dia juga sama perasaannya denganmu. Mari berhenti disini, sudah cukup. Sudah terlalu lama keluarga kita berantakan."

Behind Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang