Bab 3

1.1K 162 31
                                    

Di kediaman Wang.

Para pelayan juga pengawal tengah berkumpul, raut wajah mereka tampak tegang, dan ketakutan. Bagaimana tidak? Baru kali ini Tuan Besar mengumpulkan mereka semua.

Semua ini tidak lain karena ulah Tuan Muda Wang yang tidak kunjung kembali pulang, setelah izin ingin membeli sesuatu. Yang diyakini orang-orang bahwa Wang Yibo kabur dari rumah.

"Apa kalian segini banyaknya, tak tahu ke mana tuannya pergi?"

Mereka semakin menunduk takut.

"Aku ingin secepatnya kalian menemukannya!" perintah Tuan Wang Liwei yang merupakan paman sekaligus wali untuk Yibo kepada pengawalnya.

"Sudahlah, Sayang. Anak itu sudah besar, jika dia ingin pergi dari rumah ini pun tak jadi masalah, bukan?"

Wang Liwei menatap tajam wanita yang saat ini duduk di sampingnya itu. Wanita berpakaian ketat dengan dada menyembul itu merupakan istri ke-3 nya yang baru beberapa bulan dia nikahi.

Memang, Wang Yibo bukan anak kecil lagi, usianya kini telah 21 tahun. Namun, kelakuannya sungguh membuat orang khawatir. Bukan karena dia suka bertengkar, atau dia bergaul dengan orang tidak baik. Tetapi karena dia jarang bicara, sampai-sampai tidak ada yang bisa memahami karakternya.

Selain kekeraskepalaannya, mungkin tak ada lagi sifat yang bisa terbaca dari dirinya. Itu pun terlihat saat dirinya menginginkan sesuatu. Jika tidak, dia tak akan peduli dengan sekitarnya.

Bahkan harusnya, dia sudah bisa memegang semua tanggung jawab perusahaan sesuai perintah ayahnya, tetapi pada akhirnya, sang paman yang mengambil alih tugas itu dan membiarkan Yibo hidup sesukanya---tidak juga ingin melanjutkan kuliah.

Tak bisa disalahkan, Yibo kecil tumbuh besar tanpa kasih sayang seorang ibu. Dia hanya punya seorang pengasuh yang begitu berharga untuknya. Satu-satunya orang yang benar-benar memahaminya, tetapi dia memilih meninggalkannya di saat dia benar-benar membutuhkannya.

Itu salah satu dari banyaknya alasan yang membuat Yibo menjadi seperti ini.

.
.
.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi, selimut hangat itu sepertinya enggan untuk melepaskan tubuhnya. Wang Yibo masih bergelung di dalam kehangatannya.

Zhan terbangun karena jam kelincinya berbunyi. Dia baru menyadari jika Wang Yibo tengah memeluknya erat.

"Berengsek! Apa dia pikir aku kekasihnya? Dari semalam dia memeluk dan menciumiku sambil tidur!" Zhan mencoba melepaskan lilitan tangan kuat itu di pinggang rampingnya.

Untuk sesaat dia berhenti, menatap lekat wajah pemuda yang masih tertidur di hadapannya.

Perlahan wajah tampan itu telah kembali pulih. Menampilkan sosok sempurna seorang Wang Yibo. Sekilas, dia merasa tak asing dengan beberapa bagian wajah pemuda tersebut, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, bentuk bibirnya, Zhan sampai tak berkedip dibuatnya.

Jika dihitung, sudah seminggu pemuda itu tinggal bersamanya, beralasan karena tidak lagi memiliki tempat tinggal akibat ditipu, Yibo menciptakan drama paling menyedihkan yang membuat Zhan iba.

Zhan juga bukan tipe orang yang perhitungan, jadi, selama persediaan makanan di musim dingin aman, dia tak akan keberatan memberi makan siapa pun. Termasuk gembel berbaju ungu yang beberapa hari sekali datang dan duduk di depan pintunya---meminta makan. Bagi Zhan dia adalah salah satu teman terdekatnya setelah Jili. Walau pria berbaju ungu itu jarang membalas ocehannya. Tetapi dia selalu ada di saat hati Zhan tengah galau.

.
.
.

Waktu menjelang malam. Zhan baru tiba di rumahnya setelah seharian bekerja. Hidangan malam telah tersedia di meja, membuat Zhan merasa hidupnya sempurna, seperti yang dia inginkan, pulang bekerja disambut kepulangannya dan dihidangkan makanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAKE YOU AWAY (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang