7 tahun yang lalu
"Ninu ninu ninu ninu, awas cogan Bojong Gede mau lewat,"
"Yaelah gaya lu cogan, ngaca pak putihan juga gue."
"Heh Bambang , jangan skin shaming lo. Item-item gini manis banyak yang suka. Secara gue Miguel binti Santoso."
"Miguel apaan nama lo Aming ye, sok-sokan Miguel hilih."
"WEH BERISIK WOY GUE KESELEK INI, SUARA KALIAN FALS NGGAK USAH RIBUT."
"HELLO JUNAYDI LHO PIKIR SUARA LHO BAGUS HAH? NGATAIN SEGALA IYA KAN MING."
"IYE GUE SETUJU SAMA SI BAMBANG. JUNED SI JAMET KALAU KESELEK MINUM BUKAN TERIAK-TERIAK."
"WAH NGAJAK RIBUT DUA CURUTS. AYO SINI MAJU KAGAK TAKUT GUE."
Jeffrey hanya tersenyum kecil melihat teman satu geng nya selalu ribut dan menarik atensi banyak orang. Meskipun tampang dan kelakuannya minus, Jeffrey tetap bersyukur dapat bersahabat dengan mereka.
"Udah-udah nggak usah ribut duduk aja pesen gue yang traktir." Ucap Jeffrey sambil mengeluarkan uang 10 lembar berwarna merah.
"Wah bebeb Jeffrey emang top markotop. BUK SITI! YUHUU! AMING PALING GANTENG PESEN MIE AYAM JUMBO 2 MANGKOK YA. AA JEPRI YANG BAYAR."
"BAMS JUGA BUK MIE AYAM TOPPING NYA KEJU SAMA AIS TEA WITH BROWN SUGAR."
"SOK INGGRIS LU BAMBANG! MANA ADA ES TEH PAKE GULA MERAH!"
"HEH AMING LO KAGAK LIAT DI MENU NYA BU SITI ADA. LO TAU IMPRESIASI MENU KAGAK HAH?"
"IMPROVISASI BAMBANG TYPO MULU ANDA YA."
"WEH CURUTS KUPING GUE BUDEK LHO TERIAK-TERIAK MULU BERDUA." ucap Junaydi sambil melempar kertas bekas gorengan ke muka Bambang dan Aming.
"Guys ada berita Hwatt masih anget dijamin ketagihan." seru Deka dengan wajah julidnya yang tiba-tiba duduk di antara Junaydi dan Jeffrey.
"Berita apa bund? Eyke pengen tau!" tanya Bambang dengan muka rumpinya.
"Geli Bam lho ngomong gitu". gumam Aming sedari memakan krupuk warna-warni.
"Si Jaki habis di siram air bekas pel-pelan sama si Rina. Kalau kalian lihat mukanya Jaki tadi beh kayak tikus kejebur got." seru Deka sambil menyomot gorengan Junaydi.
"GORENGAN GUE ANJ-" omongan Junaydi terputus saat Aming menyumpal mulutnya dengan krupuk.
"OMAYGADS, RINA SI DUTA KAMPUS? Wah cari gara-gara si Jaki. Udah tau duta kampus seleranya Suho Exo disamain sama Jaki duta senam ibu-ibu rt ya jelas di tolak lah. Lagian si Jaki jadi buaya nggak sadar diri, lihat yang bening langsung dicaplok." seru Bambang sambil menangkup kedua pipinya.
"Nah makanya kan, eh tuh si Jaki!" seru Deka.
Kelima pemuda itu sontak menoleh ke pintu masuk kantin kampus sambil tertawa ngakak melihat keadaan Jaki yang masih basah kuyup.
"Ngapain kalian ketawa? Udah tau temen basah kuyup bukannya di samperin malah nyelonong digibahin lagi." seru Jaki sambil menoyor kepala Deka.
"Yah maaf, soalnya tampang lho tadi pias banget pas disiram sama Rene." jelas Deka sambil mengusap air matanya karna terlalu banyak tertawa.
"Lagian lho godain yang ada pawangnya, mana kelas nya premium banget lagi. Kak Soni, presiden mahasiswa , anak pengusaha nomer 10 se-Asia lagi. Beda kelas Jaki chen" seru Mingyu sambil menggelengkan kepalanya.
"Yah namanya juga ikhitiar siapa tau kecantol kan sama gue. Gini-gini gue juga anak pengusaha kalee. .Hampir setara lah sama kak Soni, bedanya dia berprestasi gue kagak." ucap Jaki.
"Nah lo tau standard nya gimana masih aja lo caplok. Wong edan"
"WEH JUNED SI JAMET DIEM LU YE. BUKANNYA BELAIN MALAH MOJOKIN KITA KAN BESTAI DARI TK MASA LHO GITU SAMA GUE." seru Jaki.
"Lho kalian satu TK? Gue kirain Cuma tetanggan." tanya Jeffrey.
"Kagak, dia aja ngaku-ngaku satu TK sama gue." jelas Junaydi tidak peduli dengan wajah Jaki yang syok.
"WAH LEMES BENER LU JUNED BINTI SUPRI. KAGAK NGAKUIN GUE LAGI TEMEN TK NYA. MAU GUE BONGKAR RAHASIA LU NGOMPOL TERUS PAS MASUK TK HAH?" seru Jaki tidak terima.
Jefrrey terdiam melihat teman geng nya yang masih beradu mulut. Kedua matanya focus menatap objek yang selalu menarik perhatiannya sejak pertama kali menginjakkan kampus. Aming yang melihat Jeffrey terdiam pun menaikkan alisnya. "Ini Jeffrey kesambet apa gimane?" batin Aming.
Mata Aming mengikuti arah pandang Jeffrey yang sedari tadi memandang 4 wanita yang sedang asyik mengobrol di taman dekat kantin. Bukan tepatnya mata Jeffrey mengarah ke perempuan berambut pirang yang sedari tadi tertawa mendengara celotehan temannya.
Aming tentu tahu siapa wanita itu, sebagai buaya cabang Bojong Gede ditambah sensor matanya yang tajam saat melihat yang bening dan berkilau membuatnya banyak mengetahui informasi gadis-gadis di kampusnya.
Roselia, wanita cantik berprestasi sekaligus teman sekelasnya dengan Jeffrey. Aming hanya menghela napas lelah sedari menatap Jeffrey yang tidak mengalihkan pandangannya ke Roselia. Sejak awal masuk kampus sampai ini mau semester akhir Jeffrey memang menaruh rasa pada Roselia tapi tidak berani mengungkap. Kadang sebagai sahabat Jeffrey dari SMA, Aming juga bingung. Jeffrey tampan di atas rata-rata, bergelimang harta, cerdas, dan banyak fans juga tapi nggak tertarik sama perempuan sama sekali. Bambang juga pernah berpikir bahwa Jeffrey kelainan, tapi hal itu sirna saat pertama kali masuk kelas. Jeffrey yang berimage "pangeran kampus anti wanita" tersenyum menatap Roselia.
"Jef"
Pandangan Jeffrey terputus , Ia menolehkan kepalanya ke depan menatap Aming.
"Kenapa ming?"
"Kalau suka bilang sama si Rose, jangan di pendem terus. Dia mana tahu kalau lo cuma stalker aja."
"Jangan ming, dia baik. Gue nggak mau kehidupannya hilang gara-gara gue."
Aming mengerutkan dahinya, dalam otaknya bertanya-tanya setiap kali Aming bilang ke Jeffrey untuk mengungkapkan cintanya jawabannya selalu sama. Entah apa yang menjadi rahasia Jeffrey selama ini.
"Jef, kita temenan udah lama. Dari gue belum glow up sampai udah ganteng paripurna ini kita selalu bareng. Mungkin lo belum siap cerita tentang masalah lo selama ini, tapi gue berharap kalau lo butuh bantuan, gue sama yang lain siap bantuin lo." ucap Aming sambil menepuk pundak Jeffrey.
"Makasih ming."
Aming mengangguk dan melanjutkan makannya yang tertunda. Jeffrey mengalihkan pandangannya lagi ke arah Roselia.
Karena kalian belum tau kehidupan gue yang sebenarnya ming.
Wah kira-kira siapa ya Jeffrey?Penasaran?
Source: uh no pinterest
Maaf lama update semoga kalian suka ceritanya.
2022
-nms-
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Hope (HIATUS)
ChickLitTatapan mata itu masih sama seperti empat tahun lalu Mata yang melemahkan hati Jeffrey dulu, bahkan sampai sekarang. "Maaf ada yang bisa saya bantu?" Bahkan suara itu masih sama, diam-diam Jeffrey memegang erat kalung berbandul cincin itu dengan era...