Source: notyourgirlforsure
Jeffrey A.W
Siapa yang tidak kenal pemuda tampan dan populer itu. Ketenaran nya baik di dalam maupun di luar kampus selalu menjadi topik hangat yang diperbincangkan. Ditambah Jeffrey punya rumor crazy rich. Semua orang mungkin tahu bahwa itu mungkin fakta sebenarnya apalagi kendaraan dan black card yang Jeffrey gunakan menjadi bukti yang cukup kuat untuk berbicara bahwa itu bukan rumor semata.
Jeffrey sebenarnya punya banyak teman, dia berbakat, cerdas, kaya, tampan, banyak fans, seperti tidak ada celah yang bisa merusak kesempurnaan seorang Jeffrey. Tapi itu hanya sudut pandang orang-orang.
Mereka tidak tahu jati diri Jeffrey yang sebenarnya, apalagi Jeffrey tertutup jika menyangkut tentang keluarganya. Sahabatnya pun tahu bahwa Jeffrey tinggal dengan Kakek dan Neneknya di komplek mewah yang hanya bisa masuk dengan kartu akses dan sidik jari. Jeffrey tidak pernah bercerita siapa orangtuanya, apakah dia punya saudara atau tidak, benar-benar tertutup.
Ada beberapa alasan yang membuat Jeffrey begitu tertutup soal keluarganya. Menurut Jeffrey hanya dia saja yang memendam semuanya seorang diri, dia harus berlindung di balik topeng untuk menutupi wajah aslinya. Jeffrey yakin dia tidak perlu tempat untuk berkeluh kesah karena dia bisa mengatasi semuanya sendiri.
Berbicara tentang percintaan, Jeffrey tidak begitu tertarik selain karena para wanita yang menyukainya hanya melihat wajah dan dompetnya ada 1 alasan yang paling mendominasi Jeffrey untuk tidak terlibat hubungan asmara. Tapi semua itu sirna saat matanya melihat netra cokelat teduh yang menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya.
Jeffrey pikir tatapan itu pasti hilang sendiri dari ingatannya, namun masih bertahan hingga sekarang. Mata bulat cokelat yang menatapnya selalu menjadi bayang-bayang Jeffrey. Jeffrey tidak bodoh untuk sadar bahwa dia tertarik dengan pemilik mata itu, entah kenapa hanya dengan tatapan itu hati Jeffrey menghangat seolah mata itu dapat menenangkan hati dan pikirannya yang lelah.
Roselia
Nama itu yang menjadi alasan Jeffrey masih diam di tempat duduknya meski kelas telah bubar 10 menit yang lalu. Matanya menatap Roselia yang masih mengerjakan tugas yang diberikan dosen untuk deadline 1 minggu ke depan. Jeffrey yakin Roselia mungkin tidak menyadari keberadaanya yang masih tinggal di kelas dengannya. Gadis itu sibuk dengan pekerjaanya dan tidak memperhatikan sekitar.
Brak
Suara buku yang di tutup sedikit membuat Jeffrey tersentak. Dirinya tersenyum kecil saat menyadari Roselia sudah membereskan bukunya ke dalam tas dan bersiap untuk pulang.
Jeffrey menghela napasnya, Roselia sudah keluar dan yap dia bahkan tidak menyadari keberadaan Jeffrey. Dengan langkah cepat Jeffrey segera membereskan perlengkapannya dan bersiap untuk keluar.
"Jef"
Langkah Jeffrey terhenti, dirinya menatap Bambang yang menghalangi jalannya.
"Kenapa Bam?"
"Lo mau ngikutin Roselia lagi? Come on man , why you don't say you love her? You're being stalker almost 4 years!" seru Bambang.
"This enough for me, Bam. Gue duluan." jelas Jeffrey sambil menepuk pundak Bambang.
Bambang menatap kepergian mobil Jeffrey yang sudah melesat mengikuti arah yang sama dengan motor yang dikendarai Roselia.
"WOY"
Bambang berdecak pelan karena terkejut. Dirinya menoleh mendapati ketiga temannya menatapnya sambil memakan sempolan.
"Ngagetin dodol." ucap Bambang sambil menoyor kepala Aming.
"Yee, siapa suruh ngelamun. Ngeliatin apasih cintaku?" seru Aming.
"Cintaku,, cintaku, hueek kali. Gue masih normal ya." Ucap Bambang sambil meminum es teh Junaydi.
"ES TEH GUE DONG ITU. KAMPRET SI BAMBANG" seru Junaydi
"Kuping gue Juneeedd, udah deh diem nanti gue beliin sama warungnya sekalian." jelas Mingyu.
"Halah gayaan ganti sewarung nya. Utang permen milkita kemarin aja belum lo bayar."cibir Jaki.
"EH JAKI PERMEN AJA LO KAGAK IKHLAS YE. EMANG DASAR PERHITUNGAN" seru Mingyu tak terima
"UDAH-UDAH WOY. Kayaknya gue kudu ke THT ini. Setiap hari adu mulut aja. Btw, si Jeffrey kemane?" tanya Junaydi.
"Biasa" sahut Bambang.
"Kadang gue heran sama asmara Jeffrey, dia kayak nggak bisa sat-set gitu kayak kita buat mikat hati para gadis , tapi kalau kita nasehatin kesannya kayak kita terlalu masuk ke urusan pribadi dia." jelas Jaki.
"Gaya lu sat-set sat-set, tadi aja disiram air comberan. Udahlah nggak usah urusin percintaannya Jeffrey. Dia udah dewasa dan paling waras diantara kita selain gue. Dia tau mana yang baik buat dia. Tau gini gue ikut Deka aja mincing sama bapaknya timbang ngedengerin gibahan kalian. Bhayy." seru Junaydi sambil berlalu menuju parkiran motornya.
Junaydi menghela napas lelah sebelum memakai helmnya. Terkait perilaku Jeffrey, sebenarnya Junaydi , selalu memikirkan hal tersebut sama dengan teman-temannya yang lain, tapi lebih memilih bungkam dan memendamnya sendiri.
"Kehidupan lo terlalu rumit Jef," gumam Junaydi sambil memakai helm dan segera keluar kampus mengendarai motornya.
***
Roselia tersenyum setelah memarkirkan motornya. Hari ini dia akan bersantai di tempat tidur karena besok kuliah libur dan tugas untuk minggu depan sudah dia selesaikan. Dirinya bersenandung kecil membayangkan makan cookies dan susu hangat untuk menemaninya menonton film mala mini. Sederhana memang tapi membuatnya bahagia.
Semakin dewasa Rose berpikir bahwa menyenangkan diri sendiri meskipun sederhana tapi membuat nyaman dan bahagia sudah lebih dari cukup. Rose bukan anak orang kaya, dia hanya lahir dengan latar belakang keluarga yang berkecukupan tidak lebih dan tidak kurang. Dirinya cantik tapi mungkin tidak sepopuler teman-teman di kampusnya yang terlahir dengan label "sendok emas".
Dengan hal itu Rose bersyukur, kehidupan setiap orang pasti berbeda-beda. Ada yang mungkin hari ini bingung makan apa, ada juga yang bingung bagaimana menghabiskan uang mereka. Hidup itu anugerah dan pilihan. Tergantung bagaimana kita berperan sesuai kemampuan dan mensyukuri apa yang sudah diberikan.
Rose menutup pintu rumahnya tidak menyadari bahwa mobil mewah hitam yang berhenti di seberang bergerak pergi meninggalkan daerah rumahnya.
Wait ya ini masih awal gitu, mungkin bab selanjutnya udah ada interaksi Jeffrey sama Rose nya. Oiya terima kasih juga buat kalian yang udah baca dan vote cerita ini. Tunggu update selanjutnya ya.
2022
-nms-
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Hope (HIATUS)
ChickLitTatapan mata itu masih sama seperti empat tahun lalu Mata yang melemahkan hati Jeffrey dulu, bahkan sampai sekarang. "Maaf ada yang bisa saya bantu?" Bahkan suara itu masih sama, diam-diam Jeffrey memegang erat kalung berbandul cincin itu dengan era...