Mungkin memang benar, cinta itu ibarat angin yang berhembus. Tak terlihat namun bisa di rasakan. Sama halnya dengan aku dan kamu. Bersembunyi dibalik kata persahabatan selalu ingin bersama tapi tak mau dibatasi dengan sebuah ikatan.
Namaku Adiratna Hara Swasti gadis Enam belas tahun yang kini duduk di kelas tiga SMA semester ganjil. Memiliki seorang sahabat atau bahkan satu satunya teman yang aku punya bernama Radeya Malvin Rawindra atau yang biasa aku panggil Malvin.
Aku dan Malvin adalah tetangga satu komplek, rumah kami bersebalahan hanya mungkin dengan melewati sebuah pagar kecil samping jendela kamarku, aku sudah sampai tepat di sebelah kamar Malvin.Aku tak tahu dengan diriku atau mungkin dengan yang kami rasakan. sebenarnya sejak dulu kami sering tidur bersama. Namun ketika kami menginjak remaja kami dilarang untuk itu meski begitu aku dan Malvin, Sampai saat ini masih sering melakukannya secara diam diam. Entah aku yang pergi kemarnya atau dia yang tiba tiba menyelinap masuk ke kamarku.
Rahasia ini berlangsung dari kami kelas satu SMP sampai saat ini.****
"Malvin bangun!!" Ucap gadis di samping laki laki yang dipanggil Malvin itu. Tetapi tak ada pergerakan dari Malvin.
"Malviiin cepat bangun nanti mama tahu, cepatlah" kini ia sedikit meninggikan suaranya lagi sembari menggoyangkan tubuh Malvin. Akhirnya laki laki itu terbangun meski dengan susah payah mengumpulkan semua nyawa yang melayang entah kemana.
"Pagi Hara" kata pertama yang keluar dari mulut lelaki berusia tujuh belas tahun itu.
"Lekaslah kembali, ini sudah pagi." Ungkap gadis itu sambil melirik jam yang ada di meja sebelah Malvin. Laki laki itu ikut melirik jam yang nyatanya masih jam lima pagi.
"Baiklah, aku balik dulu ya" akhirnya Malvin memilih mengakhiri drama pagi ini. Sebenarnya Malvin masih ingin berada di kamar Hara tetapi jika tak dituruti Hara pasti akan marah dan tidak membiarkan Malvin tidur dengannya.
Cup. . .
Satu kecupan mendarat di dahi gadis enam belas tahun itu yang membuatnya mengedipkan matanya beberapa kali.
Salah satu hal yang membuat Malvin tak ingin melewatkan satu malam pun dengan gadis itu karena setiap bagun tidur ia bisa melihat rambut dan wajah Hara saat bangun tanpa make up dengan rambut yang berantakan adalah kesenangan tersendiri bagi Malvin."Pulang nanti aku akan bergi dengan Owen kamu gak apa apa kan?" Tanya Malvin pada Hara yang berjalan mengambil handuk.
Gadis itu hanya mengangguk sambil menyikat giginya.
Malvin pun langsung bergegas pulang melalu jendela kamar Hara.Pukul enam tiga puluh pagi Hara keluar dari pagar rumahnya, di menengok kearah kanan sudah ada laki laki berambut ikal, memiliki kulit yang bersih, dan juga memiliki jiwa yang humoris sekali Namanya adalah Galhi Listu Owen atau biasanya Malvin sering memanggilnya Owen. Sedang Liam Levi Bagas Patra atau biasa dipanggil Levi adalah cowok dengan kesan maskulin dan tampan yang banyak juga di gandrungi anak perempuan di sekolah adalah seseorang yang ramah dan juga tipe lelaki ideal idamanan mertua.
Malvin melambaikan tangan dengan senyum mengembang gadis itu lekas dengan langkah sedikit di percepat menyusul kearah mereka bertiga.
"Selamat pagi Hara." Sapa Levi yang hanya diangguki gadis itu.
Wajah Levi nampak murung dengan Respon Hara. Karena dari banyak gadis yang ia dekati hanya Hara yang meresponnya dengan dingin.
Owen menepuk pundak Levi memberikan dukungan pada laki laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE TROUBLES
Teen FictionCinta itu ibarat angin. Tak terlihat namun bisa di rasakan. Sama halnya dengan Hara dan Malvin. Persahabatan yang terjalin sejak mereka kecil menimbulkan perasaan yang berbeda diantara keduanya saat mereka mencoba menemukan pasangan masing masing.