Malvin berlari menuju kamar Hara. Sedang orang tua Hara masih bersitegang diruang tengah, mungkin ini juga yang menggiring opini Malvin mengapa Hara sangat tertutup dengan orang lain selain dirinya. Keluarga Hara dulu sangat harmonis, itu juga yang Malvin irikan, karena Malvin sendiri termasuk dalam golongan anak yang sering ditinggal pergi Dinas orang tuanya. Malvin hanya tinggal dengan kakak perempuannya Aludra Rumasya biasa di panggil Rum.
"Hara, kau bisa mendengarku? Buka pintunya." Teriak Malvin tetapi tak ada jawaban.
Malvin berjalan menuju ruang tengah disana ia melihat orang tua Hara masih saling melempar tatapan tajam dengan keadaan ini. Malvin bingung dan merasa canggung akhirnya Ia berlalu melewati mereka berdua.
"Malvin, Hara bagaimana?" Tanya Mama Hara.
"Mungkin Hara lagi ingin sendiri tante, saya permisi dulu." Balas Malvin lalu berlalu dari sana. Sesaat setelah keluar dari rumah itu ia malah berbelok menuju jendela kamar Hara. Ia dengan berhati hati mulai masuk ke dalam dan melihat Hara sedang tertidur dengan sedikit ia terisak di dalam tidurnya.
Ia mengusap rambut Hara sayang, matanya melihat botol di atas meja. Lagi lagi dia merasa sangat sedih karena Hara harus meminum obat itu lagi.
"Jangan sedih sayang, masih ada aku disini." Ucap Malvin sembari berbaring di samping Hara sembari memeluk gadis itu.
****
Hara menatap sekeliling tubuhnya terasa berat seperti tertimpa sesuatu. Ia menoleh ke samping ada Malvin tengah berbaring di sampingnya hari sudah gelap ia mencoba meraba jam yang ada diatas meja dilihat sudah pukul sebelas lebih.
"Ini sudah malam?" Tanya Hara entah untuk siapa."Kau sudah bangun?" Suara Malvin yang masih terasa berat untuk membuka matanya.
"Iya, aku lapar"
"Mau makan apa hmm? Mau aku buatkan apa cari keluar?" Tawar Malvin memberi Hara pilihan.
"Aku mau nasi goreng buatanmu." Ucap Hara sembari memelas.
"Jadi hari ini pindah rumah?" Tanya Malvin sembari tersenyum Hara hanya mengangguk dan merentangkan kedua tangannya.
Malvin yang tahu maksud Hara pun dengan sigap memberikan punggungnya kepada Hara.Mereka keluar melalui jendela kamar Hara dan pergi ke kamar Malvin.
Hara hanya berdiam diri menunggu makanannya di dalam Kamar dan Malvin bergegas menuju dapur dan memasak untuk Hara.Malvin yang sibuk dengan bahan untuk memasaknya tak menyadari jika sedari tadi gerak geriknya tengah di amati seseorang.
"Kau rupanya" suara seorang wanita membuat Malvin menoleh kearah suara.
"Mba? kapan pulang?" Tanya Malvin kepada kakaknya.
"jam 9 tadi, apa kau membawa Hara pulang?" tanya Rum pada adiknya. dari semua orang yang berada di dua rumah itu, hanya Rum yang mengetahui tentang kelakuan dua sejoli itu tetapi tak pernah memarahinya.
Bukan tanpa alasan, hal itu karena kejadian yang menimpa Hara waktu itu membuat Rum hanya diam dengan kebiasaan Malvin dan Hara. ia hanya tak tega dengan Hara karena mungkin hanya Malvin yang bisa menjaga Hara dan tak membuat orang orang khawatir.
"iya, mau nasi goreng katanya. ah mba, aku dapat surat panggilan orang tua gak boleh masuk dua hari katanya." jawab Malvin sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE TROUBLES
Novela JuvenilCinta itu ibarat angin. Tak terlihat namun bisa di rasakan. Sama halnya dengan Hara dan Malvin. Persahabatan yang terjalin sejak mereka kecil menimbulkan perasaan yang berbeda diantara keduanya saat mereka mencoba menemukan pasangan masing masing.