*2 minggu kemudian*
"Halo, ae aku sudah di depan na. Hmn. Oke".
Can mematikan ponselnya dan mendudukkan dirinya di taman yang berada tak jauh dari toko dimana ae berada.
Dia memutuskan untuk melamun sembari menunggu kedatangan sang sahabat.
Mengambil ranting kecil ditanah, can mengganggu semut semut yang sedang bergotong royong membawa makanan mereka ke sarang.
"Apa berat?. Mau ku bantu?. Tapi setelahnya kalian harus menjadi temanku na?". Tanya can pada semut semut itu.
"Apa kau tak punya teman lain hingga harus memohon pertemanan dengan semut?". Itu ae, dia ikut menjongkokkan dirinya disebelah can.
*kiss*
"The fuck can!". Ae menatap can kesal ketika tiba tiba saja can mencium pipinya.
"Jijik tidak?". Tanya can dengan santai.
"Hah?. Well.... lebih ke kaget saja sih. Kenapa tiba tiba kau mencium ku?".
"Huft....". Can menghela legah dan mendudukkan dirinya dikursi taman.
"Oi can, ada apa?".
"Ae....., aku jadi gay". Ucap can sembari dia menatap langit yang cerah dan biru.
"Hah?". Ae mengkerutkan dahinya bingung. "Drama apa lagi ini?".
"Tsk!. Aku serius ae!. Aku ....sebenarnya sudah punya hubungan dengan seorang pria". Can menatap ae ragu ragu.
"Oh...". Respon ae hambar.
"Hanya oh?".
"Yah, aku sudah curiga sih. Selama beberapa bulan ini kau seperti hilang begitu saja. Ku kira kau sudah berhasil mendapatkan pink. Ternyata malah dengan yang lain huh?".
"Ah... rumit ae. Aku berhubungan dengan pria yang sudah punya kekasih. Sialnya, kekasihnya adalah salah satu teman baikku. Awalnya aku tak mengira akan perlahan menyukainya. Tapi..... yah begitulah. Sekarang aku merasa bersalah pada temanku karena menjadi selingkuhan kekasihnya. Dan kini aku berkelahi dengan pria yang ku suka karena aku tanpa sengaja menyatakan perasaanku pada pink. Hancur ae..... rusak semua". Keluh can menyenderkan kepalanya ke bahu ae.
"Mau tau apa yang lebih hacur?".
"Apa?". Tanya can lemas.
"Sesungguhnya....... aku sejak lama menyukaimu". Ucap ae membuat can terdiam kaku diposisinya.
Dia perlahan bergerak dan menatap wajah ae. "Su....sungguh?".
"Pft...... hahahaha!!". Ae tertawa lepas. "Ya tidaklah!. Lihat wajahmu itu!. Siapa yang menyukai wajah bodohmu itu!". Hina ae.
"Sial ae!. Kau membuatku terkejut. Sedetik tadi aku berpikir ingin pulang ke rumah ayahku jika kau menjadi beban perasaanku lainnya!". Can mengusap dadanya.
"Lalu bagaimana dengan pink setelah kau menyatakan perasaanmu?".
".................". Can diam memanyunkan bibirnya. Dia memainkan kakinya ke tanah. "Begitulah. Tak ada pembicaran lainnya. Jangan jangan pun dia sudah memblokir nomorku". Can terlihat sedih.
"Aw .... si monyet bersedih?". Ae merangkul bahu can.
"Hiks...hiks....". Can tiba tiba terisak. "hiks...ae.... aku kesal pada diriku!". Can memeluk ae erat dan menyembunyikan wajahnya di dada ae.
"Hmph.....". Ae membelai kepala dan punggung can. "Kan aku sudah bilang jangan can. Lihat kan?. Semua yang berawal dengan niatan buruk pasti akan berakhir buruk".
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) Gay (End)
FanfictionSekali tatap, tin tau can berbohong. Can tak tau bahwa ada orang yang tak bisa dia tipu.