Bab 2

1 0 0
                                    

"Bun nanti jangan di tunggu kalau makan ya makan aja aku pulang sore". Pamitku

Ini Bundaku Laksita Maharani. Perempuan pekerja keras dan humoris, saat kami bersama serasa teman bukan orang tua dan anak, kecuali kalau marah. Menyeramkan...haha

"Kenapa pulang sore biasanya pulang siang untuk kau hemat" ucapnya seraya meletakkan sarapanku "kau ada kencan kah dengan anak wak waluyo itu..?
Ngaku saja kau. Ya kan?" Terusnya sambil mengerlingkan matanya dan aku hanya bisa mendengus.

"Bukanlah bun kenapa juga dengan si Deni. Aku tak suka dia, aku masih ingin bekerja bukan pacaran trus menikah sama seperti adikmu itu"

"Lah adikku itu Bibikmu dodol kenapa kau bicara seperti itu, dia tau baru tau rasa kau nanti"

"Ya ya terserah Bunda saja aku mah apa atuh" ucapku "aku sudah selesai pergi dulu Bun jangan pacaran sama kang Burhan ya" ledekku sembari tertawa dan berlari.

"Eh anak somplah aku tak suka Burhan ya" "Dasar sudah besar rupanya kau nak". Ucap Sita sembari tersenyum

hantu ganteng itu pacarkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang