Part 1

493 6 0
                                    

At Chrystal Internasional Senior High School, Surabaya

"Sudah tradisi sekolah kita untuk memilih 4 diantara sekian banyak murid di SMA kita untuk dikirim ke London selama 3 tahun sebagai beasiswa. Siswa yang terpilih diambil dari susunan ranking paralel satu sekolah......." 

"Dan, yang terpilih tahun ini dengan nilai tertinggi adalah Salsabila Fatimah Syarifudin dari kelas 11-A dengan ranking 1 dan nilai total 1498 harap maju kedepan" seorang anak berkulit kuning langsat dan berambut hitam bergelombang pun maju, mungkin itu yang bernama Salsabila itu.

"Kedua, Dengan nilai total 1494 mewakili kelas 11-C Abbhista Dominic Simandjuntak. Silakan maju ke atas panggung" lalu, seorang laki-laki berkulit coklat maju.

"Ketiga, siswa ini berasal dari kelas 11-G dengan nilai total 1490 yaitu Radissa Nadia Hasnantia" Aku pun maju.

"Terakhir,dari kelas 11-B yaitu Glennya Halcynon dengan nilai total 1489. Seluruh nama yang dipanggil diharapkan maju kedepan" suara tepuk tangan pun menggema di gedung aula sekolahku.

Oh hy! Namaku Radissa Nadia Hasnantia, Panggil saja Radissa. Aku merupakan salah satu siswi yang terpilih untuk dikirim ke London, Inggris. Ya, aku termasuk siswa yang lumayan pintar di sekolahku. Walaupun kuakui keberhasilan ini kudapat juga atas do'a orang tuaku.

Aku seorang perempuan berkulit putih, dengan mata coklat yang bersinar. Rambut coklat kehitamanku yang hampir setiap hari ku ikat agar tak menggangguku. Dan hidung standar juga mulut ku yang mungil.

****Love at first sight****

setelah kejadian di aula tadi, kini aku berda di ruang kepala sekolah. Aku dan siswa-siswa yang terpilih tadi diberikan sebuah surat keterangan untuk diisi dan surat pemberitahuan orang tua bahwa kami terpilih untuk bersekolah di London.

"Nanti, sepulang sekolah kalian harus berkumpul di ruang kepala sekolah untuk pemberitahuan lebih lanjut. Any question?" kata kepala sekolah ku, bu Irene. Seketika semua terdiam.

"Saya kira cukup, sampai bertemu saat pulang sekolah" tutup bu Irene. Jujur, aku ingin langsung pulang dan merebahkan tubuhku diatas kasur hijau-kuning ku yang empuk.

****Love at first sight****

Sementara, di tempat yang berbeda. One Direction Basecap, London, England.

Free 3 bulan yang di berikan Paul kepada kami berlima, One Direction digunakan untuk bersekolah. Ralat: Yang bersekolah hanya kami berempat. Louis tak kembali bersekolah karena dia tak mungkin mau kembali menadi mahasiswa yang berusia 21 tahun.

Key, i am Niall Horan. 1/5 of One Direction. Aku tak terlalu suka menjadi diriku sendiri. Why? Aku kaya dan terkenal. Namun, aku iri pada ke-empat temanku yang memiliki pacar. Walaupun Harry berpacaran dengan wanita yang hampir setiap hari berganti dengan alasan tak cocok, itu membuatnya tak mendapat perintah dari Paul supaya cepat mendapatkan pacar.

30 menit lalu, setelah Paul memberi tahu kabar hari free kami, aku juga disuruh mempunyai pacar dalam 2 BULAN! Aku tekankan lagi 2 BULAN! Aku memang berbeda dari 4/5 of One Direction. Aku tak bertatto, aku masih virgin, aku rapuh, dan aku belum menemukan perempuan yang pas untuk aku pacari. Haha! But i still waiting for my princess. 

****Love at first sight***

Chrystal International School

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Dari kelas 11-G, aku berlari menuju ruang kepala sekolah. Tiba-tiba..

"Bruk!"

"Eh lo jalan pake mata ya! Ga lihat apa ada gue disini ha?!" Hardik orang itu padaku yang sama sekali tak tahu apa-apa.

"Ya maaf dong, aku buru-buru mau ke ruang kepala sekolah." jawabku sambil menundukkan kepala.

"Oh, jadi elo Radissa Nadia Hasnantia yang BERUNTUNG kepilih pergi ke London?! Gue juga bisa kaya loe! Itu mah gampang tengil!" Jawab orang itu semakin kasar dan menekankan kata pada kata BERUNTUNG seolah-olah aku berhasil ke London adalah usaha yang tak ada harganya. Aku memberanikan diri menatap orang itu. Dia Holly! Holly Simmering! Satu-satunya orang yang suka banget tengkar sama aku. Mau apa lagi sih ini anak?!

"Kalau kamu bisa mana buktinya ha?! Tujukin! Permisi! Aku ada perlu!" jawabku berbalik kasar. Aku tak mau ber urusan dengan nenek lampir itu. Ugghhh mood benar-benar hancur dibuatnya!

Sampai di depan ruang kepala sekolah, aku sedikit ragu-ragu. Aku takut jika mereka (Yang terpilih ke London dan Bu Irene, kepala sekolah) sudah selesai karena tadi aku bertemu Holly si nenek lampir. Aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

"Took.. Took.." suara pintu yang aku ketuk. 2 detik berlalu, tak ada jawaban. Hufftt aku tahu kalau mereka sudah pulang, gumamku.

"Masukk" jawab seseorang didalam. Pertanda bagus! Fikirku. Berarti aku tak ditinggal, but aku merasa tak enak pada mereka. Aku terlambat beberapa menit.

"Mengapa terlambat Ms. Hasnantia?" Tanya bu Irene. 8 pasang mata menatapku tajam.

"ada yang tertinggal di kelas" ujarku berbohong. Aku tak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Good and bad day right?

"Ok, sit down" kata Bu Irene. Aku lega, ia percaya kepada kebohonganku. Aku kini duduk di sebelah     kanan gadis berkulit kuning langsat dan di sebelah kiri pria berhidung mancung.

"Salsa" ujar perempuan disebelahku singkat seraya memberikan tangannya padaku untuk bersalaman sambil tersenyum.

"Radissa" jawabku lalu menjabat tangannya, tentu dengan tersenyum juga.

"Abbhista" kata cowok di sebelah kiriku sambil tersenyum.

"Radissa" jawabku pada cowok itu.

"Glennya, just call me Glen" kata satu orang laki-laki yang berkulit putih dan nampaknya memiliki keturunan China.

"You know my name" kataku lalu tersenyum.

"Yap! Ra- Dis-Sa" ejanya.

"Ok children, kita akan bicara tentang keberangkatan kalian. Udah ditanda tangani suratnya?" ujar bu Irene. Bu Irene ini kepsek tapi... Ahh!

"Bu, maaf. Bukannya baru dikasih tadi pagi ya bu?" tanya Salsa.

"Oiya" jawab bu Irene santai. Duh.. kepsek ku pinternya berlebihan deh.

"ibu -______-" kata kami berempat sangat 'kompak'.

"maaf-maaf. Jadi kalian akan berangkat 3 hari lagi dengan keberangkatan malam hari pukul 10 malam WIB dan sampai disana sekitar jam 6 malam. Pengumamn lainnya menyusul ya.." jelas Bu Irene. Yah, pengumuman cuman seimit aja -_- gemes deh jadinya.

"Cuman itu bu?" tanyaku. Yah, aku memberanika diri bertanya dari pada hanya....

"Yap, ada yang mau ditanyakan Ms. Hasnantia?" jawab bu Irene santai. Sekali lagi SANTAI.

"Nggak, boleh bu-" kata-kata ku tersela oleh Abbhista.

"Kita tinggal diaman bu selama di London?" tanya Abbhista. Aku hanya cemberut karena kata-kataku disela olehnya.

"Yeah, kemungkinan kalian akan tinggal di apartemen. Karena lebih nyaman. Setuju  gak?" jelas bu Irene.

"Setuju!" ujar kami ber-empat lalu terkikik. Hahaha.. Best day ever!

"Ok, kalian boleh pulang. Selamat siang" Kami pun bubar. Aku segera keluar dari ruangan Bu Irene itu dan berjalan menuju gerbang sekolah dengan menunduk karena teriknya sinar matahari. Hufftt.. Aku berharap nenek lampir itu sudah pulang!

"Bruk!" ok, aku menabrak orang lagi.

"Lain kali kalau jalan lihat ke depan ya.." Kata orang yang aku tabrak. Nahh ini suaranya lembut, pasti bukan Holly! Gumamku. Ok, aku memberanikan diri melihat kedepan dan benar saja ia bukan Holly! Dia...

Love at first sightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang