Part1

34K 1.7K 149
                                    

- Baca versi lengkap di Dreame/innovel. GRATIS
- Setelah baca jangan lupa tinggalkan jejak dengan rate dan komen yang membangun agar semangat berkarya.
-Baca juga- Satpam Pabrik Tua (kisah Ilham 2)
Genre Horor, gak kalah seru!
-I Love U ketus!
Genre Teen Romance, gak kalah seru!
- Jangan lupa Follow

HAPPY READING❤️

Sudah menjadi tradisi di kampungku bahwa ketika sudah cukup umur pemuda sepertiku akan keluar dari kampung untuk mencari penghidupan yang lebih layak di tanah rantau.
Sejak kecil aku sudah di bekali ilmu agama oleh keluargaku dengan memasukkanku ke sebuah pesantren yang cukup terjangkau disana. Sehingga untuk urusan sholat lima waktu, aku tidak pernah ketinggalan.
Akupun terbiasa melaksanakan sholat malam di antara pukul 3 pagi.
Tapi semenjak merantau dan tinggal di kamar kostan yang berukuran 2x3 ini, aku selalu merasa terganggu dengan bau busuk yang tercium dari kamar sebelah.

"Bud, kamu sudah lama tinggal disini?" Aku memberanikan diri memulai obrolan dengan Budi, yang kamarnya tepat berada di depan kamar milikku.
"Lumayan, Ham. Sekitar setahunan." Budi memang terkenal paling ramah disini, sikapnya yang seperti itu membuatku tak segan untuk sesekali meminjam uang padanya ketika uang di dompet sudah habis padahal awal bulan masih jauh.
"Oh lumayan juga ya. anu Bud, aku mau tanya. Orang di sebelah kamarku kok gak pernah kelihatan ya?"

"Oh si Agus? Iya, dia emang jarang pulang, Ham. Paling pulang seminggu sekali. Emang kenapa nanyain Agus? Kamu ada masalah sama dia?" Selidik Budi.

"Gak ada masalah kok, Bud. Sebenarnya aku agak terganggu selama ngekost disini. Dari kamar si Agus itu selalu kecium bau busuk. Apalagi kalo menjelang pagi." Dengan hati-hati aku membuka unek-unek yang selama tiga bulan ini aku simpan. Dengan harapan, siapa tahu kalau aku bilang sama Budi, dia bisa negor si Agus. Siapa tahu bau busuk itu gara-gara Agus yang jorok sering menimbun sampah di dalam kamarnya.

"Wah masa
, Ham? Setahuku Agus orangnya super bersih loh. Dia juga yang paling rajin disini. Kamu tahu kenapa kamar mandi selalu bersih? Dia yang rajin membersihkannya setiap minggu pagi kalo lagi disini." Dengan panjang lebar Budi mendeskripsikan siapa si Agus ini. Aku makin tidak percaya di buatnya. Kalau dia serajin itu, kenapa kamarnya bau busuk seperti itu. Ah jangan-jangan Budi mengada-ngada biar aku betah disini.

"Serius aku Bud, ngapain aku bohong. Kalo gak percaya entar malem coba kamu menginap di kamarku, nanti aku bangunkan kamu sekitar jam 3 atau 4 pagi." Aku menantang Budi, aku ingin membuktikan bahwa perkataan yang aku katakan adalah benar.

"Kaya anak kecil aja kamu, Ham. Bilang aja takut tidur sendiri. Hahahaha." Tawa Budi terdengar renyah, dia menganggap ucapanku adalah lelucon. Lihat saja nanti malam, aku akan buktikan bahwa aku tidak mengada-ngada.

"Aku tunggu jam 9 ya nanti malam. Awas kalo gak datang, berarti kamu yang penakut!" Ancamku pada Budi. Pokoknya harus aku pastikan Budi datang malam ini ke kamarku.

***

"Tok. Tok. Tok..." terdengar pintu kamarku di ketuk dari luar, ah pasti itu Budi. Tapi kenapa telat sekali dia, padahal kami janjian jam 9 malam. Kok baru dateng jam 11 sih?
Dengan was-was aku intip dari celah kunci, takut-takut yang datang malah orang jahat.

"Budi ternyata" batinku... tanpa basa-basi aku langsung membuka pintu.

"Bud, kamu kok telat? Tadi aku samperin ke kamarmu, kamu belum pulang."

"Macet." Jawab Budi singkat, sialan padahal aku ngomong panjang lebar tapi malah di jawab singkat begitu. Ah mungkin dia lelah. Maklum, kami ini hanya kuli pabrik. Wajar saja kalo merasa kelelahan padahal gaji tak seberapa.

"Ya sudah, kalo gitu langsung tidur aja, nanti aku bangunkan kamu jam 3 pagi ya. Sekalian aku mau tahajjud."
Budi mengangguk tanda setuju. Dia nyelonong tidur di kasur yang berukuran 120x200 milikku. Ah biarkan saja. Lagipula kasurnya cukup muat untuk kami berdua. Dengan tinggi 170 aku hanya punya bobot 65 kg, sepertinya tidak jauh berbeda dengan Budi hanya saja dia agak pendek dariku.

Aku merebahkan diriku di samping Budi. Mudah-mudahan Budi tidak ngorok, soalnya aku tipe yang tidak bisa tidur dengan mendengar suara sekecil apapun. Aku setel Alarm di Hpku pada jam 03.00 pagi agar tidak ke bablasan. Aku lirik Budi, dia sudah lelap dengan tidurnya. Dasar, kalau orang cape emang bisa jadi gatau sopan santun ya?
Aku rasakan mataku yang mulai terasa berat, beberapa kali tanganku menutup mulut dari uap yang hendak keluar. Kamar ini begitu sunyi, hanya suara nafas lembut dari Budi yang sedang terlelap yang terdengar. Tanpa sadar, akupun mulai ikut terlelap di samping Budi.

Krtt....krttt...krttt...krttt....

Getar Hpku membangunkanku, jam dinding sudah menunjukan pukul 3 pagi. Aku lihat Budi masih pada tempatnya. Dasar kebo, Getar Alarm sekencang itu masih belum bangun juga. Aku berlalu pergi menuju wc umum yang terletak di samping dapur kost ini untuk mengambil wudhu. Baru setelah itu hendak membangunkan Budi.

Dari dalam kamar mandi terdengar pintu gerbang di buka, siapa jam segini yang baru pulang? Aku yang memang sudah selesai dengan ritual wudhu segera bergegas menuju pintu depan untuk melihat siapa yang datang.

"Loh, i....tu kan......." Perkataanku tercekat, deru nafasku terdengar saling memburu. Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang ada di depan mataku saat ini.

Bau Busuk Kamar SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang