First

3 1 0
                                    

Kala itu, kamu duduk pada jejeran kursi stasiun. Masih ingat jelas wajah dingin yang terpatri. Namun, pahatan tajam pada wajahmu membuatku tak pernah luput dari jarak pandangku. Entah dari mana kamu menyapaku di iringi deretan pertanyaan sederhana.
 
“Hai, mau kemana mbak?”
 
“Saya ingin ke Blitar mas”
 
“Oh, mudik ya mbak?”
 
“Iya mas”
 
Ya, aku tidak pandai berinteraksi atau sekedar bertanya balik. Dan keheningan yang menyerang. Aku menunduk dan mengeluarkan gawai dari tasku. Berselancar pada dunia sosial media untuk menghibur diri sejenak. Lalu, aku merasa mendapati tatapan intens dan tak sengaja aku menabrak mata yang sedang mengawasi gerak gerikku. Ah, aku masih ingat saling berpandang dan saling menyelami diri masing-masing. Tiba-Tiba kamu memutus pandanganmu, entah mengapa aku malah merasa sedikit sedikit dan bertanya-tanya.




To be continued...

Kamu dan StasiunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang