extra

171 19 3
                                    

◇◇◇

Langit berganti, aktifitas dikota perlahan memudar, angin dingin kembali menyapu seluruh kota, menciptakan suasana yang nyaman.

Rumah yang hanya ditinggali oleh satu orang pun terasa nyaman, namun juga terasa sunyi.

"Satu tahun" ujarnya pelan, dia menatap kalender, dan melirik bingkai foto dimana tampak 2 pasangan yang menggunakan pakaian pengantin.

"Dimana kau..." lirihnya pelan, setetes air mata membali turun, pemuda itu kembali menangis, penantian setahunnya gagal, berdoa pada kami-sama agar orang yang ia tunggu kembali padanya.

◇◇◇

Tok tokk tok

Ketukan pada pintu membuat sosok bersuria putih itu mau tak mau bangkit, berjalan lemah kearah pintu dan membukanya.
"OHAYOU MAFU!" Sapa seseorang yang tadinya mengetuk pintu, Amatsuki.

"Ohayou, Ama-Chan" balas sisurai outih a.k.a Mafu, oke, disini Amatsuki mengambil keputusan, keadaan Mafu jauh lebih buruk dari kemarin.

Kemarin? Yep!
Amatsuki selalu kesini -apartemen Mafu- semenjak setahun terakhir, kondisi Mafu awalnya biasa saja, tapi semenjak setahun peringatan kematian dia, kondisi Mafu benar-benar kacau, terlihat dari rambutnya yang tampak berantakan, bibir pucat, kantung mata yang terlihat jelas juga pakaian yang tampak kusut.

"Aku membawa bento, makanlah, kau tidak mau mati kelaparan kan?" Amatsuki meletakkan tas kecil berisi makanan diatas meja, masuk tanpa permisi kedalam rumah Mafu.

"Aku....sedang tidak enak badan, jadi Ama-Chan, bisakah kau meninggalkan ku sen--"
"Kau bukan tidak enak badan, kau hanya tidak bisa melupakan dia"

Mafu langsung terdiam, tangannya terkepal erat, memaksa diri untuk tidak menangis.
"Kau mencintainya, dia juga mungkin mencintaimu, hanya saja....ada orang dewasa yang tergila-gila karena harta disini" Amatsuki menatap langit ruang tamu Mafu, "sama halnya dengan kejadian dulu, itu semua terjadi karena terpaksa, ketika dia bilang ingin menceraikanmu, itu semua bohong....aku yakin ada sedikit perasaan sakit ketika dia mengatakan setuju pada perceraian kalian"

Mafu kembali diam....ahh....perkataan Amatsuki membuatnya sedikit tersadar, "Jaa....aku pulang dulu, dan sebaiknya kau mengobati tanganmu itu, jangan lupa makan ya, juga....kami menunggumu"

Amatsuki berdiri, berjalan kearah pintu dan tak lama menghilang dibaliknya, meninggalkan Mafu dengan sedikit perasaan bahagia.

Kata kami yang diucapkan Amatsuki membuat Mafu teringat, ia tak sendiri, dia masih memiliki teman yang menunggunya.

◇◇◇

2 jam bukanlah waktu yang cepat, Mafu kini menatap pantulan dirinya sendiri di cermin.

"Aku tidak ingat kapan aku memiliki rambut panjang seperti ini" terkekeh pelan, Mafu jadi gemas pada diri sendiri yang berperawakan bak perempuan.

Mafu mengambil gunting yang biasa ia gunakan untuk menyayat tangan, dia kemudian menggunting rambutnya sendiri, tak perlu bakat, dia hanya memotong, bukan memodelkan.

Setelah selesai dengan hal itu, Mafu beralih ke dapur, memakan bento yang dibawa Amatsuki.
Sembari makan, ia memikirkan apa yang akan dilakukannya hari ini.
'Mall? Tidak deh, apa ya?? Taman? Urghh' batinnya berperang, memutuskan akan kemana hari ini, dia ingin merayakan kembalinya dirinya, dia tidak bisa terus-menerus menanti seseorang!

Tangan Mafu beralih menyentuh ponsel yang tak bergerak selama setahun terakhir, notif dari twitter, instagram dan lain nya bermunculan, hastag trending saat ini masih sama, #KapanMafuKembali?.

DANGER [SoraMafu]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang