Pukul 3 Sore

2 0 0
                                    

Sendiri di kelas pukul 3 sore. Aku baru saja selesai membersihkan kelas ... sendirian. Cakrawala masih biru nan cerah, namun ... suasana sangatlah sepi, tak ada satu pun suara kecuali suara kicau burung dan suara air menetes dari keran rusak di wc.

Pemandangan berubah drastis dari pemandangan jam 12 siang. Lorong yang tadinya sangat ramai hingga jika berjalan disana harus berdesak-desakan satu sama lain, kini menjadi hampa tanpa ada satu pun tanda-tanda kehidupan. Di ujung lorong, aku melihat seseorang ... seorang wanita yang melayang, tatapannya kosong menuju hamparan rumput luas lapangan sekolah. Tanpa kusadari wanita itu mulai menatapku. Wanita dengan rongga mata kosong tanpa adanya bola mata itu menyeringai. Ia berancang-ancang, ia mulai melayang mengejarku.

Lantas aku bergegas ke perpustakaan kelas dimana mungkin masih ada 1 atau 2 guru yang masih menetap. Yang janggal adalah pintu perpustakaan dibuka jemblang, biasanya pintu akan ditutup. Aku tak peduli lagi, yang terpenting bagiku sekarang adalah lepas dari buronan wanita melayang itu.

Aku masuk ke perpustakaan lalu langsung menutup pintunya. Bukan guru atau penjaga perputakaan yang kutemui malah aku menemui hantu kepala buntung menjinjing kepalanya seperti membawa helm. Dia berkeliling perpustakaan lalu mendekati etalase berisi replika anatomi tubuh, dia melemparkan replika tengkorak kearahku. Aku bergegas lari kesembarang tempat, dan aku malah berlari menuju dapur sekolah. bodohnya aku itulah yang kupikirkan, aku melihat wanita paruh baya menggengam pisau, ia menerkamku dengan pisau yang digengamnya. Aku terkulai lemas di atas lantai dapurnya kurang bersih, dan akhirnya hilang kesadaran.

Saat aku terbangun aku terkejut. Aku berada dikamarku dengan piyamaku. Aku melunjak dari kasur menuju dapur dimana ibu sedang memasak.

"loh? Bu, kok aku sudah dirumah." aku linglung seperti orang  yang baru tersadar sehabis mabuk-mabukan.

"lah, iyalah, kan kamu pulang, mana mungkin kamu masih disekolah." ibu menggeleng kepala tak mafhum dengan apa yang kukatakan.

"bukannya aku tadi dikejar perempuan aneh." aku masih mengelak, aku tak percaya kalau itu tidak nyata.

"ah, sudahlah, mungkin kamu mimpi, tadi waktu kamu pulang sekolah kamu langsung mandi terus tidur." ibu masih memberikan logikanya.

"iya mungkin ya, aku mungkin kelelahan." aku mulai menerima logika ibu. "kalau begitu aku mau ke kamar dulu ya bu, mau tutup jendela."

"oke." ibu kembali melanjutkan aktivitas memasaknya yang sempat tertunda.

Aku kembali ke kamar, menutup jendela. Lalu .... aku melihat ada yang janggal dari tanganku. Ada bekas luka cakaran yang dalam, terlebih lagi bekas luka itu panjangnya sekitar dari dekat siku hingga mendekati pembuluh darah tangan. Aku abaikan saja, lagipula di hanya bekas luka. Tapi .... dari mana aku mendapatkan luka seperti itu?

Jumat, 3 juni 2022

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WhateverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang