satu

2 1 0
                                    

        Shea menghembuskan nafasnya sambil sesekali melirik jam yang melingkar cantik di pergelangan tangan kirinya. Hampir lima belas menit ia menunggu kedatangan kakaknya. Yah, memang hanya lima belas menit, tapi itu terasa lama bagi gadis cantik dengan wajah candunya itu. Bagaimana tidak candu, mata belo yang terlihat indah, ditambah bulu mata lentiknya, dagu terbelah dua, dan senyum manisnya itu, membuat siapa saja yang melihatnya akan suka.

Brum brummm........

"Hehe, udah lama?"tanya Leon-kakak Shea setelah memberhentikan motornya tepat didepan shea.

"Menurut kakak?"jawabnya ketus sambil menerima sodoran helm dari Leon

"Yaelah biasa aja napa, tuh muka jangan cemberut gitu, udah jelek tambah jelek" ledek leon.

Shea tak menghiraukan ucapan leon, ia segera naik ke motor leon yang sangat tinggi untuknya yang hanya memiliki tinggi 155cm.

"Aelahh... Kak leon kalo gak ikhlas jemput tuh gak usah jemput sekalian kak" ucapnya yang susah payah naik ke motor leon yang sangat sangat tidak menghargaii ukuran badannya.

"Kamunya aja yang PENDEK sayang, kenapa marah marah"balas leon menekankan kata pendek. Ia memang suka sekali membuat shea kesal karna menurutnya ekspresi adiknya itu sangat menggemaskan saat sedang marah.

Lalu ia membantu adik kecilnya itu naik ke atas motor kesayangannya yang ia beri nama Lucy.
-
-
-
"She......"ucap leon ditengah suara kendaraan yang berlalu lalang

"Hm"

"Lo baik baik ya kalo gak ada gue"ucapnya.

"Ngomong apaan sih kak, gue gak denger"

"Gapapa" jawab leon sambil tersenyum mengamati wajah shea dari spion motornya.

Shea yang memang tak mendengar ucapan leon pun kembali fokus pada bisingnya kendaraan di ibukota sore ini.
-
-
-
"Assalamu'alaikum bunda, shea pulang" teriak shea setelah memasuki rumahnya.

"Walaaikumsalam, anak kecil bunda udah pulang" balas Nila- bunda shea & leon tentunya.

"Ishh bundaa, shea itu udah gede. Udah SMA juga" balasnya tak terima di anggap bocill

"Hehe, iya. Tapi kamu tetap putri kecil bunda yang menggemaskan" balas nila mencubit kedua pipi putri bungsunya itu.

"Bocil kog gak mau dibilang bocil" ledek leon dengan tawa jailnya.

"Bundaaa, kak leon tuh" adunya.

"Leon jangan gitu ah sama adeknya"

"Lah?leon kan cuma nerusin ucapan bunda. Hehe" sangkalnya.

"Ah bunda sama kak Leon sama aja" ucapnya lalu melangkah pergi menuju kamarnya ,tak lupa dengan wajah yang ditekuk.

Leon dan Nila hanya tertawa melihat Shea yang kesal.

-
-
-
Shea melangkahkan kakinya menuruni satu persatu anak tangga yang membawanya ke ruang makan.

"Leon pamit ya bun"

"Kak leon mau kemana?" Tanya Shea.

"Ada urusan sama temen"

"Shea ikut" ucapnya yang entah kenapa ia ingin ikut bersama leon.

"Gak usah she.., udah malem. Gak baik anak gadis keluar malem malem" balas leon.

"Kak.....shea ikut ya? Boleh ya?plisss... Shea lagi gabut nih" pintanya dengan wajah memelas andalannya agar kakaknya luluh dan mau mengajaknya.

Leon pun tak tega melihat wajah adiknya yang memelas namun masih tampak menggemaskan itu.
"Kakak bolehin ikut, kalo bunda ngijinin"

Kini tatapan shea beralih ke bundanya.
"Boleh ya bun, shea ikut kak leon. Kali ini aja"

Nila pun tampak menimang nimang permintaan putri kecilnya itu.
"Leon jagain adeknya bener bener"ucap nila.

Mata shea tampak berbinar. "Jadi bunda ngijinin?" Ucap shea antusias.

Nila hanya mengangguk anggukan kepalanya dan tersenyum.

"Sayang bunda" ucapnya lalu memeluk tubuh bundanya.

-
-
-
Motor leon berhenti tepat di sebuah bangunan yang ukurannya cukup luas, dengan warna hitam yang mendominasi.

"Kak ini rumah apaan, kaya gak ada kehidupan gitu" ucapnya mengamati setiap sisi bangunan.

"Ini markas tempat kakak sama temen temen ngumpul"

"Serba item. Kaya nggak ada warna lain aja "

"Emang suka warna item"jawab leon apa adanya.

"Ya harusnya ada warna lain gitu nggak item doang. Gelap, kayak nggak berpenghuni"

"Terserah she.. terserah"

"Brarti di sini ada temen temen kakak?"

Leon menjawab hanya dengan anggukan kepalanya.

Ia membuka pintu dengan mengetikkan sandi, yang shea yakini hanya orang tertentu yang tau sandi itu.

Setelahnya pintu besar dihadapannya terbuka dan menampilkan sekitar dua puluh orang lebih dalam ruangan itu.

Mereka tampak menggunakan seragam yang sama, yaitu jaket dengan tulisan Tiger Pada bagian belakangnya.

Shea menyembunyikan badannya ke belakang tubuh leon yang ukurannya lebih besar.

"Gapapa she.., gak usah takut. mereka gak gigit"

Lalu leon mengambil tangan shea dan menggandengnya menuju teman temannya.

Di sini ada dua puluh lima anggota dengan lima anggota intinya. Leon sendiri di sini memiliki jabatan sebagai wakil.

"Widihh, bawa siapa lo yon, cakep banget, imut lagi" ucap Bisma salah satu dari anggota inti geng Tiger

"Jangan macem macem sama adik gue" ucapnya tajam.

"Oh adiknya toh. Pantes cakep, leon juga cakep. Walaupun masih cakepan gue" timpal Riko penuh percaya diri.

"PD tingkat dewa" cibir rayyan-salah dua anggota inti geng Tiger

"Ehmm, neng gemesh perkenalkan, nama abang Rayyan panggil aja babang Rayyan" ucapnya sambil mengulurkan tangan ke arah shea.

"Sok akrab banget njirr, geli gue"ucap bisma.

"Tau tuh si Rayyan, geleuh" timpal Riko.

"Sirik bilang kawan"

"Najis" ucap riko dan bisma bersamaan

Shea tertawa, menurut nya orang dihadapannya ini sangat lucu.

"Shea. Btw, nama kakak bagus. Kaya nama anak artis. Hehe" jawabnya sambil menerima uluran tangan Rayyan.

"Emang sih, muka gue ada tampang artis artisnya gitu"

"Artis apaan, nama doang hampir sama, tampang beda jauhhh deh kayaknya " ucap Riko.

"Temen luck*ut" balas rayyan memgacungkan jari tengahnya.

"Bukan gitu yan, tapi gue bicara fakta. Hehe" ucap Riko.

Shea tadinya ia berpikir tidak akan menyukai tempat ini apalagi orang orang nya, tapi setelah mereka mulai ngobrol sepertinya tidak seburuk itu..........

Mereka semua asikk...

Tiba tiba ekor matanya menangkap sosok laki laki yang duduk di sofa pojok ruangan...

"Itu Bara, ketua kita. Orang nya emang cuek tapi sebenernya baik" itu adalah ucapan bisma, seakan mengetahui apa yang ada di kepala Shea.

Shea hanya mengangguk anggukan kepala...

Saat shea kembali melihat cowok itu, pandangan mereka bertemu. Tatapannya begitu tajam, shea buru buru mengalihkan tatapannya ke arah lain.

Hay hay hay.....
Buat kalian yang nemuin cerita ini....

Happy reading buat kaliann...

Udah cuma mau bilang itu aja :v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BaraSheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang