02

269 63 9
                                    

Sasuke  menahan keinginannya untuk mendatangi cafe itu lagi. Perempuan pelayan cafe itu, di luar dugaannya sungguh sangat menarik perhatiannya. Membuatnya ingin melihatnya setiap hari. Sasuke sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya dia rasakan kepada perempuan pelayan itu.

Dia berhati dingin, jiwanya yang kejam adalah pembawaannya, sehingga dia cenderung tidak peduli kepada orang lain. Tetapi perempuan pelayan itu begitu mungil, begitu tak berdaya dan harus menjalani pekerjaan yang begitu berat. Sasuke bertanya-tanya apakah perempuan itu punya keluarga atau orang lain yang bisa mengurusnya.

Diluar kebiasaannya juga, Sasuke memberikan uang kepada perempuan pelayan itu. Dia mengangkat bahunya dan sedikit merasa lega, mungkin perempuan itu bisa menggunakan uang itu untuk memenuhi kebutuhannya. Uang sebesar itu hanyalah recehan bagi Sasuke, tetapi dia tahu uang itu sangat berarti bagi perempuan itu.

Tiba-tiba Sasuke tersadar— kenapa dia terus menerus memikirkan perempuan itu?

Dengan marah Sasuke meremas kertas pekerjaannya yang dari tadi tidak bisa diselesaikannya, dia menatap nanar ke arah bawah, ke arah pemandangan malam kota dari jendelanya. Tiba-tiba pikirannya melayang ke ayah kandungnya di luar sana. Dia menahan napas gusar. Rencana balas dendamnya sepertinya sangat menarik untuk dilakukan, dia hanya tinggal mengatur beberapa rencana, lalu semua akan terlaksana dengan baik.

Sasuke melirik jam tangannya, tiba-tiba bertanya-tanya dalam hatinya, sudah dua malam dia tidak mengunjungi cafe tempat gadis pelayan itu bekerja, ini sudah hampir jam lima pagi, bukankah biasanya shift perempuan itu selesai jam lima pagi? Sasuke tahu karena dia selalu berada di cafe antara jam dua sampai jam lima pagi, dan ketika sudah menjelang jam lima pagi, selalu terjadi  pergantian shift pelayan.

Sedetik dia berpikir, kemudian dengan gerakan cepat Sasuke meraih jaketnya dan melangkah keluar dari apartemen mewahnya itu.

°•°•°

Hinata merasakan kepalanya pening, dia menghela napas panjang. Gawat sepertinya virus salah satu pengunjung yang dari tadi bersin-bersin di dekatnya telah menularinya. Daya tahan tubuh Hinata sedang lemah sehingga dia mudah tertular. Sekarang selain pening di kepalanya, di bagian matanya terasa berdenyut-denyut dan seluruh permukaan kepalanya terasa nyeri. Hinata menuggu dengan lunglai di pinggir jalan. Udara pagi hari yang dingin terasa menerpa kulitnya, menyiksanya karena terasa menusuk sampai ke tulang.

Hinata merapatkan jaketnya yang terbuat dari bahan wol, jaket itu sudah menipis karena terlalu sering dipakai dan dicuci sehingga tidak membantunya mengatasi hawa dingin. Dia masih berdiri di tepi jalan yang masih lengang itu, hanya ada beberapa kendaraan pribadi yang lalu lalang, dan taxi yang beberapa diantaranya memberi isyarat pada Hinata, membuat Hinata harus menggelengkan kepalanya. Dia tidak mampu pulang naik taxi, ongkosnya tidak akan cukup. Di pagi hari setelah shiftnya dari cafe, dia akan berjalan ke jalan besar sejauh dua ratus meter dan menunggu angkutan umum yang lewat untuk mengantarkannya ke dekat tempat tinggalnya 

Oh ya ampun, dan dia harus berdiri di tengah hawa dingin ini selama beberapa lama, angkutan yang melewati sekitar jalan ini biasanya baru datang jam enam pagi, membawa barang-barang milik pedagang pasar pagi, Hinata juga harus siap berdesak-desakan dengan para pedagang dan barang bawaannya nanti, sementara dia sudah merasa ingin pingsan.

Dengan langkah tertatih, Hinata berjalan menuju ke tempat duduk di halte tak jauh dari situ, dia sudah tidak kuat berdiri lebih lama lagi. Demamnya makin terasa, membuatnya hampir limbung, dan Hinata merasa cemas. Dia tidak boleh sakit! dia tidak boleh izin dari pekerjaan karena itu bisa menjadi alasan sang Manager untuk memecatnya.

Mata Hinata mulai berkunang-kunang membuatnya berpegangan pada salah satu tiang halte itu, menyandarkan tubuhnya di sana. Sampai kemudian sebuah tangan yang terasa kuat menyentuh pundaknya, membuat Hinata hampir terloncat karena kaget.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crush in Rush ( Sasuhina )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang