PART 2

166 20 2
                                    




Pagi yang berkabut di kota dingin itu. Berada di kawasan pegunungan dekat air terjun inilah acara pelantikan akan berlangsung. Seokjin bangun dengan enggan, sebab mabuk daratnya saat berangkat kemarin masih meninggalkan pusing yang berkepanjangan. Namun ia harus segera bersiap karena acara pembukaan akan segera dimulai

Tiga puluh menit kemudian panitia sudah memanggil para peserta melalui pengeras suara. Satu per satu mulai keluar dari villa nyaman yang mereka singgahi. Tak butuh waktu lama untuk pembukaan dan penjelasan run down acara, mereka mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Games, out bond, jelajah, dan berbagai acara mereka lalui sesuai rencana. Canda, tawa, dan teriakan penuh semangat dapat terdengar dari segala arah. Seokjin menikmati kegiatannya di tempat itu. Dihirupnya udara segar di sekitarnya lalu dilepaskan dengan helaan napas panjang, ia merasa sangat tenang. Menyusuri sungai kecil dekat air terjun dengan jagung bakar manis di tangannya, membuatnya sejenak lupa dengan segala beban sekolah.

"Kau terlihat terlalu bersih untuk sesorang yang baru saja mengikuti out bond." Lamunan Seokjin terbuyar kala mendengar suara sesorang di sampingnya

"Dan kau terlihat terlalu kotor untuk seseorang yang dalam 20 menit lagi akan menghadiri acara pembekalan materi." Jawaban Seokjin membuat lawan bicaranya itu tertawa.

"Tenang saja, aku bahkan bisa bersiap-siap dalam waktu 10 menit."

"Bisa ku pastikan kau tidak akan mandi, iya kan?"

"Lihat saja nanti."

"Kau harus bertanggung jawab jika seluruh peserta di dalam aula nanti pingsan"

"Kalau begitu, kau pun harus membantuku bertanggung jawab." Ucap pemuda itu yang dengan tiba-tiba mengoleskan lumpur ke tangan Seokjin.

"Yah, Jungkook! Apa-apaan ini?" Teriakan Seokjin di abaikan begitu saja oleh Jungkook yang sudah berlari kencang sambil tertawa menghindari amukan Seokjin.

"Untung saja bukan bajuku yang di olesi. Ada apa dengan dia? Itu tadi terbilang percakapan ku dengannya yang paling panjang selama 2 tahun ini." Gumam Seokjin pada dirinya sendiri yang hanya bisa terheran sembari membersihkan tangannya.

          ▫ ▫ ▫


Pembekalan materi terasa begitu membosankan bagi Seokjin, bahkan sesekali kepalanya menunduk karena tak kuasa menahan kantuk. Duduk bersila di barisan belakang memberikannya keuntungan untuk mencuri waktu tidur. Hingga sorak-sorai perserta lain tiba-tiba membangunkannya. Ia menoleh kanan dan kiri untuk mencari tahu apa yang terjadi, sampai seseorang menepuk paha kanannya dan ia menoleh.

"Lihat itu, bukankah materi itu adalah materi kesukaanmu?" ucap seseorang tersebut sambil menunjuk ke layar besar di depan mereka.

"Hah? Apa maks-"

Ucapan Seokjin terhenti saat ia membaca apa yang dimaksud orang itu. Tertulis judul "Kesehatan Reproduksi Remaja" di layar. Seketika pipi Seokjin menghangat. "Jadi ini yang membuat mereka gaduh?" Batin Seokjin dalam hati.

"Aku seringkali melihatmu senyum-senyum sendiri tiap kali guru biologi menjelaskan materi ini." Ucapnya lagi, kali ini berbisik tepat di telinga Seokjin. Bisa ia lihat dengan jelas semburat merah yang perlahan naik ke telinga Seokjin membuatnya semakin bersemangat menggoda.

"Yah! Jangan mengada-ada." Bantahan Seokjin malah membuat lawan bicaranya tersebut tertawa.

"Sudahlah, mengaku saja."

"Yah, hentikan! Apa kata orang jika ada yang mendengar. Lagi pula apa yang kau lakukan disini? Aku bahkan tidak melihatmu datang.

"Bagaimana kau bisa melihatku datang jika sedari tadi matamu terpejam. Kau bahkan terbangun tepat pada materi ini, bukankah kau semakin menunjukkan antusiasmu?"

Jawaban pemuda itu hanya dibalas cubitan bertubi-tubi di lengannya oleh Seokjin.

"Lucu" , batin Jungkook.

Dipandangnya wajah yang memerah itu cukup lama hingga pemiliknya enggan menoleh lagi. Tanpa sadar senyum menghiasi wajah tampannya yang kemudian ia sembunyikan dengan kembali fokus menatap layar.

Dan sekali lagi pikiran Seokjin disambangi oleh rasa heran yang kali ini ditambah dengan rasa peanasaran. Apa yang terjadi pada teman sekelasnya itu. Jarang sekali dia mengajaknya berbicara, apalagi bercanda seperti tadi. "Atau dia kerasukan hantu ramah disini?" kata Seokjin dalam hati.

Metaxý | KookjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang