Jam tidur yang terbilang singkat tak membuat para siswa ini kehilangan tenaga. Justru hari ini mereka lebih memperlihatkan semangatnya. Bukan hanya karena hari ini merupakan hari terakhir, namun juga karena acara penutupan akan berlangsung di sebuah lokasi wisata dengan banyak sekali wahana. Dapat dipastikan penutupannya tak akan lama, karena panitia pun memahami bahwa agenda ini yang sangat dinanti-nanti. Dan lucunya lagi tak biasanya mereka menjadi amat sangat tertib sehingga penutupan berjalan dengan lancar. Panitia memberi arahan bahwa mereka sudah diperbolehkan untuk bebas kemana saja sesuka mereka dengan catatan pada pukul 15.00 mereka sudah harus kembali berkumpul di meeting point yang telah ditentukan. Tak lama kemudian siswa-siswi ini sudah mulai berpencar untuk menikmati wahana yang ada.
Seokjin berkeliling untuk melihat apa saja yang dapat menarik minatnya, namun pastinya bukan wahana yang berhubungan dengan ketinggian karena dia memiliki phobia. Perhatiannya tertuju pada suatu wahana yang kerumunannya cukup ramai dibanding wahana lain. Rasa penasaran menuntunnya untuk mendekat dan mencari tahu. Sebuah wahana bernama rodeo banteng inilah yang menyita banyak perhatian. Berdiri beberapa menit di depan wahana tersebut membuat Seokjin paham mengapa spot ini dikerumuni banyak orang, karena ia sendiri pun tanpa sadar turut tertawa ketika satu per satu penunggang banteng itu jatuh dengan konyol. Dari yang ia dengar, tak banyak orang yang mencoba wahana itu yang dapat bertahan lebih dari 2 menit. Kebanyakan dari mereka dipastikan jatuh atau bahkan muntah karena pusing setelah berputar-putar.
"Kau mau taruhan?". Tanya suara seseorang yang kini mulai familiar di telinganya dan entah sejak kapan ada disampingnya.
"Aku? Tentu saja tidak. Menaiki wahana itu hanya akan memperparah mabuk daratku nanti", hanya dengan membayangkannya saja sudah membuat Seokjin merasa mual.
"Bukan kau, tapi aku"
"Oh, baiklah. Jadi apa taruhannya?"
"Aku akan bertahan di atas banteng itu lebih dari dua menit, dan kau akan mengabulkan satu permintaanku. Bagaimana?"
"Kau yakin hanya satu? Aku bahkan bisa memberikanmu sepuluh", jawab Seokjin dengan penuh percaya diri bahwa ia yakin seseorang di hadapannya ini tak mungkin berhasil.
"Kau akan menyesali ucapanmu"
"Jadi kapan kau akan menaikinya? Lihat banteng itu sampai mengantuk karena terlalu lama menunggumu"
Lawan bicaranya itu kemudian berjalan menuju loket tiket dan berbaris di antrian. "Semoga berhasil, Jungkook!". Teriakan Seokjin diselingi dengan senyuman yang mengejek membuat pria yang diteriakinya itu terkekeh.
Satu menit telah berlalu membuat Seokjin mulai gelisah. Tak ada tanda-tanda bahwa Jungkook akan jatuh, bahkan penonton wahana itu semakin ramai dan memberikan tepuk tangan yang riuh untuk Jungkook. Seokjin hanya bisa menggigit bibirnya dengan was-was, sembari merutuki dirinya sendiri tat kala mengingat ucapannya tadi. "Bagaimana jika dia berhasil?" Risaunya dalam hati.
Lamunannya terbuyar oleh sorak sorai penonton yang semakin heboh. Sampai pada akhirnya Jungkook terjatuh juga, namun ia justru mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari penonton. Seokjin melirik stopwatch di handphonenya yang ia nyalakan dan menghela napas panjang. Jungkook telah melampaui rekor terlama sebelumnya yakni 2 menit 3 detik, ia mencetak rekor baru dengan bertahan selama 2 menit 10 detik. Ia berjalan keluar dari arena tersebut dengan sedikit tertatih akibat pusing.
"Kalau tidak salah ingat, aku punya sepuluh permintaan bukan?" Tanya pemuda itu yang kini balik mengejek.
"Apa maumu? Cepat katakan, awas saja kalau permintaanmu aneh-aneh", sahut Seokjin dengan kesal. Kekhawatiran Seokjin bukan tanpa alasan, karena ia paham betul bahwa teman sekelasnya ini sangat jahil. Tentunya ia tak ingin dibuat malu oleh hal-hal aneh yang akan diminta Jungkook nanti.
Jungkook terdiam cukup lama, sampai Seokjin menjentikkan jari tepat di depan wajahnya.
"Kau masih disini? Atau nyawamu masih tertinggal di banteng itu?""Aku akan memintanya lain waktu", jawab Jungkook sembari meninggalkan Seokjin.
Namun, baru beberapa langkah berjalan kemudian ia berhenti dan menoleh ke arah Seokjin."Kau mau eskrim?"
Seokjin berkedip beberapa kali seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar. Mereka tidak seakrab itu, namun tawaran Jungkook satu ini sangat sulit ditolak oleh Seokjin yang kemudian ia jawab dengan anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metaxý | Kookjin
RomanceMasa SMA pada umumnya merupakan masa yang di klaim begitu indah. Namun ungkapan tersebut tidak berlaku bagi dua insan ini yang pada dasarnya saling mencintai, namun justru menarik simpati dengan saling menyakiti. Warning : - 18+ - BxB - Mpreg - Slow...