Selamat membaca
Jangan lupa Vote
Jangan lupa KomenPrank!
Irene tersentak saat gelas yang ia pegang lepas begitu saja dari genggamannya. Ia tidak percaya akan pertanda namun kejadian itu membuat perasaannya gusar, lamunannya tentang sang suami yang sangat ia tunggu pulang dibuyarkan oleh gelas yang pecah berserakan di lantai.
Sekarang rindunya semakin dalam berharap segera bertemu pria itu, atau jika bertemu terlalu sulit ia ingin mendengar suara Suho dari telfon yang beberapa menit lalu akhirnya coba ia lakukan tapi tidak diangkat oleh suho.
Sudah terlalu lama pria itu menghilang, bahkan tidak meninggalkan sebuah pesan yang menandakan jika ia juga merindukannya, merindukan rumah, merindukan baby, merindukan pulang padanya, perasaan irene kembali berkecamuk resah.
Setelah membereskan pecahan kaca yang berserakan, irene memilih untuk beristirahat sejenak. Kehamilannya yang berusia delapan bulan membuatnya mudah lelah, apalagi akhir-akhir ini baby terus menendang, seolah-olah ia pun bisa merasakan keresahan irene atau mungkin ia juga sedang berusaha untuk memberi kode tentang kerinduannya pada sang ayah.
Kau dimana?
Apa kau baik-baik saja?
Tidakkah kau merindukan kami?
Kenapa tidak pulang?
Kenapa tidak menghubungiku?
Begitu banyak pertanyaan dalam benak irene yang belum terjawab yang membuat lamunannya semakin jauh.
Apakah dia berhasil menggantikan posisiku?
Semua pertanyaan selalu berujung pada rasa takut.
Irene banyak melamun akhir-akhir ini, memikirkan suaminya. Ribuan pertanya tentang apa yang pria itu lakukan disana dengan wanita lain di sisinya, apakah ia memperlakukan wanita itu dengan baik? tentu saja. Suho selalu seperti itu pada siapapun, ia selalu memperlakukan semua orang dengan baik. Tapi bagaimana jika mereka saling memiliki perasaan yang lebih dari pada rasa kemanusiaan? Bagaimana jika ada perasaan lain yang jatuh tanpa alasan?
Jisoo Wertheimer, irene tidak mengenalnya secara pribadi, namun ia melihat wanita itu di televisi beberapa kali saat diwawancarai karna kegiatan amal yang ia lakukan dengan organisasinya. Ia gadis yang pintar, ia pandai berbicara, ramah dan mudah tersenyum. Secara keseluruhan wanita itu mudah di sukai. Bukankah jika suho tertarik padanya itu bukan sesuatu yang di luar nalar? Tidak ada alasan untuk tidak menyukai sosok gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Wife
Romance[21+] Seorang gadis dari kelas sosial rendah menikah dengan CEO kaya raya yang tidak bisa dimiliki dunianya, Tapi tidak ada pilihan lain selain mencintai hatinya.