9,5 Th

44 27 0
                                    

Tavia mengkerut, menyayangkan hal yang sudah lama terjadi. Seakan hal itu berada tepat di depan dia saat ini

Berharap Menyaksikannnya, Namun ketika menyaksikan akan terasa menyakitkan.
Sebaliknya, ketika ia tidak menyaksikannya dia tidak akan menerima rasa sakit itu sampai sekarang

Dirinya sangat sakit, sakit sekali hatinya. Bahkan saat ini Tavia tidak semangat untuk menjalani hari harinya
Tavia tidak bicara sepatah katapun

"Huhhhhhh"

Saat ini pikiran Tavia sedang sangat kacau, dia sangat sedih saat ini. Saking sedihnya, dia sampai tidak bisa bangun dari tempat duduk nya.

Tavia menyendiri disebuah kamar kosong bermodalkan pancaran cahaya mentari.

"Kasian sekali" Ucap Aska yang melihat Tavia sedang mengekap kedua kakinya menggunakan tangan

"Mungkin Dia lelah" Batin aska

Aska sangat ingin mendekati Tavia, mendengarkan ceritanya, bahkan Aska ingin sekali memeluk Tavia yang sedang tidak baik baik saja

Tetapi, belum saatnya Aska mendekati Tavia saat ini. Mungkin Tavia ingin menenangkan diri dulu, dan mungkin dia tidak mau diganggu

Seketika Aska meninggalkan Tavia Yang berada di kamar gelap sendirian. Aska takut kehadirannya menganggu ketenangan Batin Tavia, atau bahkan Tavia juga ingin ada yang mendengarkan ceritanya

"Ahhhhhh" Aska memukul meja yang ada di depannya, merasa gagal menjadi abang yang baik untuk adiknya.

"Ahhhhh shit.... " Aska memukul mukul kepalanya sendiri

"Lo kenapa lagi si dekkk, kenapa lo bikin gw ngerasain stresss" Tanpa sadar butiran air mata lolos dari pipi Aska

Aska menangis sejadi jadinya dikamar. Menangis tanpa suara adalah hal menyakitkan yang ia lakukan terakhir saat pemakaman orang tuanyatuanya dan ia lakukan lagi saat ini

"HAHAHAHAHAHA, GW KAKAK ANJG. GABISA DIUNTUNG" Aska tidak sadar dia telah melemparkan HP yang sedang digenggamnya

Seketika ada banyangan kecil di depan Aska, dia adalah Tavia. Tavia dari tadi melihat semua kejadian itu, melihat abang yang sangat disayanginya sangat stress. Dia juga ikut prihatin

"Abang... " Suara lirih itu berasal dari balik pintu kamar

"Abanggg.... " Suara itu terdengar makin keras, Tavia berlari ke arah kakaknya. Berusaha memeluk aska yang sedang memegangi dadanya

"Abangg jangan nangiss, cup cup cup" Tavia mengusap air yang mengalir dimata abangnya

Aska mulai tenang karena malaikat kecilnya yang ada di depannya itu tersenyum. Melihat senyum Adiknya, Aska yang tadinya agak kecewa juga ikut tersenyum

"Maaf dek..... " Aska berbisik tulus pada telinga kanan Tavia

"Abang gapapa..... ?" Tavia menjeda telinganya sembari memegang kedua tangan dan melihat ke arah mata abangnya

"...Tenangin diri dulu" Sambung Tavia

"Adek... " Kepala Aska sangat pusing, kepalanya berat, kepalanya perih seperti ada sesuatu yang mengganjal di dalam kepalanya. Namun, dia sendiri tidak tau itu apa

"Bangg?.. Aku bikinin teh yaa" Aska tidak menjawab dia sibuk memegang kepalanya yang sakit

"Sabar ya bang, aku bikinin dulu" Tavia yang panik, bergegas membuatkan teh untuk abangnya

Teh hangat sudah jadi dan siap untuk diminum

"Nih bang, minum pelan pelan" Tavia membantu abangnya untuk minum

Aska mulai meneguk sedikit minumannya dan akhirnya dia tambah lemas

"Bang.... " Tavia menjeda ucapannya

".....Ke RS yaa" Sambung Tavia dengan wajah paniknya

"Iii-iya d-ekk-k" Mulut Aska gemetar, panas dingin Terasa dibeberapa bagian tubuh Aska

Tavia yang mulai panik hanya diam saja, melihat abangnya yang mulai kesakitan. Pikirannya kosong dia melihatnya seperti mimpi, abangnya yang sehat tak mungkin sakit separah ini

"Ini mimpi apa bukan sih?" Batinnya, Tavia menepuk-nepuk pipinya sendiri, dia melongo melihat keadaan tadi

Dia harap itu hanya mimpi, namun apa jadinya jika itu nyata?

"Abanggg kok abang gini sihh?" Tavia menangis tak tau mau seperti apa lagi

"Bangg sembuh yaa" Suara Tavia bergetar. Tak sadar setetes air mata muncul dari wajahnya membasahi pipi munyilnya

Terdengar suara nyeri dari mulut Aska yang sangat kesakitan. Tavia tak tau harus apa lagi dan dia hanya memeluk abangnya

"Bang......" Tavia menangis sejadi sajinya, Aska yang mendengarnya juga ikut menangis. Aska terharu dan mengerti bahwa adiknya masih sayang dengan dirinya

Tiba tiba Aska pingsan dipelukan Tavia.


Halo kawan, apa kabar?
Semoga baik yaaa

Kira-kira Ini mimpi ga ya?
Apa bener Aska sakit parah?
Yang tau jawabannya komen dong, hehe

Jangan lupa vote yaa

Thankyou All

B6Th [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang