Hai, Bestiee.
Jangan lupa follow akun ini, ya, Bestie
Please, jangan bawa karakter cerita lain ke ceritaku, ya.
Terlihat seorang gadis berlari kecil menuju kelas. Seulas senyum manis menghiasi bibirnya. Sesekali ia bersiul, menandakan perasaannya yang sangat bahagia.
Rambutnya yang ia gerai mengikuti arahan angin. Sesekali ia menyapa orang-orang yang berada di koridor sekolah.
Tepat di depan kelas, kakinya tiba-tiba terhenti. Mata hazel-nya menangkap sosok lelaki yang sedang menyendiri di sudut kelas.
Entah bagaimana, ia selalu terhipnotis oleh paras lelaki itu. Jantungnya kian berdetak karuan, senyum di bibirnya pun makin mengembang bahagia.
Lelaki itu, terlihat sedang fokus mengerjakan soal-soal di buku, sesekali mulutnya berkomat-kamit melafalkan rumus yang ada di kepalanya.
Perlahan, ia mendekati sosok lelaki yang sedang menjadi pusat perhatiannya. Entah benar-benar fokus belajar atau tidak, yang jelas lelaki itu tak menyadari kehadirannya.
"Alvaro."
Hening, sosok lelaki yang bernama Alvaro itu tak menjawab, bahkan ia tak menoleh sedikit pun.
"Alvaro."
Gadis itu tetap memanggilnya sekali lagi. Namun, hasilnya tetap sama. Ia menarik napas dan mengembuskannya secara perlahan.
Dengan memberanikan diri, ia menarik buku yang sedang dikerjakan lelaki itu.
"Alicia, balikin!" Alvaro berucap dengan wajah yang kesal. Alicia yang melihat itu dibuat tertawa, pasalnya wajah lelaki itu terlihat sangat menggemaskan di matanya.
Alicia menggeleng, menandakan ia tak akan mengembalikan buku tersebut.
"Balikin atau gue ambil paksa?"
"Galak banget, sih, Va." Alicia menatap buku yang ia pegang dan mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang tak diberi lollipop.
Seulas senyum tipis terukir di bibir lelaki dingin tersebut. Untuk pertama kalinya, lelaki itu tersenyum karena tingkah gadis yang ada di depannya ini.
"Tuh, aku balikin." Alicia meletakkan buku Alvaro di atas meja dan pergi meninggalkannya. Namun, baru beberapa langkah ia kembali memutar tubuhnya dan menatap Alvaro.
"Va, aku suka sama kamu," ucap Alicia ragu-ragu. Tangannya meremas ujung rok yang sedang ia pakai. Jantungnya berdetak tak karuan, netranya masih setia menatap Alvaro yang diam saja.
Alvaro sedikit terkejut mendapat pengakuan yang begitu tiba-tiba. Terlebih pengakuan itu dari Alicia sahabat masa kecilnya
"Va, kok, kamu diem aja, sih? Kamu suka sama aku juga?" ucap Alicia dengan polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT
Teen FictionBagi Alicia, Alvaro adalah dunianya. Sementara bagi Alvaro, Alicia adalah rumahnya. Alicia berpikir, kisah cintanya bisa menjadi sederhana. Tentang dua sahabat yang kemudian jatuh cinta. Namun, semesta tidak menakdirkan sesederhana itu. Ketika wakt...