Bab 8

4.8K 244 14
                                    

Kakashi pov.

Kakashi memainkan gelas wine yang ada di tangannya, matanya menatap ke arah luar jendela. Saat ini dirinya sedang ada di kamar dan tidak keluar dari sana sejak makan bersama dengan keluarganya, entah apa yang membuatnya ingin tetap di kamar. Mungkin karena pertanyaan Neneknya yang terlalu mengusik pikiran.

Kakashi juga sebenarnya ingin memiliki anak, siapa yang tidak mau memiliki seorang penerus? Semua pria dewasa mau hal ini, tapi dirinya bisa apa? Rin belum mau mempunyai anak darinya, Rin terlalu nyaman dengan hidupnya yang bergantung pada kekasihnya itu. Dirinya tidak bisa memaksa dan mungkin tidak akan.

[Aku sudah berjanji, selama Rin Bahagia. Maka aku juga akan bahagia, tapi sekarang bagaimana? ucapan Ibuku yang juga sudah mengancam, membuat sisi pria dalam diriku bangkit. Aku ingin sekali bisa mewujudkan keinginan ibu, tapi Aku tidak punya kendali penuh atas Rin.]

Kami suami istri, namun kami seperti orang asing di dalam rumah tangga sendiri.
Suara pintu yang terbuka, membuatku menengok sebentar dan melihat siapa yang datang. Ternyata Rin,  dia masuk sambil membawakan susu coklat hangat untukku. dia sangat tau bahwa aku suka susu hangat ketika ingin tidur malam.

Sebenarnya Rin sangat tau tentangku, tapi mungkin dia tidak tau, bahwa aku juga sangat ingin dia tau, tentang keinginan terbesar dalam hatiku.

"Minumlah, Jangan terlalu banyak pikiran. Otakmu itu terlalu kecil untuk memikirkan semuanya, kita bisa membuat anak dan memberikan keturunan untuk keluarga Hatake. itu hal yang mudah Kakashi, kenapa harus kau pikirkan?." Kata kata Rin membuatku mengangkat sebelah alis bingung.

Apa maksudnya? Aku mengambil gelas yang berisi susu hangat, aku meminumnya dengan cepat dan menghabiskannya hingga tak tersisa. Lalu memberikan gelas kosong itu pada Rin lagi.

"Kau mau hamil?." Tanyaku tanpa basa-basi, lalu aku melihat senyum di bibirnya dan anggukan kepalanya.

"Kau yakin?." Tanyaku sekali lagi, aku tidak mau memaksa Rin. Aku terlalu mencintai dia hingga rasanya aku tidak masalah di jadikan yang kedua, selama aku bisa terus bersamanya.

"Apakah aku terlihat tidak yakin? Aku akan hamil, sebelum ulang tahun pernikahan kita. Aku akan memberikan kau anak yang tampan dan cantik, kita bisa buat banyak anak. Tapi sebelum itu, apakah aku boleh berbicara lebih dulu pada kekasihku?." Tanya Rin, aku yang mendengar hal itu tentu saja langsung mengangguk setuju.

"Beritahu dia, aku tidak mau kau dan kekasihmu bertengkar lagi. Aku akan menunggu sampai waktunya tiba, Oke?." Aku mengelus lembut rambutnya, satu beban ku terasa terangkat karena perkataan Rin yang sangat indah.

Dia hanya berkata akan hamil, tapi aku sudah langsung begitu bahagia. aku dengannya memang mengenal sejak kuliah, kami sangat dekat dan bisa saling mengerti satu sama lain. Aku tidak pernah tau
kenapa dia bisa sangat menyukai pria itu, karena aku tidak pernah melihat soal kepribadian Sex-nya, jika aku bisa tau lebih awal.

Mungkin sudah sejak dulu aku dan
Rin punya anak. karena aku akan membawanya ke psikiater dan membuatnya kembali, menjadi kepribadiannya yang sesungguhnya.

Tapi sekarang aku sudah tidak mau menyesali itu semua, aku mau terus bersamanya dan memeluknya. Karena sekarang Rin juga sudah mau hamil anakku, hanya perlu menunggu waktu itu tiba. Maka
Rin akan benar-benar menjadi istriku sepenuhnya.

"Baiklah, akan aku beritahu nanti. Akhir pekan ini kau akan kemana? aku mau pergi bersama teman-temanku untuk ke Swiss beberapa hari, tidak apa kan aku tinggal?." tanya Rin.

Lagi... Baru saja aku senang dengan apa yang dia katakan sebelumnya. Tapi sekarang Rin sudah meminta hal lain untuk meninggalkan aku. Akhir pekan? Kurasa aku tidak akan sendirian akhir pekan ini, aku sudah punya janji temu dengan salah satu pria bernama Naruto. Tak masalah jika memang Rin tidak ada di sampingku.

"Tidak masalah, pergilah bersama teman-temanmu. Aku akan di rumah saja membaca buku." kataku sedikit berbohong.

"Kau yakin? Tidak biasanya kau memperbolehkan aku pergi saat akhir pekan. Biasanya kau akan membuat drama yang bisa menahan ku di sisimu. Kenapa? apakah kau sudah menemukan wanita atau pria yang baik?." Pertanyaan Rin terlalu banyak, aku hanya tersenyum saja dan mengacak rambutnya dengan gemas.

"Aku tidak menemukan wanita ataupun pria, untuk apa aku mencari-cari wanita ataupun pria di luar sana? jika di depanku sudah ada wanita yang aku butuhkan. Aku hanya ingin kau bahagia, aku tau saat nanti kita akan memiliki anak. kau pasti akan sibuk di rumah dan mengurus anak-anakmu, tidak ada waktu keluar rumah dan juga bertemu teman-temanmu saat ini. Jadi sekarang, kau boleh melakukan apapun. Aku tidak akan melarangnya." kataku dengan jujur, aku memang punya janji temu dengan pria lain. Tapi sebenarnya aku juga mau Rin bahagia sebelum dia benar-benar hamil nantinya.

Aku tau, saat wanita sudah hamil. Dia akan fokus pada tubuhnya sendiri dan melupakan semua keadaan yang ada di luar, bahkan mungkin kerjaan mereka hanya tidur dan makan. Beberapa kasus yang di jelaskan temanku adalah wanita akan malas keluar rumah setelah hamil. Aku tidak mau Rin stress, jadi biarkan dia membuat pikirannya lebih rileks setelah bertemu teman-temannya nanti.

"Terimakasih Kakashi, kau baik sekali. oh ya, aku pinjam kartu kredit milikmu ya... Aku mau mentraktir teman-temanku, aku mau sampaikan kabar gembira pada mereka dan katakan bahwa aku akan segera hamil. memberikan sedikit sedekah tidak masalah kan?." Tanya Rin, aku lagi lagi mengangguk dan kemudian mengeluarkan satu kartu sakti dari dalam dompetku.

Aku memberikannya pada Rin, aku melihat wajah bahagia yang dia tampilkan. Rin memang sangat senang berfoya-foya dan mentraktir teman-temannya, aku tidak masalah dengan itu. Selama dia senang, maka aku juga akan senang.

"Ahhhh!! kau yang terbaik sayangku! sini! Cium dulu!. Rin menarik kepalaku dan langsung mencium bibirku dengan cepat, aku yang merasakan ciuman itu hanya bisa tertawa kecil. Dia sangat lucu ketika bahagia, lihat bagaimana senyumannya yang begitu lepas dan sangat energik. Aku semakin mencintainya.

"kalau begitu aku keluar ya, aku mau pesan hotel paling mahal! Teman-temanku pasti akan sangat senang mendengar berita baik dariku. Aku pergi ya, kau langsung tidur saja. Selamat malam sayangku.." Rin membawa gelas kosong dan Kartu sakti milikku, dia berlari kecil keluar dari kamar. Aku yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala lucu.

"Dasar.. Dia begitu bahagia sekarang, membuat wanita bahagia memang sangat mudah ya.", Kataku pelan, aku melihat lagi jendela yang ada di depanku dan tertawa kecil.

Semoga saja ini adalah awal yang baik untukku dan juga Rin. Semoga setelah mendapatkan anak nanti, Rin akan berubah dan bisa mencintaiku.



ℕ𝕓:𝕒𝕕𝕦𝕚𝕙, 𝕂𝕒𝕜𝕒𝕤𝕙𝕚 𝕛𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕥𝕖𝕣𝕝𝕒𝕝𝕦 𝕞𝕖𝕟𝕔𝕚𝕟𝕥𝕒𝕚 𝕣𝕚𝕟 𝕔𝕦𝕜𝕦𝕡 ℕ𝕒𝕣𝕦𝕥𝕠 𝕒𝕛𝕒 𝕡𝕝𝕚𝕤𝕤.𝔸𝕜𝕦 𝕒𝕛𝕒 𝕪𝕘 𝕟𝕘𝕖𝕥𝕚𝕜 𝕘𝕖𝕞𝕒𝕤 𝕤𝕖𝕟𝕕𝕚𝕣𝕚 𝕕𝕖𝕙😭

(𝘽𝙡) kakanaru "hasrat"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang